Saat GASPOL Menjadi Harapan Baru untuk Generasi Sehat
Diterbitkan 15 Mei 2025, 15:46 WIB

Kegiatan penimbangan di salah satu Posyandu di Balikpapan.(Foto:smartrt.news/HO DKK)
Smartrt.news, BALIKPAPAN,- Di tengah riuhnya kota Balikpapan yang terus bergerak cepat sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), ada satu langkah pelan namun pasti yang sedang dipersiapkan. Bukan pembangunan gedung tinggi, bukan pula proyek infrastruktur raksasa—melainkan sebuah gerakan dari hati untuk masa depan anak-anak: GASPOL, singkatan dari Gerakan Timbang 100 Persen Balita di Posyandu.
Program ini lahir dari keprihatinan dan harapan. Disusun oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, GASPOL tak sekadar ajakan untuk datang ke posyandu. Ia adalah wujud nyata dari komitmen untuk memastikan setiap balita di kota ini tumbuh sehat, gizi cukup, dan terpantau secara rutin.
“Kami ingin posyandu kembali jadi tempat yang hidup. Tempat belajar, bermain, dan memastikan anak-anak kita tumbuh optimal,” kata Alwiati, Kepala DKK Balikpapan, penuh semangat saat berbicara kepada media, Kamis (15/5/2025). Sosok yang akrab disapa Alwi ini menyampaikan bahwa GASPOL akan diluncurkan akhir Mei di Taman Bekapai—taman kota yang ramai dikunjungi keluarga muda.
Bukan Sekadar Timbang Berat Badan
GASPOL bukan gerakan biasa. Ia lahir dari gagasan inovatif dr. Lia, salah satu peserta Diklat Kepemimpinan dari jajaran DKK. Dalam pelaksanaannya, program ini akan melibatkan Kelas Pintar, terdiri dari Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ayah—sebuah pendekatan baru agar para suami juga memahami peran mereka dalam mendampingi kehamilan dan tumbuh kembang anak.
“Kita ingin membangun kesadaran sejak dini. Mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga balita—semua harus terlayani di posyandu,” tambah Alwi.
Bersama kader dan tenaga kesehatan, GASPOL menargetkan layanan terpadu seperti penimbangan, pengukuran tinggi badan, hingga penyuluhan gizi dan pola asuh yang sehat. Semua ini demi satu tujuan besar: menurunkan angka stunting di Balikpapan.
Tantangan: Membangkitkan Minat Kunjungan ke Posyandu
Namun, di balik semangat itu, terselip satu tantangan besar—tingkat kunjungan posyandu yang masih rendah. Data terbaru menunjukkan bahwa hanya sekitar 45 persen ibu membawa anaknya ke posyandu, jauh dari target nasional sebesar 95 persen.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan, Hj. Nurlena Mas’ud, mengungkapkan keprihatinannya. “Padahal posyandu itu kunci. Di sana kesehatan ibu dan anak bisa dipantau dengan mudah,” ujarnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, PKK bersama DKK Balikpapan berencana memanfaatkan taman-taman kota sebagai pusat layanan kesehatan dan edukasi. Langkah ini diyakini dapat menarik minat para ibu muda yang kerap membawa anak-anak bermain ke taman.
“Awalnya mungkin datang karena penasaran. Tapi lama-lama, ini akan jadi kebiasaan. Itulah tujuan kami—menjadikan kunjungan ke posyandu sebagai bagian dari gaya hidup sehat keluarga Balikpapan,” kata Nurlena.
Dari Balikpapan untuk Indonesia
GASPOL bukan sekadar proyek lokal. Program ini diproyeksikan sebagai model inovasi kesehatan masyarakat yang bisa direplikasi ke daerah lain, bahkan menjadi program nasional. Harapannya, Balikpapan tidak hanya dikenal karena letaknya yang strategis, tetapi juga karena perannya dalam mencetak generasi sehat dan berkualitas.
Dengan menggabungkan pendekatan edukatif, hiburan anak, keterlibatan ayah, serta pemanfaatan ruang publik, GASPOL menjadi bukti bahwa kesehatan ibu dan anak tidak bisa ditunda. Ini tentang masa depan. Tentang harapan. Tentang anak-anak yang hari ini mungkin masih belajar berjalan, tapi kelak akan jadi pemimpin negeri.
(Tim smartrt.news/anang/sumber:DKK Balikpapan)