Studio Digembok, ‘Wawancara dengan Mulyono’ Gagal Pentas

mulyono
Lima lukisan "para-para Mulyono" karya Yos Suprapto yang menjadi sebab pembredelan pameran lukisannya di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. (Foto:SmartRT.news/instagram-sunlie77)

SmartRT.news, BANDUNG,— Pementasan teater Wawancara dengan Mulyono yang seharusnya digelar di Studio Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung pada 15-16 Februari 2025 mendadak batal. Penyebabnya? Studio digembok dan baliho acara dicabut oleh pihak kampus. Kejadian ini pun memicu protes keras dari berbagai pihak, termasuk Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pembungkaman kebebasan berekspresi.

Dalam siaran persnya, pihak ISBI Bandung berdalih bahwa tindakan penguncian studio dilakukan demi menjaga kondusivitas lingkungan akademik dari aktivitas yang berpotensi mengandung unsur SARA dan politik praktis. Mereka juga menyebut bahwa pertunjukan Wawancara dengan Mulyono dianggap mengandung narasi yang bisa memecah belah persatuan serta memiliki insinuasi terhadap mantan presiden.

Namun, alasan tersebut dinilai mengada-ada oleh berbagai pihak. Pasalnya, tidak ada bukti atau kajian akademik yang mendukung klaim tersebut. Sebaliknya, banyak yang melihat tindakan ini sebagai bentuk sensor yang justru bertentangan dengan semangat kebebasan berekspresi di lingkungan akademik.

AJI Bandung Angkat Suara

Menanggapi pembatalan ini, Ketua AJI Bandung, Iqbal Tawakal, mengecam keras tindakan kampus. “Kami sangat menyayangkan penyegelan pementasan ini, apalagi terjadi di institusi seni yang seharusnya menjadi ruang bagi kebebasan berekspresi,” tegasnya pada Senin (17/2/2025).

Menurut AJI Bandung, kampus seharusnya menjadi tempat yang terbuka bagi berbagai bentuk ekspresi seni, bukan justru membatasi kreativitas dan kritik sosial. Mereka juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi merupakan hak asasi manusia yang dilindungi oleh Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) serta Pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945.

4 Tuntutan AJI Bandung

  1. Mengecam arogansi pejabat ISBI Bandung yang terlibat dalam pelarangan pertunjukan teater Payung Hitam.
  2. Mendesak pihak ISBI Bandung untuk meminta maaf secara terbuka dan menjamin kebebasan berekspresi bagi civitas akademika.
  3. Meminta kampus untuk mengizinkan kembali pertunjukan Wawancara dengan Mulyono agar dapat digelar.
  4. Mengajak masyarakat sipil, khususnya di Bandung, untuk bersuara menentang segala bentuk pembatasan kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Insiden ini kembali menjadi pengingat bahwa seni dan kebebasan berekspresi masih menghadapi tantangan besar, bahkan di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat tumbuhnya kreativitas. Akankah kampus merespons kritik ini dengan bijak? Atau justru makin menutup diri? Kita tunggu kelanjutannya.

Sumber: AJI Bandung

Tinggalkan Komentar