Sepatu Baru di Hari Anak Nasional, Cerita Kecil dari Taman Bekapai
Diterbitkan 23 Jul 2025, 15:15 WIB

Hadiah sepatu baru di Hari Anak Nasional 2025 di Balikpapan diterima oleh sejumlah siswa.(foto: smartrt.news/rama)
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Di bawah rindangnya pepohonan Taman Bekapai Kota Balikpapan Rabu pagi (23/7/2025) terasa berbeda. Ada senyum malu-malu dari wajah-wajah kecil yang berdiri berjajar. Di tangan mereka, sepatu baru masih harum bau karet dan kain baru siap menggantikan sandal lusuh yang selama ini menemani perjalanan sekolah mereka.
Hari itu, dalam momen sederhana namun sarat makna, 12 anak dari Kelurahan Kelandasan Ulu menerima hadiah kecil yang bisa mengubah langkah mereka: sepasang sepatu baru. Bukan dari toko besar, bukan pula dari program besar-besaran. Tapi dari hati para pedagang Pasar Klandasan tempat ramai yang biasanya jadi pusat jual beli, kini menjadi pusat kepedulian.
Sofya Anita, pendamping Forum Anak dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, mendampingi prosesi kecil itu. Di tangannya, sepatu-sepatu itu diserahkan dengan senyum. Tapi yang lebih besar dari senyum itu adalah harapan: agar anak-anak yang sempat terhenti sekolah, bisa melanjutkan mimpi mereka.
“Alhamdulillah,” ucap Sofya, matanya berbinar. “Semoga ini bukan hanya soal sepatu, tapi soal kesempatan. Bahwa mereka berhak berjalan sejajar dengan anak-anak lainnya.”
Cerita ini bermula dari keprihatinan Yulius Adam dan para pedagang pasar. Sejak 2023, mereka memperhatikan anak-anak yang datang ke sekolah hanya dengan sandal tipis atau sepatu berlubang. Dari obrolan santai di sela berjualan, mereka memutuskan: mari sisihkan sedikit untuk bantu. Tak perlu banyak. Sedikit dari banyak orang bisa jadi besar.
“Kami kumpulkan perlahan. Ada yang menyumbang sepatu baru, ada juga yang bantu beli. Yang penting, anak-anak bisa merasa percaya diri saat sekolah,” kata Yulius.
Bantu Anak Putus Sekolah
Dari kelurahan, Kasi Trantib Klandasan Ulu Muhammad Darmanto juga ikut mendorong. Ia ingat, dulu ada lima anak yang terpaksa putus sekolah karena ekonomi. Lalu dibantu masuk SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), dan sejak itu mereka mulai menata ulang masa depan.
“Tapi bukan cuma sekolah. Kami lihat mereka juga butuh sepatu, tas, semangat. Dan itu hanya bisa kita beri kalau kita peduli,” ucap Darmanto.
Hari Anak Nasional tahun ini memang mengangkat tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat”. Tapi di Taman Bekapai, tema itu hidup bukan di spanduk, tapi di langkah-langkah kecil anak-anak yang kini bisa menapak lebih yakin.
Salah satu anak tampak memandangi sepatunya lama. Ia tersenyum, lalu menoleh ke ibunya yang duduk di pinggir taman. Ibunya membalas dengan anggukan dan senyum pelan senyum lega.
Karena sepatu ini bukan sekadar alas kaki. Ia adalah simbol harapan. Simbol bahwa di kota ini, masih banyak hati yang peduli. Dan bahwa tak ada anak yang layak tertinggal, hanya karena ia berjalan dengan kaki telanjang.***
(Tim Smartrt.news/anang)