Wukuf di Arafah 2025: Jutaan Jemaah Haji Berkumpul di Tengah Cuaca Ekstrem

wukuf arafah
Suasana menjelang wukuf di sekitar Masjid Namirah. Di masjid ini Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah terakhirnya pada saat haji wada'. Namun, penting untuk dicatat bahwa Wadi Uranah tidak termasuk dalam batas wilayah Arafah yang sah untuk wukuf. Sebagian besar area depan Masjid Namirah berada di luar batas Arafah, sementara bagian belakangnya masuk ke dalam wilayah Arafah. (Foto:smartrt.news/tangkapan layar live Makkah)

Smartrt.news, ARAFAH,– Hari ini, Kamis (5/6/2025), jutaan jemaah haji dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, menandai puncak ibadah haji tahun ini.

Prosesi wukuf dimulai setelah masuk waktu Zuhur sekitar pukul 12.20 Waktu Arab Saudi. Di tenda misi haji Indonesia, khotbah wukuf disampaikan oleh Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori dengan tema “Wukuf di Arafah: Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan”

Menteri Agama Nasaruddin Umar dijadwalkan memberikan sambutan sebelum dimulainya prosesi wukuf, diikuti oleh Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal. Setelah wukuf, jemaah haji Indonesia secara bertahap akan diberangkatkan ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 Waktu Arab Saudi atau setelah Magrib.

 Cuaca ekstrem dengan suhu tinggi melanda Arab Saudi selama pelaksanaan wukuf. Menteri Haji Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, mengimbau jemaah agar tidak keluar dari tenda antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat untuk menghindari risiko kesehatan akibat panas ekstrem.

Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan lebih dari 3.000 bus untuk mengangkut jemaah haji ke Arafah. Bus-bus tersebut diberangkatkan sesuai dengan jadwal dari syarikah dengan tiga gelombang keberangkatan .

Menariknya, Arab Saudi memberikan hak istimewa kepada Indonesia dengan mengizinkan ambulans milik Indonesia masuk langsung ke area tenda di Arafah dan Mina—fasilitas yang tidak dimiliki negara lain. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut ini sebagai bentuk perhatian istimewa untuk jemaah Indonesia.

Persiapan Pemerintah Arab Saudi 

1. Kunjungan Menteri untuk Meninjau Kesiapan

Pada Rabu, 4 Juni 2025, Menteri Haji dan Umrah, Tawfiq Al-Rabiah, bersama Menteri Kesehatan, Fahad Al-Jalajel, melakukan inspeksi langsung ke Arafah. Mereka meninjau kesiapan tenda-tenda jemaah, fasilitas kesehatan, dan layanan pendukung lainnya untuk memastikan kelancaran pelaksanaan wukuf.

2. Mobilisasi Lintas Kementerian dan Lembaga

Lebih dari 40 lembaga pemerintah dan sekitar 250.000 petugas dikerahkan untuk mendukung pelaksanaan Haji tahun ini. Tugas mereka mencakup pengaturan lalu lintas, pengawasan keamanan, layanan kesehatan, serta pengelolaan logistik dan teknologi.

3. Peningkatan Layanan Kesehatan dan Penanganan Cuaca Ekstrem

Sebagai respons terhadap suhu tinggi yang mencapai 41°C, pemerintah menanam 10.000 pohon untuk menyediakan area teduh, menambah kapasitas tempat tidur rumah sakit, dan melipatgandakan jumlah paramedis. Selain itu, kipas angin dengan semprotan air dipasang di sekitar Arafah untuk membantu mendinginkan area.

4. Penggunaan Teknologi Canggih

Arab Saudi menerapkan teknologi mutakhir seperti drone berbasis AI untuk pengawasan kerumunan dan penegakan kebijakan “Tidak Ada Haji Tanpa Izin”. Selain itu, sistem pendingin udara terbesar di dunia dipasang di Masjidil Haram untuk mengatasi suhu ekstrem.

5. Penegakan Ketat terhadap Jemaah Tanpa Izin

Lebih dari 269.000 individu tanpa izin resmi dicegah memasuki Mekkah. Pelanggar dapat dikenai denda hingga $5.000 dan larangan masuk selama 10 tahun. Langkah ini diambil untuk menghindari kepadatan berlebih dan memastikan keselamatan jemaah.

6. Inisiatif ‘Makkah Route’ untuk Mempermudah Proses Imigrasi

Program ‘Makkah Route’ memungkinkan jemaah dari negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Pakistan menyelesaikan proses imigrasi di bandara asal mereka, sehingga mempercepat proses kedatangan di Arab Saudi.

 Identitas Wajib Jemaah Haji

Kartu Nusuk merupakan identitas digital resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sejak 2024. Kartu ini berbentuk fisik berbahan PVC berukuran panjang, dengan dominasi warna putih-cokelat, berisi foto jemaah, kode QR, dan nomor visa. Fungsi utamanya adalah sebagai verifikasi jemaah resmi untuk mencegah masuknya jemaah ilegal.

Setibanya di hotel, Kartu Nusuk akan dibagikan maksimal dalam waktu 1×24 jam oleh syarikah atau perusahaan penyedia layanan haji. Proses distribusi disertai pemotretan sebagai bukti serah terima. Kartu ini harus selalu dikalungkan oleh jemaah ke manapun mereka pergi, karena menjadi tiket utama untuk seluruh proses ibadah haji, termasuk akses ke Makkah, Masjidil Haram, dan area Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina).

Kendala Distribusi dan Solusi Pemerintah

Hingga akhir Mei 2025, dari sekitar 180.092 jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Arab Saudi, sebanyak 170.018 jemaah telah menerima Kartu Nusuk. Namun, masih terdapat sekitar 10.000 jemaah yang belum menerima kartu tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah membentuk Operation Room Akselerasi Distribusi dan menunjuk penanggung jawab khusus di tingkat sektor dan daerah kerja untuk mempercepat distribusi kartu .

Sementara itu, bagi jemaah yang belum menerima Kartu Nusuk, pihak syarikah telah menyediakan identitas pendukung lain seperti kartu yang dikalungkan dan gelang sebagai penanda. Jemaah juga telah dibekali identitas resmi dari Kementerian Agama dan PPIH yang biasanya dikalungkan selama beraktivitas. Identitas-identitas tersebut bisa menjadi backup yang cukup kuat bahwa mereka adalah jemaah haji resmi.

Imbauan kepada Jemaah

Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi, menekankan pentingnya Kartu Nusuk bagi jemaah haji. Ia menyebut kartu ini sebagai “nyawa kedua” jemaah, bahkan lebih penting daripada paspor dalam konteks operasional ibadah haji. Jemaah diimbau untuk selalu menjaga dan mengalungkan Kartu Nusuk ke manapun mereka pergi, karena kartu ini menjadi tiket utama untuk seluruh proses ibadah haji .

Tahapan Pelaksanaan Wukuf di Arafah

wukuf arafah

Kotbah wukuf di Masjid Namirah mengawali pelaksanaan wukuf di padang arafah Kamis 2025.(Foto: tangkapan layar Makkah Live)

Wukuf di Arafah adalah rukun utama haji yang dilaksanakan pada 9 Zulhijah. Pelaksanaannya mengikuti tata cara yang sudah ditetapkan dalam syariat Islam dan dikelola secara terstruktur oleh otoritas Arab Saudi. Berikut tahapan-tahapan wukuf secara umum:

1. Persiapan dan Pemberangkatan ke Arafah (sebelum Zuhur)

  • Jemaah diberangkatkan dari hotel atau tenda mereka di Makkah menuju Padang Arafah sejak pagi hari tanggal 9 Zulhijah.
  • Pemerintah Arab Saudi biasanya mulai mengatur pergerakan bus ke Arafah sejak pukul 05.00 pagi waktu setempat.
  • Setibanya di Arafah, jemaah menempati tenda-tenda yang telah disiapkan dan beristirahat sambil memperbanyak zikir, doa, dan tilawah Al-Qur’an.

2. Masuk Waktu Zuhur: Khotbah Wukuf

  • Sekitar pukul 12.20 waktu Arab Saudi, kegiatan inti wukuf dimulai.
  • Khotbah wukuf disampaikan oleh imam yang ditunjuk, biasanya dari Kementerian Haji atau tokoh agama dari negara tertentu (untuk jemaah Indonesia, biasanya tokoh NU/MUI ditunjuk untuk menyampaikan khotbah di tenda misi).
  • Tema khotbah biasanya seputar tauhid, taubat, ukhuwah Islamiyah, dan penguatan spiritualitas haji.

3. Salat Zuhur dan Asar Dijamak-Qashar

  • Setelah khotbah, jemaah melaksanakan salat Zuhur dan Asar secara jamak takdim dan qashar (2 rakaat + 2 rakaat sekaligus).
  • Salat dilakukan secara berjamaah di bawah imam yang sama dengan khotbah.

4. Waktu Wukuf: Berdiam dan Berdoa di Arafah

  • Setelah salat, jemaah dianjurkan untuk memperbanyak:
    • Doa-doa personal dan permohonan ampun
    • Zikir dan tafakur
    • Membaca Al-Qur’an
  • Ini adalah momen paling sakral dalam haji. Nabi Muhammad SAW bersabda:
    “Haji adalah wukuf di Arafah” (HR. Abu Daud).
  • Wukuf bisa dilakukan dari setelah Zuhur hingga Maghrib, bahkan cukup sekadar hadir di Arafah walau sesaat sebelum Maghrib bagi yang terlambat.

5. Berangkat ke Muzdalifah Setelah Maghrib

  • Saat matahari terbenam (sekitar pukul 18.50 waktu Arab Saudi), jemaah tidak salat Maghrib di Arafah, tetapi langsung diberangkatkan ke Muzdalifah.
  • Di Muzdalifah, jemaah salat Maghrib dan Isya dijamak dan qashar, lalu menginap (mabit) dan mengumpulkan batu kerikil untuk lempar jumrah keesokan harinya.

Apa Itu Safari Wukuf?

Safari Wukuf adalah skema yang memungkinkan jemaah haji dengan kondisi kesehatan terbatas untuk tetap hadir di Arafah pada 9 Zulhijah. Mereka diantar menggunakan bus atau ambulans khusus, tetap berada di dalam kendaraan selama wukuf, dan didampingi oleh tenaga medis serta petugas ibadah. Setelah waktu wukuf selesai, mereka kembali ke hotel transit atau fasilitas kesehatan untuk pemulihan.

Data Jemaah Indonesia Peserta Safari Wukuf 2025

  • Total jemaah risiko tinggi (risti) yang terdata oleh Kementerian Agama RI mencapai sekitar 3.500 orang, termasuk lansia, disabilitas, dan penderita komorbid berat.
  • Dari jumlah tersebut, sekitar 500 jemaah dengan kondisi paling berat diprioritaskan untuk mengikuti Safari Wukuf.
  • Sebanyak 250–300 jemaah yang dirawat di rumah sakit dan tidak memungkinkan untuk mengikuti Safari Wukuf akan menjalani badal haji, yaitu ibadah haji yang diwakilkan oleh orang lain.
  • Pemerintah Arab Saudi menunjukkan perhatian khusus dengan menanggung biaya badal haji bagi jemaah Indonesia yang tidak dapat melaksanakan wukuf secara langsung.

Proses dan Pendampingan

  • Hotel Transit: Jemaah peserta Safari Wukuf ditempatkan di hotel transit dekat Arafah, seperti Hotel Asila Al Andalus, untuk memudahkan koordinasi dan persiapan sebelum wukuf.
  • Pendampingan: Setiap jemaah mendapatkan pendampingan dari tim medis, pembimbing ibadah, dan petugas layanan lansia untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran ibadah.
  • Kriteria Peserta: Jemaah yang tidak dapat melakukan aktivitas dasar secara mandiri, seperti makan, minum, atau berjalan, serta mereka yang memiliki kondisi kesehatan serius, masuk dalam prioritas Safari Wukuf.

KH Abdul Moqsith Ghazali (Mustasyar Diny PPIH Arab Saudi)

KH Abdul Moqsith Ghazali menekankan bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji. Beliau menyatakan, “Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa haji adalah Arafah. Maka Arafah ini menjadi bagian terpenting dari seluruh rangkaian haji.”

Beliau juga menambahkan bahwa semua jemaah, baik yang sehat maupun sakit, tetap wajib hadir di Arafah. Bagi jemaah yang uzur atau sakit, PPIH telah menyiapkan skema safari wukuf, menunjukkan betapa pentingnya wukuf di Arafah.

Prof. Dr. Akhyak, M.Ag (UIN Alauddin Makassar)

Prof. Dr. Akhyak menjelaskan bahwa wukuf di Arafah merupakan puncak ritual ibadah haji dan menjadi salah satu rukun haji yang jika ditinggalkan, hajinya tidak sah. Beliau menyatakan bahwa wukuf mengajarkan manusia untuk sejenak meninggalkan aktivitas duniawi agar bisa melakukan perenungan jati diri.

Secara fisik, tubuh jemaah haji berhenti di Padang Arafah, lalu jiwa-spiritual mereka naik menemui Allah SWT. Wukuf di Padang Arafah memberikan rasa keharuan dan menyadarkan mereka akan yaumul mahsyar, di mana manusia diminta untuk mempertanggungjawabkan segala yang telah dikerjakannya selama di dunia.

Imam Fakhruddin Ar-Razi (Ulama Tafsir)

Imam Ar-Razi menyampaikan bahwa Arafah memiliki beberapa makna penting. Pertama, sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah berpisah ratusan tahun. Kedua, sebagai tempat di mana Malaikat Jibril memperkenalkan tata cara ibadah haji kepada Nabi Ibrahim.

Ketiga, sebagai tempat di mana Nabi Ibrahim mengetahui kebenaran mimpinya untuk menyembelih putranya, Ismail. Keempat, sebagai tempat di mana orang-orang haji diberitahu tentang ampunan dan rahmat dari Allah. Makna-makna ini menunjukkan bahwa Arafah adalah tempat pengakuan, pertemuan, dan pengampunan.

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: berbagai sumber)

Tinggalkan Komentar