SPBU 24 Jam Efektif Atasi Antrean Panjang Akibat Kelangkaan BBM di Balikpapan, Hingga Rabu Subuh Tak Mengular Lagi

Oleh kontributor Sudarman pada 21 Mei 2025, 08:40 WIB
spbu sepinggan

Sebuah mobil tangki BBM usai mengisi di SPBU Sepinggan Balikpapan Selatan. Tampak antrean sepeda motor yang akan mengisi BBM Pertamax pada pukul 01.46 Wita Rabu,(21/5/2025). Foto: smartrt.news/anang)

BALIKPAPAN, Smartrt.news – Malam itu di Balikpapan, angin laut bertiup dingin saat hari berganti dari Selasa ke Rabu (21/5/2025). Di tengah hawa menusuk, ratusan warga tetap bertahan, mengantre BBM Pertamax di berbagai SPBU. Ada yang datang demi kebutuhan harian, ada yang hendak bepergian ke luar kota, dan tak sedikit pula yang membeli untuk dijual kembali.

Antrean panjang yang mewarnai hampir seluruh SPBU di Balikpapan perlahan mulai terurai menjelang dini hari. Sebuah pemandangan kontras dengan kemacetan dan kepadatan antrean yang terjadi sejak Selasa sore. Sejumlah SPBU seperti SPBU MT Haryono, SPBU Dam, SPBU Sepinggan, hingga SPBU Modular di Lapangan Merdeka, terlihat tetap beroperasi hingga dini hari, melayani masyarakat yang datang dari berbagai penjuru kota.

Langkah Cepat Pertamina: SPBU 24 Jam Jadi Solusi

Keputusan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan untuk memperbanyak SPBU 24 jam terbukti efektif. Warga tak lagi harus menunggu berjam-jam seperti hari-hari sebelumnya. Diperkuat dengan distribusi tambahan BBM dari Samarinda dan Banjarmasin, distribusi pun menjadi lebih lancar.

Pihak Pertamina juga memastikan bahwa pasokan BBM—terutama jenis Pertamax dan Pertalite—akan ditingkatkan secara signifikan. Bila sebelumnya ketersediaan harian hanya 400 kiloliter, kini telah disiapkan stok hingga 2.300 kiloliter untuk mengatasi lonjakan permintaan.

Kondisi di Lapangan: Dari Kemacetan hingga Ketegangan Kecil

Pantauan Smartrt.news pada Rabu dini hari di SPBU Modular Lapangan Merdeka menunjukkan antrean yang sempat mengular hingga depan RS Bhayangkara, sepanjang hampir satu kilometer, perlahan mulai surut. Pasokan baru BBM tiba sekitar pukul 01.00 WITA, memungkinkan penjualan kembali dilanjutkan. Hingga pukul 02.00 WITA, antrean motor sudah jauh lebih pendek, tinggal sekitar 200 meter, dengan dua lajur antrean. Sementara antrean mobil praktis tak terlihat.

Namun, insiden kecil terjadi saat beberapa mobil diarahkan langsung masuk tanpa antre, memicu protes dari para pengendara motor. “Gak malu kah? Kita antre dari jam 9 malam tadi,” ujar salah satu warga, yang segera diamankan secara kondusif oleh aparat kepolisian dan petugas SPBU.

SPBU Dam dan Gunung Malang: Antrean Lancar di Tengah Malam

SPBU Dam yang juga buka 24 jam sempat mengalami lonjakan antrean sejak sore hari. Namun menjelang tengah malam, antrean mulai menipis. Penjualan sempat dihentikan sekitar pukul 02.00 karena menunggu pasokan baru. Sekitar pukul 03.00, penjualan dilanjutkan, dan antrean roda dua pun mulai lancar tanpa harus meluber keluar area SPBU.

Sementara di SPBU Gunung Malang, antrean justru relatif sepi pada pukul 03.00. Wartawan Smartrt bahkan hanya membutuhkan waktu sekitar tujuh menit untuk mendapatkan Pertamax. Beberapa pengecer juga tampak memanfaatkan situasi dengan membeli dalam jeriken, lalu menjual kembali di kawasan Jalan Telaga Sari dan sekitarnya.

Kelangkaan BBM ini telah menciptakan peluang bisnis bagi sebagian warga. Di beberapa sudut kota, seperti di dekat SPBU dan area perumahan, para pengecer mulai menjual Pertalite dalam botol bekas air mineral seharga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per liter—tiga kali lipat dari harga resmi.

Meski mahal, banyak pengendara sepeda motor yang tetap membeli karena khawatir kehabisan bensin. “Rumah saya jauh, di Teritip. Daripada antre panjang dan belum tentu dapat, mending beli eceran,” ujar seorang pengendara yang baru keluar dari kemacetan malam.

Distribusi Stabil, Antrean Terkendali

Berdasarkan pantauan Smartrt hingga pukul 04.00 WITA di berbagai SPBU seperti Karang Ayar, Balikpapan Barat, antrean tetap ada namun mulai terkontrol. SPBU yang beroperasi 24 jam dinilai sangat membantu, terutama bagi masyarakat umum yang membutuhkan BBM untuk aktivitas keesokan harinya.

Meskipun banyak pengecer yang turut antre, tidak ada pembatasan pembelian untuk BBM non-subsidi seperti Pertamax. Hal ini membuka celah bagi praktik penjualan kembali, namun juga mempercepat distribusi langsung ke masyarakat.

(Tim smartrt.news/anang/sumber: pantauan beberapa SPBU)