Tak Ada Larangan Truk Barang, Puncak Arus Mudik 28 Maret 2025

Oleh widodo pada 17 Mar 2025, 17:06 WIB
naik pesawat

Penumpang sedang antre naik ke pesawat. Arus mudik makin meningkat.(Foto:smartr.news/minan)

Smartrt.news, JAKARTA,- Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mengungkapkan bahwa selama masa mudik Lebaran 2025, pemerintah memberlakukan pembatasan operasional angkutan barang. Namun, pembatasan ini tidak berarti melarang angkutan barang sama sekali. Truk barang tetap diperbolehkan beroperasi, dengan catatan harus mengikuti aturan dan waktu operasional yang sudah ditetapkan.

“Pembaruan aturan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, agar arus mudik dan distribusi barang tetap bisa berjalan bersamaan tanpa gangguan. Jadi, tidak ada larangan angkutan barang,” tegas Menhub Dudy di Jakarta, Senin (17/3).

Pembatasan Operasional untuk Angkutan Barang

Beberapa jenis kendaraan yang termasuk dalam pembatasan adalah truk dengan tiga sumbu atau lebih, truk dengan kereta tempelan atau gandengan, serta kendaraan pengangkut bahan tambang dan bangunan. Menurut Menhub Dudy, perusahaan angkutan barang wajib menggunakan kendaraan dengan sumbu dua dan memperhatikan keselamatan serta ketentuan yang berlaku.

Kendaraan angkutan barang harus mematuhi beberapa syarat teknis, seperti dimensi kendaraan, daya angkut, dokumen yang lengkap, dan memiliki izin dari kepolisian. Pembatasan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kemacetan yang seringkali disebabkan oleh truk besar yang melaju dengan kecepatan rendah, terutama di jalan tol.

Kendaraan Tertentu Dikecualikan dari Pembatasan

Untuk kendaraan pengangkut bahan pokok, BBM, BBG, uang, hewan ternak, serta barang terkait penanganan bencana alam, tidak akan terpengaruh oleh pembatasan ini. Kendaraan-kendaraan tersebut tetap diperbolehkan beroperasi selama memenuhi persyaratan surat muatan jenis barang. “Untuk angkutan logistik, tidak ada larangan atau pembatasan, sehingga pasokan tetap aman,” tambah Menhub Dudy.

Puncak Arus Mudik Diprediksi 28 Maret 2025

Kementerian Perhubungan, melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT), telah melakukan survei terkait potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025. Berdasarkan hasil survei, diperkirakan sekitar 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan mudik tahun ini, setara dengan 52% dari total penduduk Indonesia.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa hasil survei ini sudah dilaporkan ke Presiden Prabowo Subianto dan stakeholder terkait, seperti DPR, kementerian, pemerintah daerah, kepolisian, BUMN, hingga sektor swasta.

Persiapan Pemerintah untuk Menghadapi Lonjakan Pemudik

Menhub Dudy mengatakan, dengan adanya perkiraan lonjakan pemudik yang besar, pemerintah telah merencanakan sejumlah kebijakan untuk menghindari kemacetan. Beberapa di antaranya adalah penerapan kebijakan Work from Anywhere (WFA) untuk mengurangi beban perjalanan, penyelenggaraan mudik gratis, rekayasa lalu lintas, serta pengaturan arus kendaraan di simpul-simpul transportasi yang rawan macet.

Hasil survei menunjukkan bahwa puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025, dengan sekitar 12,1 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan. Sedangkan, puncak arus balik diprediksi pada H+5, 6 April 2025, dengan sekitar 31,49 juta orang kembali ke daerah asal.

Pergerakan Masyarakat dan Moda Transportasi Favorit

Survei juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pemudik berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Adapun, moda transportasi yang paling banyak dipilih masyarakat adalah mobil pribadi, dengan sekitar 33,69 juta orang menggunakan mobil pribadi untuk mudik. Diikuti oleh bus, kereta api, pesawat, dan sepeda motor.

Diperkirakan kepadatan kendaraan pribadi akan sangat tinggi, terutama di jalur tol Trans Jawa. Pada H-3, sebanyak 3,47 juta mobil pribadi diprediksi akan berangkat, sementara pada H+5, jumlah kepulangan mencapai 6,97 juta. Selain itu, sepeda motor juga menjadi pilihan utama, dengan 1,08 juta sepeda motor diperkirakan akan berangkat pada H-3.

Simpul Transportasi yang Diprediksi Terpadat

Untuk angkutan jalan, Purabaya Surabaya diperkirakan menjadi terminal terpadat dengan 1,08 juta orang, sementara terminal tujuan terpadat adalah Giwangan Yogyakarta. Untuk angkutan kereta api, Stasiun Pasar Senen Jakarta menjadi stasiun asal terpadat dengan 4,08 juta orang. Disusul  Stasiun Yogyakarta Tugu akan menjadi tujuan terpadat.

Bandara juga diprediksi akan sangat padat, dengan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebagai bandara asal terpadat. Sedangkan Bandara Juanda Surabaya diperkirakan akan menjadi bandara tujuan terpadat. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga akan sibuk, baik sebagai pelabuhan asal maupun tujuan.

Komitmen Pemerintah untuk Menjaga Keamanan dan Kenyamanan Mudik

Menteri Dudy Purwagandhi menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga agar angkutan Lebaran 2025 tetap berjalan lancar dan aman. Untuk itu, Pusat Informasi Transportasi akan beroperasi 24 jam untuk memantau pergerakan arus mudik di semua moda transportasi. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait guna meminimalisir kemacetan dan memastikan kelancaran perjalanan pemudik.***

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: Dephub.go.id)