Suharwitono, 22 Tahun Nahkodai RT 13 dengan Kebijaksanaan

Oleh editor johan pada 18 Apr 2025, 08:00 WIB
RT 13 Suharwitono

Ketua RT 13 Kelurahan Margomulyo, Balikpapan Barat, Suharwitono. (smartrt/ Taufik)

SMARTRT.NEWS –  Menjadi ketua RT, tentu tak bisa sembarangan. Tak boleh ego, dan perlu kepiawaian dalam leadership. Yang utama, harus bijak melihat situasi lingkungan dan kepribadian para warga. Begitu pesan Ketua RT 13 Kelurahan Margomulyo, Balikpapan Barat, Suharwitono.

Suharwitono tak sebentar menjadi ketua RT. Ia menjabat sekitar empat, periode jika dihitung dengan pergantian presiden.

Sepanjang 22 tahun menahkodai RT 13, ia telah merasakan asam garam memimpin warga.

Pria asal Jawa Timur, ini berkisah, sudah puluhan tahun silam ia merantau ke Balikpapan. Lalu, mengambil studi Hukum di Uniba. Bahkan, menjadi jebolan pertama Fakultas Hukum di sana. Ijazahnya asli.

Usai lepas menjadi mahasiswa, ia menapak karirnya di bidang hukum. Di kalangan pengacara, kejaksaaan, kepolisian, dan media massa, nama Suharwitono sudah tak asing lagi.

Ia tersohor sebagai salah satu lawyer senior di Balikpapan. Anaknya tiga, dua telah menikah, satu masih kuliah. Sebelum menjadi ketua RT, Suharwitono berprofesi sebagai Pengacara dengan didampingi sang istri yang berprofesi sebagai PNS di salah satu SMA di Balikpapan.

Suharwitono awal kali didapuk menjadi ketua RT, tahun 2003. Mualnya, ia sangat senang mendapatkan kepercayaan warga secara penuh.

Bahkan, sejak 22 tahun silam sampai sekarang, kepercayaan itu tetap berhasil ia pertahankan untuk melayani pada warganya.

“Dari tahun 2003 Mas, saya ketua RT. Eh Kok malah keterusan ini, hehehe,” ucapnya sembari melempar tawa khasnya.

Di teras rumah panggung berbahan kayu, Suharwitono menceritakan pengalamannya saat mendekati pemilihan RT. Ia sempat tidak mau mencalonkan lagi.

Tetapi, para warga tetap memaksa dan menaruh harapan besar kepadanya. Mau tak mau, amanah itu ia emban lagi di pundaknya.

Ia pun mengenang sukacitanya. Baginya, kepercayaan dan kepedulian gotong royong para warga menjadi amunisi psikologis yang membuatnya semakin cinta pada lingkungan dan melayani warga.

Suatu waktu di lingkungan RT 13 ada kerja bakti para warga tanpa terkecuali. Akan tetapi Suharwitono sedang sakit, yang memaksanya tidak dapat hadir dalam kegiatan itu.

“Saya waktu itu sedang sakit, tetapi Alhamdulillah, dan saya merasa bersyukur berada di lingkungan warga yang rasa kepeduliannya sangat tinggi. Selesai juga kerja bakti nya, Mas,” bebernya.

Harapan untuk Pembangunan Masjid

Di lingkungan RT13, Suharwitono melanjutkan kisahnya, setiap dua pekan sekali menghelat kegiatan keagamaan. Bentuknya, macam-macam. Salah satunya, pengajian rutin yang berlokasi aula pembangunan masjid.

Masjid Alghalil, namanya. Berkat dana wakaf, ia bersama warga menginisiasi pembangunan masjid pertama di lingkungannya. Saat ini masih dalam tahap proses, belum selesai.

Ia berharap pembangunan masjid itu bisa segera tuntas, sebagai sarana ibadah dan kegiatan keagamaan yang lebih nyaman.

“Ini kami lagi membangun masjid Mas, agar warga lebih nyaman dan luas untuk ibadah. Kalau musholla sudah ada di wilayah kita,” paparnya.

Suharwitono bersama warganya bertekad untuk mengupayakan pembangunan masjid selesai sesuai harapan. “Jangan sampai mangkrak, Mas,” lanjutnya.

Banjir Masih Menghantui

Wilayah RT 13 Kelurahan Margomulyo persis berada di depan persawahan yang menyatu dengan aliran muara. Tak bisa dipungkiri saat hujan deras, para warga tidak bisa tenang dengan kedatangan banjir yang begitu cepat menggenangi lingkungan di sana.

Lantaran banjir yang selalu menghantui, warga berembuk. Suharwitono bersama warganya telah menyampaikan rencana besar kepada pihak terkait.

Yakni, membangun bendungan di belakang SMAN 8 Margomulyo. Bendungan ini bisa menjadi alternatif solusi menampung aliran air hujan yang mengalir deras.

Tetapi, hingga saat ini, bendungan itu belum terealisasi.

“Entah bendungan itu belum juga jadi atau memang tidak dikerjakan. Mungkin karena kesulitan regulasi atau apapun itu Mas,” herannya.

Karenanya, pada era kepemimpinan baru di Balikpapan, ia berharap keingan warga itu bisa terpenuhi. Mereka tak muluk-muluk. Hanya ingin lepas dari ancaman banjir.

Sembari menutup perbincangan, ia menyampaikan bahwa mendapatkan kepercayaan para warga tidak mudah. Butuh pemimpin yang bijaksana dalam membaca suatu kondisi dan masalah di sekitarnya.

Reporter: Taufik Hidayat

Editor: Semangka Biru