Prabowo: Saya Takut Mengecewakan Rakyat

Oleh redaksi-j pada 05 Feb 2025, 22:47 WIB
Presiden Prabowo Subianto dalam agenda Peringatan Harlah ke-102 NU, hari ini. (Foto : Sekretariat Presiden)

Presiden Prabowo Subianto dalam agenda Peringatan Harlah ke-102 NU, hari ini. (Foto : Sekretariat Presiden)

SMARTRT.NEWS – Presiden Prabowo Subianto merasa nyaman menghadiri puncak Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama. Prabowo mengatakan berada di tengah warga NU membawa kekuatan baru baginya.

“Kalau masuk ke sini saya dapat energi baru, dapat kekuatan baru. Sepertinya setelah hadir di sini, saya tambah berani. Semakin bertekad untuk tidak mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan,” ujar Pabowo, disambut peserta Harlah, Rabu (5/2/2025).

Prabowo mengatakan berkali-kali jika ia tidak mau mengecewakan rakyat. “Saya tambah bertekad untuk tidak mengecewakan kepercayaan yang diberikan kepada saya. Memang saya punya ketakutan. Saya takut mengecewakan rakyat saya,” ujar Prabowo.

Prabowo berkisah, memiliki riwayat kedekatan dengan para alim ulama. Kedekatan itu telah terjalin sejak ia masih menjadi prajurit aktif.

Prabowo mengatakan bagi prajurit aktif, kedekatan dengan tokoh agama menajdi sebuah keharusan. Ia bilang alasannya risiko tugas yang tinggi membuat dukungan dari tokoh agama sangat penting.

Presiden mengatakan, tokoh-tokoh ulama yang ada telah mengenal dirinya bahwa Prabowo memang sudah lama dekat dengan kalangan ulama.

Ia mengaku selama ini sudah sering bercerita kenapa dekat sekali dengan ulama.

“Karena saya ini mantan prajurit. Tentara selalu dekat sama ulama,” ujar Prabowo.

Kenapa? Karena prajurit itu dari sejak muda dia harus berangkat tugas menghadapi bahaya, menghadapi maut. “Biasanya orang kalau menghadapi maut cari kiai. Jadi saya cari kiai dari muda,” ujar Prabowo disambut gemuruh tawa peserta Harlah.

Prabowo mengucapkan terima kasih atas nama pribadi dan atas nama pemerintah Indonesia. NU, menurut Prabowo, memiliki jasa besar terhadap lahirnya bangsa Indonesia. Perjuangan Kemerdekaan berpusat di pesantren-pesantren.

Menurutnya, NU di saat-saat krisis tampil selalu dan mengambil sikap untuk menyelamatkan Republik dan bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia diuji di banyak tempat, di Surabaya, diuji di Jawa Timur.

“Pada pertempuran 10 November, di situlah muncul para ulama sebagai pejuang, perintis dan pemimpin dalam membela kemerdekaan Republik Indonesia,” imbuhnya. Agenda Puncak Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama ini turut ditayangkan di Channel Sekretariat Presiden.

Redaksi