Tausiah Ramadhan Universitas Mulia, Ingatkan Seruan Kubur

SMARTRT.NEWS – Untuk memaksimalkan ibadah shaum di bulan Suci ini, Universitas Mulia Balikpapan menggelar pengajian bersama bertajuk: Tausiah Ramadhan. Agenda ini dijadwalkan akan berlangsung setiap Senin hingga Kamis pukul 11.00 – 12.00 WITA.
Tausiah Ramadhan pada Selasa, turut hadir Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi beserta jajaran dan akademisi lainnya.
Sebagai penceramah kali ini Dr. Sudarmo yang membahas ihwal rukun dan Syarat wajib puasa Ramadhan. Ia turut menukil kitab Daqoiqul Akhbar, yakni kitab yang membahas pelbagai informasi ghaib yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Kitab ini ditulis Syekh Abdurrahman bin Ahmad al-Qadhi.
Dalam kitab tersebut, Dr. Sudarmo menyampaikan bagaimana kubur menyeru kepada manusia sebanyak lima kali sehari.
“Tujuannya untuk mengingatkan agar bersiap menghadapi kehidupan setelah mati,” pesan Dr. Sudarmo.
Berikut lima seruan kubur dan cara menjawabnya:
“Saya adalah rumah kesendirian.” Maka, bawalah teman dari dunia dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an.
“Saya adalah rumah kegelapan.” Maka, bawalah cahaya dengan mendirikan sholat malam.
“Saya adalah rumah tanah.” Maka, bawalah alas tidur dengan memperbanyak amal saleh.
“Saya adalah rumah penuh binatang buas.” Maka, bawalah perisai dengan membaca Basmalah.
“Saya adalah rumah pertanyaan Munkar dan Nakir.” Maka, perbanyak membaca Tahlil atau Laa Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah, agar bisa menjawab pertanyaan malaikat.
Kaitan Puasa Ramadhan dengan Bekal Kematian
Dr. Sudarmo juga mengaitkan ibadah puasa dengan persiapan menghadapi kematian dan kehidupan di alam kubur. Ia mengutip sabda Rasulullah HR. At-Tirmidzi yang berbunyi:
“Kuburan adalah salah satu taman dari taman-taman surga atau salah satu lubang dari lubang-lubang neraka.”
Dalam tausiahnya, Dr. Sudarmo juga menekankan pentingnya memahami esensi puasa. Katanya, puasa tak hanya kewajiban ibadah, tapi juga sebagai sarana meningkatkan kualitas spiritual dan moral.
Dr. Sudarmo mengawali tausiah dengan mengutip Surat Al-Baqarah ayat 183, yang menegaskan kewajiban berpuasa bagi umat Islam.
Yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ia menyampaikan puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga latihan spiritual yang bertujuan membentuk pribadi bertakwa.
Dengan memahami rukun dan syarat wajib puasa, seorang Muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat maksimal dari Ramadan.
Dua Rukun Utama dalam Berpuasa
Dr. Sudarmo juga menjelaskan rukun puasa itu elemen fundamental yang harus dipenuhi agar puasa seseorang dianggap sah. Dua rukun utama dalam berpuasa, yakni:
- Niat Puasa
Niat berpuasa bagian esensial dalam puasa. Tanpa niat, puasa dianggap tidak sah. Niat dapat diucapkan atau cukup dalam hati sebelum waktu Fajar tiba. Berikut lafal niat puasa:
“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.”
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala.” Niat ini dapat dibaca mulai dari malam hari hingga sebelum waktu imsak, beberapa menit sebelum azan Subuh berkumandang.
- Menahan Diri dari Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Rukun kedua menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai terbit Fajar sampai terbenam matahari. Hal ini sesuai Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 187:
“Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.”
Selain menahan makan dan minum, seorang Muslim juga harus menjaga diri dari perkataan dusta, ghibah, perbuatan maksiat, serta emosi yang tidak terkendali, karena dapat mengurangi pahala puasa.
Syarat Wajib Berpuasa
Dr. Sudarmo juga mengingatkan tentang syarat wajib puasa. Selain memenuhi rukun puasa, seorang Muslim harus memenuhi syarat wajib puasa agar ibadahnya sah.
Ia merinci beberapa syarat utama, yakni:
Beragama Islam.
Puasa Ramadan hanya diwajibkan bagi umat Islam.
Balig atau telah dewasa. Puasa diwajibkan bagi mereka yang telah mencapai pubertas.
Berakal Sehat. Orang yang tidak sadar seperti pingsan, mabuk, atau mengalami gangguan mental tidak diwajibkan berpuasa.
Mampu Berpuasa. Orang yang sakit berat, lanjut usia, ibu hamil, menyusui, atau mengalami kondisi yang membahayakan kesehatannya boleh mengganti puasanya dengan fidyah atau puasa di hari lain.
Tidak dalam perjalanan jauh atau musafir. Orang yang sedang melakukan perjalanan jauh boleh berbuka dan mengganti puasanya di lain waktu.
Tidak dalam masa haid atau nifas. Wanita yang menstruasi atau dalam masa nifas tak boleh berpuasa, tetapi wajib menggantinya di hari lain.
Latihan Spritual
Sebagai penutup, Dr. Sudarmo menekankan bahwa puasa Ramadan bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga latihan spiritual untuk mencapai ketakwaan. Ia mengajak jamaah untuk memanfaatkan bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan kesungguhan.
“Semoga kita semua menjalankan ibadah puasa dengan kesadaran penuh, mengharap pahala dari Allah, dan meraih derajat takwa sebagaimana janji-Nya dalam Al-Qur’an,” pesannya.
Menurut Drs. Akhmad Priyanto, koordinator kegiatan tausiah Ramadhan ini bagian pelaksanaan program Amaliah Ramadhan, yang berlangsung setiap Senin hingga Kamis pukul 11.00 – 12.00 WITA.
Adapun pengisi amaliah Ramadhan berdasar dari 15 narasumber berdasarkan jadwal, mulai Selasa (4/3) dan berakhir Kamis (27/3) mendatang. Seluruh narasumber adalah sivitas akademika Universitas Mulia.
BACA JUGA