Puskesmas di Balikpapan Tetap Buka Meski Libur Lebaran

Bulan Ramadhan
Puskesmas di Balikpapan tetap melayani masyarakat, meski libur Lebaran. (dok)

SMARTRT.NEWS –  Pemerintah Balikpapan memastikan seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas, tetap melayani masyarakat meski di hari libur Lebaran 2025. Pemkot mengaktifkan 27 Puskesmas untuk beroperasi bergantian selama 24 jam.

Adapun 27 Puskesmas itu, yakni dua puskesmas di Balikpapan Selatan, empat di Balikpapan Timur dan Utara. Selain itu ada tujuh di Balikpapan Barat, enam di Balikpapan Tengah, dan empat di Balikpapan Kota.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati memastikan pihaknya tetap memberi pelayanan kesehatan secara maksimal, meski di waktu libur panjang saat ini.

“Pelayanan di seluruh Puskesmas tetap buka 24 jam secara bergantian,” ujar Alwiati, melalui keterangan resminya, Rabu. Untuk operasional 24 jam, pihaknya menerapkan mekanisme estafet.

Yakni, setiap Puskesmas di masing-masing kecamatan akan mengatur jadwal buka secara bergantian.

Ia mengilustrasikan, misalnya, di Balikpapan Kota ada empat Puskesmas. Dari empat Puskesmas itu ada yang tetap melayani, ada yang kondisi off. Begitu pun di kecamatan lain.

“Di setiap kecamatan selalu ada Puskesmas yang melayani masyarakat,” imbuhnya. Bahkan, DKK Balikpapan juga menyiapkan posko pelayanan kesehatan di lokasi strategis di pos pengamanan kepolisian.

Langkah ini untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan bantuan medis di titik-titik keramaian atau jalur mudik selama libur Lebaran. “Posko pelayanan kesehatan kami ada di setiap posko yang dibuka pihak kepolisian,” pungkasnya.

Dari data yang dihimpun dari Polresta Balikpapan, Operasi Ketupat Mahakam 2025 melibatkan 20 posko. Dari jumlah itu, tiga pos termasuk pelayanan terpadu yang lokasinya di titik-titik vital. Semisal Pelabuhan Semayang, Bandara Sepinggan, dan Pelabuhan Feri Kariangau.

Waspadai ISPA dan Diare

Alwiati juga berpesan agar para pemudik mewaspadai risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan diare selama libur Lebaran, terutama bagi pemudik yang melakukan perjalanan jauh.

Menurutnya kondisi perjalanan yang padat, perubahan cuaca dan kurangnya kebersihan makanan dapat meningkatkan risiko terhadap kedua penyakit tersebut.

“Penyakit yang berpotensi meningkat selama Lebaran adalah ISPA dan diare,” imbuhnya. Sebab, saat menempuh perjalanan jauh dengan kondisi udara kurang bersih, kelelahan dan konsumsi makanan tidak higienis, hal itu bisa menjadi pemicu utama.

Ia menjelaskan, ISPA sering terjadi akibat paparan polusi udara selama perjalanan, terutama bagi mereka yang menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi dengan ventilasi yang kurang baik. Kemudian faktor cuaca yang berubah-ubah juga dapat melemahkan daya tahan tubuh.

Adapun diare, lanjut Alwiati, kerap kali terjadi lantaran konsumsi makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya. Pemudik yang membeli makanan di tempat umum harus lebih berhati-hati dalam memilih tempat makan.

Ia meminta agar masyarakat menjaga kebersihan diri, dan memastikan pemudik selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang aman. Selain itu, penggunaan masker saat berada di tempat ramai juga bisa membantu mengurangi risiko penularan ISPA.