Taman Ramah Anak Hadir di Balikpapan, Lengkap dengan Ruang Baca Digital

Oleh kontributor Sudarman pada 04 Mei 2025, 11:26 WIB
belajar menggambar

Anak-anak sedang belajar mewarnai di sebuah taman.(Foto:smartrt.news/rama)

Smartrt.news, BALIKPAPAN, – Kota Balikpapan tengah menapaki jalan baru menuju masa depan yang lebih manusiawi dan berkeadilan untuk generasi penerus. Bukan lewat deretan gedung tinggi atau jalan tol megah, melainkan lewat tawa anak-anak yang menggema di antara pohon rindang dan alat permainan warna-warni di sudut-sudut kota.

Itulah visi yang sedang diwujudkan oleh Pemerintah Kota Balikpapan menjadikan kota ini sebagai Kota Layak Anak melalui pembangunan taman ramah anak di setiap kelurahan.

Di balik layar, seorang perempuan bernama Heria Prisni, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), menjadi motor penggerak mimpi besar ini.

Heria tak sekadar bicara soal kebijakan. Ia tahu, jika ingin menjadikan Balikpapan tempat yang aman, nyaman, dan membahagiakan bagi anak-anak, maka harus ada ruang nyata yang bisa dirasakan langsung.

Maka dari itu, ia dan timnya mencanangkan program pembangunan taman ramah anak di enam kecamatan dan 34 kelurahan se-Kota Balikpapan.

Namun, taman-taman yang mereka rancang bukanlah taman biasa. Setiap taman adalah ruang kehidupan yang dirancang dengan hati menjadi tempat anak-anak bebas berekspresi, belajar, berinteraksi, dan tentu saja bermain dengan aman.

Tak tanggung-tanggung, DP3AKB menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam setiap perencanaannya, memastikan semua elemen taman memenuhi standar ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Ketika DLH membangun taman hijau, kami masuk dengan konsep taman ramah anak. Jadi bukan sekadar taman biasa, tapi ada elemen edukasi, perlindungan, dan ruang berekspresi yang sesuai dengan kebutuhan anak,” ujar Heria, Sabtu (3/5/2025).

Ruang Baca Digital Jadi Inovasi Baru

Kini, Balikpapan telah memiliki tiga taman ramah anak yang aktif. Salah satunya, Taman Tiga Generasi di kawasan Balikpapan Selatan, telah menjadi tempat favorit keluarga. Di taman itu, anak-anak bermain di bawah pengawasan, orang tua duduk bersantai di sudut baca, dan udara segar menyelimuti seluruh aktivitas keluarga. Ini bukan hanya tempat bermain, tapi ruang sosial yang hidup dan hangat.

Tapi perjalanan ini tak berhenti di angka tiga. Heria dan timnya ingin lebih. Mereka tengah membangun dan meningkatkan kualitas taman-taman lain dengan berbagai inovasi. Salah satu terobosannya adalah penyediaan ruang baca digital di taman.

Lewat kerja sama dengan Dinas Perpustakaan (Dispukar), setiap taman akan dilengkapi dengan kode QR. Dengan kode ini bisa memindai untuk mengakses ribuan buku digital. Tak hanya itu, akan ada sudut baca lengkap dengan tempat duduk nyaman dan kanopi, menciptakan suasana membaca yang menyenangkan di ruang terbuka.

“Anak-anak tidak hanya bermain, tapi juga bisa membaca dan belajar. Dengan teknologi barcode, mereka bisa membaca buku digital langsung dari gawai mereka. Ini juga menumbuhkan minat baca sejak dini,” kata Heria.

Taman Dirancang dengan Material Aman

Keamanan tentu menjadi perhatian utama. Setiap taman dirancang dengan material aman, peralatan sesuai usia, serta fasilitas dasar seperti pencahayaan, pagar pembatas, toilet, hingga pos pengawasan. DP3AKB bahkan sedang mengurus proses sertifikasi taman ramah anak sesuai standar nasional. Ini sebuah langkah untuk memastikan taman-taman ini benar-benar memenuhi syarat sebagai ruang publik yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

Tak hanya itu, Heria juga menyoroti dampak ekonomi dari taman-taman ini. Di masa kini, ketika hiburan anak sering kali identik dengan mal atau tempat komersial, taman ramah anak hadir sebagai solusi. “Dengan adanya taman seperti ini, orang tua tidak perlu lagi mengeluarkan uang lebih untuk membawa anak ke pusat perbelanjaan. Anak-anak bisa bermain gratis, dekat rumah, dan tetap aman,” jelasnya.

Interaksi sosial yang terjadi di taman pun bukan hal sepele. Di sana, anak-anak belajar berbagi, mengenal perbedaan, dan membentuk kemampuan sosial serta emosional mereka. Sementara itu, orang tua bisa saling bersosialisasi, saling menjaga, dan menjadi bagian dari komunitas yang peduli.

Visi ke depan pun sudah disiapkan. DP3AKB menargetkan setiap kelurahan di Balikpapan memiliki minimal satu taman ramah anak. Untuk mewujudkannya, pemerintah membuka pintu kolaborasi dengan sektor swasta, program CSR perusahaan, dan komunitas lokal.

“Mereka ingin taman ini bukan hanya milik pemerintah, tapi milik bersama, dijaga dan dirawat oleh masyarakat,” akunya.

Langkah ini sejalan dengan target nasional Kota Layak Anak (KLA), yang mewajibkan tersedianya ruang publik ramah anak di setiap wilayah. Heria yakin, dengan semangat kebersamaan dan kesadaran kolektif, Balikpapan bisa menjadi kota percontohan nasional dalam pembangunan kota ramah anak berbasis komunitas dan lingkungan.

“Kami ingin menjadikan Balikpapan sebagai rumah besar yang benar-benar bersahabat untuk anak-anak. Ini bukan hanya soal kebijakan, tapi soal bukti nyata yang bisa dilihat, dirasakan, dan dimanfaatkan langsung oleh warga,” pungkas Heria dengan penuh keyakinan.***

(Tim Smartrt.news/rama/sumber: DLH Balikpapan)