Penyandang Disabilitas Mendapat Kaki Palsu dari Pemkot Balikpapan
Diterbitkan 20 Agu 2025, 16:18 WIB

Warga Balikpapan mendapatkan kaki palsu dari Pemerintah Kota Balikpapan / Smartrt / Dinsos Balikpapan
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Selasa (19/8/2025) siang, di sebuah aula sederhana milik Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan, belasan wajah tampak sumringah.
Mereka bukan pejabat, bukan pula pengusaha besar, melainkan warga biasa para penyandang disabilitas yang hari itu menerima sesuatu yang akan mengubah langkah hidup mereka: kaki palsu.
Salah satunya adalah Rani (17), pelajar SMA yang sejak kecil kehilangan kaki kirinya akibat kecelakaan. Selama bertahun-tahun ia terbiasa berjalan dengan tongkat, kerap merasa minder ketika harus berbaur dengan teman-temannya. Namun, saat menerima kaki palsu barunya, Rani tak bisa menahan senyum.
“Sekarang saya bisa lebih percaya diri. Tidak harus selalu tertinggal,” ujarnya lirih, matanya berbinar.
Kepala Dinsos Balikpapan, Edy Gunawan, menyebut program bantuan kaki palsu ini sebagai salah satu langkah nyata pemerintah dalam mengangkat derajat para penyandang disabilitas.
“Kenapa penting? Karena ini mengangkat derajat mereka agar bisa berkegiatan seperti kita. Program ini sudah kami anggarkan dan akan berkelanjutan,” ucapnya tegas
Lebih dari Sekadar Bantuan
Program ini bukan kali pertama dijalankan. Sebelumnya, Dinsos menggandeng sejumlah perusahaan melalui program CSR untuk mendukung penyediaan alat bantu. Kini, pemerintah memastikan program tetap berjalan dengan pendanaan dari APBD.
Bahkan, rencana berikutnya adalah penyediaan tangan palsu serta bantuan kebutuhan dasar bagi disabilitas berat dan lansia, mulai dari beras, gula, hingga bahan pokok lain.
Namun Dinsos tidak hanya berhenti di bantuan medis atau pangan. Bagi mereka yang masih produktif, program pemberdayaan ekonomi menjadi prioritas. Di kampung lain di Balikpapan, seorang ibu rumah tangga bernama Nurhayati menerima mesin jahit dari Dinsos. Ia dulunya hanya menjahit secara manual untuk kebutuhan keluarga. Kini, dengan mesin itu, ia bisa menerima pesanan tetangga dan perlahan menambah penghasilan.

Warga Balikpapan mendapat kaki palsu gratis dari Pemerintah Kota Balikpapan
“Dulu saya sering menolak jahitan karena tidak sanggup. Sekarang alhamdulillah bisa mulai usaha kecil-kecilan,” katanya dengan wajah penuh syukur.
Edy menjelaskan, bantuan seperti mesin jahit atau peralatan membuat kue tidak diberikan begitu saja. Ada pendampingan dan pelatihan agar penerima bisa mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. “Kami ingin mereka bisa mandiri, tidak hanya bergantung pada bantuan,” tambahnya.
Siaga dalam Kondisi Darurat
Di sisi lain, bidang perlindungan dan jaminan sosial Dinsos juga bergerak cepat setiap kali bencana datang. Saat banjir melanda beberapa kawasan Balikpapan, tim Dinsos menjadi salah satu yang paling awal hadir membawa terpal, makanan siap saji, dan kebutuhan darurat lain.
Selain itu, Pemkot melalui Dinsos menanggung jaminan kesehatan kelas 3 gratis (BPJS) bagi warga kurang mampu. Proses pendataan dilakukan berjenjang dari kelurahan hingga ke sistem Dinsos untuk memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran.
Di bidang rehabilitasi sosial, Dinsos bahkan menampung dan merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang kerap terlantar di jalan. “Balikpapan ini kota pendatang, persoalan sosial pasti bermunculan. Kami siap memberikan penanganan,” ujar Edy.
Rangkaian program itu menunjukkan bahwa kehadiran pemerintah bukan hanya berupa seremonial, melainkan menyentuh langsung kehidupan warga. Dari kaki palsu yang memberi harapan baru, mesin jahit yang membuka usaha, hingga makanan darurat bagi korban bencana semuanya adalah wujud nyata kepedulian.
“Bantuan bukan sekadar materi, tapi bagaimana masyarakat bisa berdiri sendiri, punya daya saing, dan merasakan kesejahteraan,” tutup Edy.
Di hari itu, langkah Rani dengan kaki palsu barunya mungkin masih terasa kaku. Namun di balik langkah kecil itu, tersimpan makna besar: secercah harapan bahwa hidupnya, dan hidup banyak warga Balikpapan lainnya, kini punya pijakan baru untuk masa depan.