Tangis di Waduk Wonorejo: Perjalanan Terakhir Ikhsan Adi Bocah Terseret Arus

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Pagi itu, Rabu (28/5/2025), Kabut tipis menggantung di permukaan air Waduk Wonorejo, ketika sekelompok petugas SAR kembali menyisir tepian air dengan penuh harap.

Tak banyak suara. Hanya decit dayung menyentuh permukaan air dan bisik koordinasi di antara anggota tim.

Pukul 07.30 WITA, suasana sunyi itu berubah. Salah satu perahu berhenti. Seorang anggota SAR menunduk ke air, lalu mengangkat sesuatu dalam diam.

Itu jasad kecil, nyaris tak dikenali. Ikhsan Adi, bocah laki-laki berusia 2 tahun yang satu hari sebelumnya dikabarkan terseret arus parit di kawasan Perumahan Sosial RT 76, Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.

Semua berawal pada Selasa (27/5/2025), ketika hujan mengguyur sebagian wilayah Balikpapan. Air mengalir deras di parit belakang rumah warga. Saat itulah Ikhsan, dalam sekejap lengah, menghilang dari pengawasan.

Orangtuanya panik. Tetangga berlarian. Polisi dan BPBD segera dihubungi. Satu jam kemudian, pencarian darurat dimulai. Tapi gelap malam, deras air, dan sempitnya gorong-gorong membuat segalanya jadi sulit.

Hari pertama berakhir tanpa hasil

Di hari kedua, strategi berubah. Waduk Wonorejo, yang diyakini sebagai hilir dari aliran parit tempat Ikhsan terjatuh, menjadi pusat pencarian. Debit air diturunkan, perahu karet diterjunkan, drone diterbangkan. Dan pada pagi hari ketiga, setelah jarak 600 meter disusuri tanpa lelah, mereka menemukannya.

“Korban kita temukan dalam kondisi meninggal dunia. Lokasinya di tengah waduk. Kami langsung menyerahkannya ke keluarga,” ujar Triyanto, salah satu personel Basarnas yang memimpin pencarian.

Operasi SAR resmi ditutup hari itu. Tim yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI AL, dan relawan setempat, dipulangkan. Tapi kenangan tentang Ikhsan dan pelajaran tentang bahaya saluran air yang terbuka di tengah permukiman padat akan terus tinggal di benak banyak orang.***

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: Tim SAR Gabungan)