SMARTRT.NEWS – Di Indonesia, pengelolaan sumber daya air dilakukan berbasis wilayah sungai, bukan DAS (Daerah Aliran Sungai) tunggal, melainkan kumpulan dari beberapa DAS.
Hal itu diutarakan Ahli Perairan Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV dan Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia Cabang Kalimantan Timur, Ir. Eko Wahyudi, M.Tech. Eko mengutarakan hal tersebut dalam FGD Balikpapan Water Forum, yang paparannya dibadikan dalam dokumen kajian BWF.
Menurutnya, dalam pengelolaan air baku, ada dokumen bernama Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RPSDA). Dokumen itu berisi sumbangsih pemikiran dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non-pemerintah, dan memprediksi kebutuhan air hingga 20 tahun mendatang.
RPSDA disusun tahun 2020, sehingga berlaku hingga tahun 2040.
Eko menyampaikan, kewenangan pengelolaan wilayah ini berada di pemerintah pusat. Jadi, tidak hanya air baku, tetapi juga masalah banjir di wilayah Balikpapan.
Secara administrasi, pemerintah daerah juga ikut bertanggung jawab karena masyarakat berada di wilayah tersebut. Di Balikpapan, DAS terdekat yang potensial untuk dimanfaatkan adalah DAS Dondang dan Samboja.
Namun, yang perlu diperhatikan, tidak boleh mengurangi potensi Waduk Samboja karena DAS-nya kecil, hanya 10 km persegi. Waduk ini awalnya didesain untuk mengairi 1.167 hektar sawah, namun kini DAS-nya hanya tersisa untuk mengairi 3.600 hektar saja. Potensi lain yang lebih baik adalah sungai hitam yang air dan DAS-nya masih berkualitas.
Sayangnya, di daerah Samboja, tambang sudah memasuki sempadan waduk.
Sebagai anggota TKPSDA Wilayah Sungai Mahakam, pihaknya telah melaporkan hal itu kepada presiden dan Polda, namun praktik pertambangan masih terus berjalan.
Selain itu, wilayah Balikpapan juga memiliki potensi sumber air baku lain, seperti Sungai Wain, Somber, Manggar, dan Aji Raden. Mari kita lihat neraca airnya.
Potensi Air Baku dan Neraca Air
Potensi air baku kita sangat besar, jauh melebihi kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun, air memiliki karakteristik “warung jamu,” yang terbatas pada waktu, ruang, jumlah, dan mutu.
Dari segi waktu, ada musim kemarau dan penghujan. Dari segi ruang, air tidak tersedia merata, kita punya banyak air di Mahakam, Tenggarong, dan Samarinda, tapi PPU dan Balikpapan kekurangan. Jumlah air juga terbatas dan tidak semua air memiliki kualitas yang baik. Kualitas air tawar juga sangat sedikit dan kualitasnya pun bervariasi.
Kebutuhan Air dan Pemenuhan
Dokumen RPSDA sudah memprediksi kebutuhan dan pemenuhan air hingga tahun 2037. Dokumen ini memuat rencana pembangunan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Sungai Mahakam.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kabupaten/kota, potensi air baku dipetakan untuk kebutuhan rumah tangga, kantor, dan industri. Dokumen RPSDA juga telah merinci perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan RKI. Data ini sudah sangat detail dan terperinci.
Potensi dan Keterbatasan DAS di Balikpapan
Di Balikpapan, terdapat Sungai Wain, Somber, Manggar, Aji Raden dan Samboja yang potensial sebagai sumber air baku. Potensi air baku juga terlihat dari neraca air, yang menunjukkan bahwa curah hujan di Balikpapan sangat tinggi.
Data tahun 2000-2020 menunjukkan curah hujan tahunan rata-rata 2.800 mm. Artinya, jika air hujan dapat ditampung, itu sama dengan 2,8 meter air. Pola hujan juga menunjukkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni.
Jika dibandingkan dengan Samarinda, curah hujan di Samarinda hanya 2.100 mm, dan Berau 2.300 mm. Curah hujan di Balikpapan jauh lebih tinggi. Hal ini juga didukung dengan investigasi geologi yang kami lakukan di Bendali Telaga Sari.
Hasilnya menunjukkan bahwa air hujan langsung meresap ke dalam tanah karena lapisan tanahnya terdiri dari pasir halus, pasir kasar, dan gragal. Air langsung hilang ke bawah. Hal ini menunjukkan potensi injeksi air sangat memungkinkan di Balikpapan.
Manggar, dengan luas DAS 50 km persegi, memiliki kapasitas waduk 15 juta. Sungai Wain memiliki luas DAS 100 km persegi dan berpotensi besar, meskipun bendungan yang ada belum dimanfaatkan maksimal.
Potensi Sumber Air Baku Kota Balikpapan
- Bendungan Teritip Vol. 2,01 juta m3
- Bendali Wonorejo Vol. 136.302 m3
- Bendali I Vol. 128.322 m3
- Bendali II Vol. 328.000 m3
- Bendali III Vol. 106.834 m3
- Bendali IV Vol. 53.100 m3
- Potensi Air Baku Di Kota Balikpapan Manggar 15 juta m3
Saat ini, sandaran bendungan Wain hilang karena belum dibebaskan dan diratakan oleh pemilik lahan. Selain itu, terdapat Sungai Bugis dengan luas DAS 33-34 km persegi, yang memiliki potensi besar dan berada di kawasan lindung. Dulu, saat mendesain bendungan Wain, data sudah lengkap, termasuk leaching-nya, karena ada sedimentasi dari laut.
Dari penelitian, dibutuhkan 216 hari untuk mencuci garam di lapisan sedimen hingga menjadi air tawar. Namun, pembebasan lahan menjadi kendala utama. Jalan masuk pun sulit, sehingga kita sering “kucing kucingan” dengan pihak yang terkait.
Potensi Air Baku: Lambakan dan Mahakam
Selain itu, kita juga punya potensi air dari Sungai Mahakam yang sangat besar, bahkan kita bisa mencontoh Jati Luhur. Jati Luhur menyuplai air ke Jakarta melalui saluran terbuka sepanjang 79 km dan pipa sepanjang 15 km. Ini dibangun pada tahun 1970 dan masih berfungsi sampai sekarang.
Permasalahannya di Jakarta adalah jaringannya tidak memadai. Ini yang perlu menjadi perhatian jika kita ingin memanfaatkan air dari Sungai Mahakam, yaitu kesiapan jaringan distribusi.
Pengelolaan Danau Kaskade Mahakam:
- DAS Mahakam Mempunyai Luas DAS sebesar 85.236 km2 (43,83% luas Prov. Kaltim) dengan panjang sungai 920 km.
- Potensi Debit andalan Q90 di rencana intake sebesar 1.690 m3/dt. Yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan ultimate Ibu Kota Nusantara (estimasi pengambilan awal 5.000 l/dt)
- Panjang transmisi melewati jalur tol samarinda-Balikpapan menuju IKN sepanjang 114 km.
- Dapat dimanfaatkan sebagai SPAM Regional (Samarinda, Kutai Kartanegara, IKN, Balikpapan dan Penajam Paser Utara)
Selain Mahakam, kita juga memiliki potensi Bendungan Lambakan. Potensinya mencapai 12 m3 per detik atau 12.000 liter per detik. Potensi ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di Pasir, PPU, dan Balikpapan. Bersambung…
Redaksi