Warga Ngeluh Motor Brebet, DPRD Kaltim ke Pertamina: Bapak Enggak Ada Empatinya

Ayub
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin. (dok.pri)

SMARTRT.NEWS –  Ketua Fraksi Golkar DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin, merasa kesal atas sikap pihak Pertamina yang merespon dugaan kasus BBM oplosan tanpa empati. Padahal banyak warga Kaltim yang mengeluhkan kondisi motor brebet atau tersendat, usai mengisi BBM di SPBU.

Melalui akun pribadinya, pada Kamis (10/4/2025), ia mengunggah video Rapat Dengar Pendapat antara DPRD Kaltim dengan Pertamina. Video itu menjadi viral dan mengundang pelbagai dukungan netizen.

Ia menilai Pertamina kehilangan empati terhadap warga Kaltim, yang mengeluhkan motor brebet, usai mengisi BBM di sejumlah SPBU di Kaltim.

Ayub, sapaan karib Husni Fachruddin, mempersoalkan sikap Pertamina yang menurutnya tidak punya rasa bersalah dalam persoalan ini. Padahal sudah banyak bukti pengendara motor di Kaltim, yang tersendat bahkan motornya mati setelah keluar dari SPBU.

Keluhan pengendara ini juga merata di beberapa daerah, dari Samarinda, Balikpapan sampai Kukar.

“Jangan senyum-senyum, Pak. Bapak digaji tinggi, puluhan juta per bulan. Itu (ojek online) Pak Rp 50 ribu, Rp 100 ribu sehari kerja mati-matian. Bapak nggak ada empati untuk menyatakan ganti, walaupun satu orang pak,” tegas Ayub, kepada perwakilan Pertamina.

Ayub mengaku miris lantaran tidak ada satu pun pernyataan Pertamina yang akan mengganti kerusakan motor karena dugaan BBM Oplosan.

Psikologis Tak Mau Mengaku Salah

“Tidak ada statement bapak sekali pun menyatakan ketika ada ibu yang tak dapat bekerja, akan mengganti. Enggak ada statement itu,” sesalnya. Ia pun akan mengambil alih ganti rugi untuk membantu para pengendara yang menjadi korban dugaan BBM oplos.

“Saya akan ganti itu kerusakannya, bapak enggak ada empati untuk menyatakan ganti. Walaupun satu orang, Pak. Enggak ada empati yang muncul, Pak. Enggak ada spontanitas bapak sebagai pejabat Pertamina untuk mengganti itu. Kita DPRD siap ganti,Pak,” tegasnya.

Ia mengatakan psikologis pihak Pertamina tetap mempertahankan egoisme tidak bersalah. “Padahal nyata-nyata pihak Bapak salah. Tapi belum tahu dimana letak kesalahannya,” tegas Ayub. Ia menyarankan pada Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud untuk membawa masalah ini ke pihak kementerian terkait.

Customer Sevice bengkel Astra Motor Km 3,5 Mahmuda, mengakui pengendara yang servis di bengkelnya meningkat. Kalau reguler biasanya 30 unit per hari. Saat kasus dugaan BBM oplosan, meningkat menjadi 50 an unit per hari.

Menurutnya, mulai pertengahan Ramadhan sampai sekarang banyak pengendara mengeluhkan motornya yang tersendat. Mereka mengeluh motornya mogok usai mengisi BBM jenis Pertamax.

Ia bilang, kerusakan terbanyak lantaran motor pelanggan mereka tersendat. “Iya keluhannya habis ngisi BBM,” imbuhnya. Namun, ia tak tahu pelanggannya habis mengisi BBM di SPBU daerah mana.

Tinggalkan Komentar