Tak Mau Kalah dengan TNI-Polri, BEM UNISKA Usul Gelar Sarjana Anumetra untuk Juwita

papua
Mahasiswa Papua di Kalsel ikut aksi damai AKU Juwita.(foto: smartrt.news/kbk.news)

Smartrt.news, BANJARBARU –Aksi damai Justice For Juwita di Nol Kilometer Banjarbaru  yang digelar oleh ratusan massa dari berbagai elemen mahasiswa, jurnalis, dan tokoh masyarakat di Nol Kilometer Banjarbaru ternyata punya agenda moral.

Aksi moral ini mirip seperti yang diberikan oleh TNI dan Polri yang gugur menjalankan tugas. Begitu pula dengan almarhumah Juwita yang meninggal karena diduga dibunuh oleh oknum Anggota TNI Al, diusulkan untuk mendapat gelar sarjana anumerta.

Hal itu disuarakan oleh Presiden Mahasiswa UNISKA MAB, Muhammad Anzari saat orasi dalam aksi damai di Nol Kilometer Banjarbaru, Kamis (03/04/2025) lalu. Dalam orasinya, Anzari menggelorakan komitmen BEM Uniksa akan mengawal proses hukum hingga pengadilan. BEM memastikan agar, pelaku pembunuhan mahasiswi Uniska Banjarmasin ini seberat-beratnya.

Seperti diketahui, selain sebagai jurnalis, Juwita adalah seorang mahasiswa semester akhir. Di sela-sela melakukan peliputan, pada beberapa bulan terakhir ini dia berkonsentrasi menyelesaikan skripsinya, agar segera menyabet gelar sarjana.

Menurut Anzari, aksi ini bukan hanya bentuk protes, tetapi juga seruan moral agar mendiang Juwita. Almarhumah adalah seorang mahasiswi akhir Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). BEM usul gelar sarjananya secara anumerta.

“Ini bukan hanya tentang keadilan hukum, ini tentang moral dan solidaritas. Jika kasus ini membutuhkan waktu hingga 200 hari, bahkan lebih dari 1,5 tahun, saya pastikan kami tetap akan ada di garis depan,” tegas Anzari lantang di hadapan massa aksi.

Lebih dari sekadar tuntutan hukum, BEM UNISKA MAB juga menyampaikan permohonan resmi agar pihak kampus memberikan gelar sarjana secara anumerta kepada Juwita. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada kader terbaik yang telah tiada.

“Kami segera berkoordinasi dengan Fakultas FISIP dan Prodi Ilmu Komunikasi. Selain itu juga menjalin komunikasi dengan pejabat kampus untuk menanyakan regulasi pemberian gelar ini,” kata Anzari.

Dia menegaskan Juwita layak mendapatkan gelar tersebut. Ini bukan hanya soal akademik.

“Ini soal penghormatan dan penghargaan atas dedikasi,” tambahnya.