Program Kampung Baru Ilir Mandiri Indah: Ketika Anak-anak TK Balikpapan Diajari Cinta Lingkungan
Diterbitkan 15 Agu 2025, 10:28 WIB

Kaliandra: Dari Drum Bekas Menjadi Pelajaran Hidup untuk Anak-anak TK di Balikpapan / Tim Smartrt.news
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Kamis pagi (14/8/2025), halaman TK Sari Asih dan TK Katolik Yos Sudarso tampak berbeda dari biasanya. Suara tawa anak-anak berpadu dengan cerita tentang tanah, tanaman, dan drum-drum bekas yang ternyata bisa menyelamatkan bukit dari longsor.
Sebanyak 49 anak dan 11 guru pendamping mengikuti outing class yang menjadi bagian dari Program Kampung Baru Ilir Mandiri Indah dan Sejahtera, atau akrab disebut KALIANDRA. Mereka belajar langsung dari para local hero — ibu-ibu kelompok binaan Warga Siaga Sehat (Wasiat) Sejahtera 51, yang kini bukan hanya menjaga lingkungan, tapi juga menjadi guru bagi generasi kecil.
“Anak-anak tidak hanya belajar tentang tumbuhan, tapi juga nilai hidup. Bagaimana masyarakat bisa bangkit, berinovasi, dan berbagi,” ungkap Rosa, Kepala TK Katolik Yos Sudarso. “Ini pengalaman yang membekas.”
Dari Risiko Bencana Menjadi Inovasi Hijau
KALIANDRA lahir dari keprihatinan warga Kelurahan Baru Ilir akan ancaman longsor dan kebakaran. Ide sederhana muncul: memanfaatkan drum bekas non-B3 dari lingkungan kilang untuk membentuk struktur Geocell di lereng perbukitan.
Drum-drum itu disusun rapi, menahan tanah agar tak tergerus hujan. Bagian atasnya diubah menjadi pot raksasa untuk tanaman hijau — salah satunya kaliandra, yang akarnya kuat, cepat tumbuh, dan mampu memulihkan kesuburan tanah.
Bagi warga, kaliandra bukan sekadar tanaman. Ia adalah simbol ketangguhan lingkungan, pengingat bahwa sesuatu yang kecil bisa memberi dampak besar.
Mengajarkan Cinta Bumi Sejak Dini
Dalam outing class ini, anak-anak diajak menanam dengan media daur ulang: botol plastik, kulit telur, hingga pot kecil dari barang bekas. Mereka juga diajak melihat langsung bagaimana Geocell bekerja menahan tanah, memahami bahwa menjaga alam tidak harus menunggu dewasa.
“Kami tidak sekadar bertani di drum atau membuat taman,” kata Siti Aminah, Ketua Wasiat Sejahtera 51 yang sudah lama dijuluki pahlawan lingkungan di kampungnya. “Kami membangun ketangguhan. Dan hari ini, kami ingin anak-anak membawa semangat itu hingga besar nanti.”
Dari sebuah ide warga, lahirlah gerakan yang menumbuhkan lebih dari sekadar tanaman. Ia menumbuhkan harapan, keberanian, dan rasa cinta kepada bumi — mulai dari tangan-tangan mungil yang belajar memegang cangkul untuk pertama kalinya