Temuan Mengejutkan Program CKG: Hipertensi, Obesitas, dan Diabetes di Kalangan Civitas Akademika
Diterbitkan 23 Mei 2025, 17:30 WIB

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat meninjau pelaksanaan program cek kesehatan gratis di Universitas Indonesia (Foto : Kemenkes)
Smartrt.news, DEPOK – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan temuan mengejutkan dari pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Universitas Indonesia (UI).
Dari lebih dari 500 peserta kalangan Civitas Akademika, mayoritas yang diperiksa menunjukkan prevalensi tinggi hipertensi, obesitas, dan diabetes, bahkan di kalangan mahasiswa dan staf yang secara fisik tergolong aktif.
“Fakta bahwa kampus ternama seperti UI menunjukkan risiko kesehatan yang tinggi adalah alarm serius bagi kita semua,” tegas Dante saat meninjau langsung pelaksanaan CKG di Kampus UI, Depok, Jumat 23 Mei 2025.
Deteksi Dini Jadi Prioritas, Peserta Langsung Dirujuk
Mereka yang terdeteksi memiliki faktor risiko akan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lanjutan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes dan hipertensi, yang selama ini menjadi beban besar dalam sistem kesehatan nasional.
“Jika kita bisa identifikasi sejak awal, kita bisa cegah komplikasi. Ini lebih murah dan jauh lebih efektif,” jelas Dante.
Program CKG menjadikan UI sebagai lokasi percontohan nasional, sebelum diperluas ke berbagai kampus dan komunitas di seluruh Indonesia.
Kemenkes menargetkan program ini sebagai gerakan nasional berbasis komunitas yang memperkuat pilar promotif dan preventif dalam sistem kesehatan.
“Ini bukan sekadar skrining, ini adalah gerakan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga kesehatannya,” ujar Prof. Dante.
Program CKG Sasar Semua Usia
CKG dirancang inklusif bagi semua usia dengan pendekatan berbasis siklus hidup. Anak sekolah menjalani pemeriksaan mengikuti kalender akademik, sementara mahasiswa diperiksa di awal masa kuliah.
Pemeriksaan meliputi tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT), kadar gula darah, dan risiko metabolik lainnya.
“Tujuannya adalah membangun budaya sadar kesehatan sejak usia dini,” tambahnya.
Program ini dilengkapi dengan edukasi gaya hidup sehat, pelatihan kebugaran dasar, dan monitoring jangka panjang. Hal ini sejalan dengan misi Kemenkes menurunkan biaya pengobatan nasional yang selama ini terserap untuk penyakit berat.
“Mengobati serangan jantung jauh lebih mahal daripada mencegahnya. CKG adalah investasi kesehatan jangka panjang bagi bangsa,” tegas Prof. Dante.
Banyak yang Baru Sadar Risiko Kesehatannya
Banyak peserta mengaku baru pertama kali menyadari kondisi kesehatannya setelah mengikuti CKG. Seorang mahasiswa mengaku kaget saat mengetahui tekanan darahnya tinggi.
“Kalau tidak ikut program ini, mungkin saya tidak tahu sampai sudah terlambat,” ujarnya.
Program Cek Kesehatan Gratis bukan hanya pemeriksaan rutin, melainkan bagian dari revolusi kesehatan nasional yang menekankan pendekatan komunitas, edukasi berkelanjutan, dan deteksi dini PTM.
Kementerian Kesehatan optimistis, program ini bisa menjadi kunci menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, sadar risiko, dan produktif.
(Tim Semartrt.news/Johan/Sumber ; Kemenkes)