Sumur Bahari Balikpapan: Dibangun Era Belanda Jadi Nadi Kehidupan Warga

SMARTRT.NEWS – Di tengah gempuran modernisasi jaringan distribusi air bersih, ada satu sumur yang dikenal masyarakat dengan nama Sumur Pembangunan. Sumur Bahari itu masih menjadi nadi kehidupan bagi warga Kampung Baru Ujung, Jumpi, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat.
Letaknya, di samping Lapangan Jumpi. Sumur ini konon sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda dan sampai sekarang masih digunakan masyarakat sekitar.
Di dekatnya, ada satu kuburan yang tidak diketahui asal usulnya.
“Dulu ada situ. Tapi sudah enggak ada,” ungkap Munir, warga RT 34 yang telah lama bermukim di kawasan tersebut, Kamis, (6/3/2025).
Ia mengisahkan dulunya ada tujuh sumur Bahari Balikpapan, di lokasi itu. Namun, seiring waktu, beberapa sumur ditutup, menyisakan empat yang masih berfungsi. Dua berukuran besar dan dua lainnya lebih kecil.
“Sumur ini dari dulu memang untuk masyarakat, dan masyarakat juga merawatnya. Dulu ada tujuh sumur, tapi sekarang tinggal empat yang masih bisa berfungsi,” ujar Pak Munir.
Andalan Utama
Keberadaan sumur ini semakin vital ketika pasokan air dari PDAM terputus.
Kata Munir, warga sekitar dari berbagai RT, termasuk RT 34, 33, 29, 28, dan 25, bergotong royong untuk merawatnya. Bahkan, menurut Munir, perbaikan akses jalan menuju sumur itu melibatkan TNI Angkatan Darat serta Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).
“Dulu kalau mau ambil air harus jalan kaki angkat ember jauh-jauh. Sekarang jalan masuk sudah ada perbaikan, motor bisa sampai ke dalam. Cuman mobil tak boleh masuk,” tambahnya.
Sumur ini tak hanya menjadi sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, tapi juga menjadi andalan di musim kemarau.
Menurut warga, ketika pasokan air PDAM terhenti, banyak orang datang dari berbagai tempat, termasuk dari daerah Gunung Satu.
“Kalau sudah mati air, kayak pasar di bawah itu. Satu hari satu malam itu enggak pernah ini (habis). Masyarakat di sini kalau mati air kan. Mau ke mana lagi kalau enggak lari ke sini. Sampai dari Gunung Satu itu ke sini ngambil air,” ungkap Munir.

Warga memanfaatkan air jernih dari sumur Bahari. (Smartrt)
Airnya Jernih
Menariknya, salah satu sumur di sana khusus untuk air minum. Airnya begitu jernih hingga kata warga setempat, bahkan langsung meminumnya tanpa harus rebus terlebih dahulu.
Ibu Mardi, warga setempat yang sedang mencuci pakaian di sumur, mengaku bergantung penuh pada sumur ini.
“Saya enggak punya PDAM, jadi pakai sumur ini untuk semua kebutuhan, termasuk air minum,” katanya.
Keberadaan sumur ini bukan hanya menjadi simbol ketahanan masyarakat terhadap keterbatasan infrastruktur, tetapi juga cerminan bagaimana warisan kolonial yang masih bertahan dapat tetap relevan dan bermanfaat hingga kini.
Reporter: Nugi Irmawan
Editor: Teh Hijau
BACA JUGA