Universitas Mulia Loloskan 55 Proposal Hibah Penelitian dan Pengabdian 2025

Oleh editor johan pada 20 Jul 2025, 02:30 WIB
Universitas Mulia (foto : FB Universitas Mulia)

Universitas Mulia (foto : FB Universitas Mulia)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Suasana awal semester di Universitas Mulia kembali diwarnai semangat baru. Bukan karena tahun ajaran baru, melainkan karena sebuah pengumuman penting yang menandai geliat kampus technopreneur ini dalam riset dan pengabdian kepada masyarakat.

Pada 17 Juli 2025, Lembaga Pengembangan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia secara resmi mengumumkan 55 proposal penelitian dan pengabdian masyarakat yang berhasil lolos seleksi pendanaan internal DIPA tahun 2025.

Bukan sekadar daftar nama, surat No. 127/Int-UM/LPPM/VII/2025 ini menjadi semacam “peta jalan” inovasi kampus menuju kontribusi yang lebih luas, lokal hingga global.

Dari Keamanan Siber hingga AI untuk Bahasa Isyarat

Dari total 36 proposal penelitian dan 19 pengabdian yang disetujui, terlihat jelas keberanian dan arah strategis kampus dalam menjawab tantangan zaman. Judul-judul yang terpilih mencerminkan komitmen Universitas Mulia untuk menjadi bagian dari percakapan global di bidang teknologi, pendidikan, hingga sosial.

Salah satunya adalah “A Proactive ARP Spoofing Detection Model using Machine Learning”, riset yang menyasar problematika keamanan siber yang kian kompleks. Ada juga “Empowering Educators in the AI Era” yang menyoroti kesiapan pendidik menghadapi disrupsi kecerdasan buatan.

Yang tak kalah menarik, sebuah proposal riset bertajuk “Indonesian Sign Language (BISINDO) Recognition based on Deep Learning” menyajikan solusi konkret bagi komunitas tuli, memanfaatkan AI untuk menerjemahkan bahasa isyarat Indonesia secara otomatis.

Riset-riset ini bukan hanya langkah akademik — tapi menjadi bukti bahwa ide-ide dari kampus di Balikpapan pun bisa bicara di panggung inovasi global.

Tidak Sekadar Meneliti, Tapi Mengubah

Namun Universitas Mulia tidak berhenti di ranah laboratorium. Pada sisi pengabdian, proposal seperti “Pelatihan Daya Saing UMKM Lewat Media Sosial”, “Pemberdayaan Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus”, hingga “Transformasi Pembelajaran Berbasis AI bagi Guru Sekolah” menunjukkan bahwa semangat tridarma di kampus ini bukan hanya jargon.

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menjembatani ilmu dan praktik, menjadikan penelitian sebagai alat pemberdayaan — bukan sekadar publikasi.

Riset sebagai Budaya, Bukan Proyek Tahunan

Menurut Djumhadi, S.T., M.Kom., Dekan Fakultas Ilmu Komputer, hibah internal ini dirancang bukan sekadar menjadi program musiman, melainkan bagian dari kultur akademik jangka panjang.

Setiap proposal yang didanai diwajibkan menghasilkan luaran konkret: publikasi di jurnal nasional/internasional, pengajuan HKI, hingga penguatan jejaring industri dan masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris LPPM, Henny Okta Piyani, S.E., M.Ak., menegaskan bahwa tahapan selanjutnya bagi para dosen penerima hibah adalah penandatanganan kontrak dan pelaksanaan sesuai kalender LPPM 2025.

“Kami usahakan secepatnya untuk tahapan tanda tangan kontrak. Kami juga ingatkan agar seluruh kegiatan dan pelaporan dilakukan secara tertib dan tepat waktu,” pesannya.

Kampus, Inovasi, dan Masa Depan

Dalam ekosistem akademik yang terus berubah, Universitas Mulia menempatkan dirinya bukan sekadar sebagai tempat belajar, tetapi sebagai inkubator gagasan, laboratorium perubahan, dan ruang aman untuk bereksperimen demi masa depan yang lebih baik.

Dengan pendanaan ini, para dosen tidak hanya diberi mandat, tetapi juga kepercayaan untuk menjadikan riset sebagai jembatan antara keilmuan dan solusi nyata.

Dan untuk para mahasiswa, inilah momen pembelajaran sesungguhnya: melihat bahwa dari ruang kelas yang sederhana di Balikpapan, mereka bisa ikut menyusun mozaik inovasi dunia.