Tak Perlu Bekerja, Warga Kaltim Bisa Hidup dari Tambang? Ini Kata KDM ke Rudy Mas’ud

KDM bersama Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi atau KDM dan Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud. (Foto: smartrt.news/Tangkapan Layar/YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)

Smartrt.news, SUBANG – Kekayaan sumber daya alam Kalimantan Timur dinilai cukup untuk menjamin hidup seluruh warganya tanpa harus bekerja. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam percakapan dengan Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, di akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, baru-baru ini.

Menurut Dedi, jika hasil tambang dibagikan langsung ke rakyat, satu kepala keluarga bisa menerima hingga Rp5 juta per bulan.

“Kalau ngomong pendapatan negara, artinya kalau dari sisi pendapatan itu dibagikan dalam setiap rumah saja, sebenarnya cukup kita. Kalau ngomong fair, cukup,” kata Dedi.

Ia menghitung, penduduk Kalimantan Timur yang hanya sekitar 4 juta jiwa atau sekitar 1 juta kepala keluarga bisa hidup layak jika pendapatan dari sektor tambang dikelola dan dibagikan langsung dalam bentuk gaji warga.

“Kalau tiap bulan dikasih Rp5 juta, jadi 5 juta kali 1 juta kepala keluarga, itu Rp5 triliun. Cukup nggak? Cukup,” lanjutnya.

Menurut Dedi, Kalimantan Timur saat ini menerima dana bagi hasil yang besar dari sektor tambang, khususnya batu bara. Ia menilai penghasilan tambang yang tinggi itu juga berkontribusi besar terhadap devisa negara.

“Penghasilan tambangnya tinggi dan itu menghasilkan devisa. Dana bagi hasil juga ke Kalimantan Timur mudah-mudahan ke depan semakin besar,” ujarnya.

Dedi juga membandingkan dengan kondisi Jawa Timur yang memiliki APBD sekitar Rp28 triliun dengan jumlah penduduk sepuluh kali lipat lebih banyak. “Logikanya, seharusnya Kalimantan Timur bisa lebih sejahtera,” ucapnya.

Pernyataan itu disambut Rudy Mas’ud dengan tawa dan sepakat bahwa logika tersebut memang masuk akal. Namun menurut Dedi, tantangan Kalimantan Timur justru terletak pada pengelolaan sektor selain tambang seperti pertanian, perkebunan, kelautan, dan industri kreatif.

“Problem Kalimantan Timur adalah soal mengelola pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, dan industri kreatif karena jumlah masyarakatnya sedikit,” ujar Dedi.

Percakapan ini menjadi sorotan karena menunjukkan besarnya potensi ekonomi Kalimantan Timur di tengah isu ketimpangan dan keadilan distribusi hasil tambang di daerah.***

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: Chanel KDM)