Dari Sampah Jadi Solar: Teknologi Petasol Ubah Kresek Bekas Jadi BBM Ramah Lingkungan

Smartrt.news, BANJARNEGARA — Benda yang selama ini dianggap remeh seperti kantong plastik bekas, ternyata menyimpan potensi besar. Lewat teknologi buatan anak bangsa, limbah plastik jenis kresek kini bisa diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang setara dengan solar industri dan bernilai ekonomis.
Adalah Endi Rudianto, Ketua Divisi Produksi Faspol 5.0 di Bank Sampah Banjarnegara (BSB), yang memimpin langsung inovasi ini. Teknologi tersebut dinamakan Faspol 5.0 (Fast Pyrolysis) dan produk BBM yang dihasilkan diberi nama Petasol.
Dalam diskusi daring Media Lounge Discussion (MELODI) yang diselenggarakan BRIN (28/5), Endi memaparkan bahwa kresek bekas, yang secara ekonomi sering dianggap tak bernilai, bisa diolah menjadi BBM melalui proses pembakaran dan pemurnian dengan katalis khusus.
Petasol, BBM Ramah Lingkungan yang Siap Pakai
Inovasi ini bukan sebatas uji coba. Bank Sampah Banjarnegara kini telah memiliki mesin pengolah plastik berkapasitas 200 kg per batch, dan mampu menghasilkan hingga 180 liter Petasol. BBM ini telah dimanfaatkan untuk mesin pertanian dan kendaraan warga lokal.
“Kalau sampahnya kering dan bersih, konversi bisa mencapai 95 persen. Tapi rata-rata antara 70–80 persen,” jelas Endi.
Selain BBM, BSB juga memproduksi mesin pembakar sampah sederhana agar teknologi ini bisa direplikasi di daerah lain. Hingga kini, sudah lebih dari 50 titik di Indonesia yang mengadopsi sistem ini.
Bersertifikasi, Teruji, dan Diakui
Petasol telah diuji di berbagai laboratorium resmi, seperti BRIN, Lemigas, dan Universitas Diponegoro. Hasilnya, Petasol memenuhi standar bahan bakar diesel B0, atau setara dengan solar tanpa campuran biofuel.
Bukan hanya kualitas, aspek hukum pun diperhatikan. Petasol telah memiliki Hak Cipta, dan Faspol 5.0 terdaftar dalam paten resmi dari Dirjen Kekayaan Intelektual.
“Sejak 2022 kami berkolaborasi dengan BRIN, termasuk dalam uji kendaraan dan termodinamika untuk meningkatkan kepercayaan publik,” tambah Endi.
Untung, Murah, dan Layak Dikembangkan
Tri Martini, Peneliti BRIN, menyampaikan bahwa biaya produksi Petasol hanya sekitar Rp6.160/liter, dengan harga jual direkomendasikan Rp9.700/liter, sehingga menghasilkan keuntungan sekitar Rp3.540/liter.
Keuntungan dibagi antara pengelola bank sampah dan masyarakat. Berdasarkan perhitungan break-even point, investasi alat pengolah kapasitas 50–100 liter diperkirakan balik modal dalam waktu 1,5 tahun. Revenue cost ratio bahkan sudah di atas 2, artinya program ini layak dan menguntungkan.
Mimpi Besar: Petasol untuk Petani dan Nelayan
Lebih dari sekadar bisnis, Faspol 5.0 membawa harapan baru bagi desa-desa di Indonesia. Mesin sederhana yang bisa dijalankan oleh operator lokal ini dapat membantu petani dan nelayan dalam menyediakan BBM murah untuk traktor, perahu, dan alat produksi mereka.
Jika direplikasi secara luas, teknologi ini bisa jadi solusi lingkungan, energi, dan ekonomi rakyat dalam satu langkah.
(Tim Smartrt.news/ananag/sumber: darilaut.id, brin.go.id)
BACA JUGA