Penutupan Pesantren Kilat Universitas Mulia: Anak Butuh Pendidikan Karakter Berbasis Agama

Pesantren Kilat
Mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia mengajak peserta Pesantren Kilat bermain permainan edukatif yang menarik. (UM)

SMARTRT.NEWS –  Pesantren Kilat Ramadhan 1446 H Universitas Mulia Balikpapan, resmi berakhir. Agenda ini hasil kerja sama kampus, DMI Balikpapan dan sejumlah pihak lain.

Penutupan Pesantren Kilat di Masjid Raudhatul Muta’allimin, berlangsung seru, gembira sekaligus haru.  Agenda ini makin semarak dengan pelbagai penampilan menarik dari para peserta. Mulai tari anak PAUD, nasyid, hingga drama anak SD dan SMP di bawah bimbingan mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia.

Ketua PC DMI Balikpapan Kota, H. Arbawi, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter anak yang berbasis agama. Anak-anak membutuhkan pendidikan seperti itu.

“Pesantren kilat ini membuktikan pendidikan karakter berbasis agama sangat relevan dan dibutuhkan anak-anak kita,” jelas Arbawi, melansir laman UM, Sabtu. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mulia, khususnya Prodi PGPAUD, atas kontribusi nyata membimbing para peserta.

Ia berharap kolaborasi seperti ini bisa terus berlanjut di masa depan.

Tanamkan Nilai Etika Profesi

Segendang sepenarian. Kaprodi PGPAUD Universitas Mulia, Bety Vitriana, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh mahasiswa yang telah berkontribusi.

Menurut Bety, Pesantren Kilat bukan sekadar ajang belajar agama, tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan mengajar, berinteraksi dengan anak-anak.

“Sekaligus menanamkan nilai-nilai etika profesi dalam dunia pendidikan. Kami bangga melihat mahasiswa kami mampu menjalankan perannya dengan baik,” puji Bety untuk mahasiswa Universitas Mulia.

Adapun Ketua Panitia Pesantren Kilat, Uma Aghniya, mengungkapkan terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat. Ia bilang, selama 11 hari kebersamaan telah menciptakan ikatan erat antara peserta, mahasiswa, dan panitia.

“Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak begitu antusias mengikuti setiap kegiatan. Semoga apa yang mereka pelajari di sini menjadi bekal berharga untuk masa depan,” ujar Uma.

Apresiasi juga datang dari Ketua RT 44 Kelurahan Klandasan Ilir, Ida Dahlia. Ia gembira sekali dengan kegiatan ini. Apalagi melibatkan anak-anak yang masih membutuhkan bimbingan untuk menciptakan karakter mulia bagi mereka.

“Anak-anak tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga pengalaman sosial yang membentuk karakter mereka. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat terus ada setiap tahun,” harapnya.

Ketua DKM Masjid Raudhatul Muta’allimin, Ustadz Sulaiman, turut memberi apresiasinya. Ia menilai program ini sejalan visi masjid sebagai pusat pendidikan Islam.

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pembinaan umat. Melalui kegiatan ini, kami melihat betapa pentingnya peran mahasiswa dalam mendidik generasi muda agar memiliki akhlak yang baik.”

Laboratorium Profesionalisme untuk Mahasiswa

Sebagai bagian dari program Mata Kuliah Etika Profesi, kegiatan pengabdian ini menjadi laboratorium nyata bagi mahasiswa menerapkan nilai-nilai profesionalisme dalam dunia pendidikan.

Dosen Pembina Mahasiswa dalam pengabdian ini, Yamani, M.Pd., memberikan pandangannya mengenai peran mahasiswa dalam kegiatan ini.

Ia mengingatkan, mahasiswa tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga harus menunjukkan sikap profesional sebagai calon pendidik.

Salah satu bentuk etika profesi yang harus ditanamkan sejak dini itu tanggung jawab, empati, dan komunikasi yang baik dengan anak-anak.

Menurutnya agenda ini menjadi ruang praktik yang sangat efektif bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam situasi nyata.

“Mereka berhasil menerapkan pendekatan pembelajaran kreatif dan membangun hubungan yang baik dengan para peserta,” ujar Yamani.

Pesantren Kilat

Usai game edukatif, anak-anak mendapat snack, coklat, dan permen dari para mahasiswa. (UM)

Teladan untuk Anak

Ia menambahkan keterampilan mendidik bukan soal menyampaikan materi, tetapi juga membangun kepercayaan dan memberikan teladan yang baik.

Keberhasilan mahasiswa dalam membimbing anak-anak di pesantren kilat, lanjut Yamani, menjadi bukti bahwa pendidikan karakter harus ada sejak dini. Tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada para pendidik itu sendiri.

Dalam kesempatan itu, Ketua PC DMI Balikpapan Kota, Drs. H. Arbawi, memberi Piagam Penghargaan kepada Kaprodi PGPAUD Universitas Mulia, Bety Vitriana, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mahasiswanya dalam kegiatan ini.

Selain itu, ada juga penghargaan kepada salah satu mahasiswa teraktif dan paling populer, Reza Meuthia, atas perannya sebagai guru pendamping yang disayangi para peserta santri.

Di sela agenda penutupan salah satu mahasiswa membawakan kisah penuh hikmah untuk mengenalkan adab kepada anak-anak. Metode ini membuat pesan moral lebih mudah masuk alam bawah sadar anak.

Setelah mengikuti game edukatif, anak-anak juga mendapat snack, coklat, dan permen dari para mahasiswa. Senyum ceria mereka menunjukkan betapa kegiatan belajar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Para peserta pesantren kilat tak kuasa menahan haru menjelang perpisahan.

Penutupan acara diisi doa dan harapan agar ilmu selama pesantren kilat dapat bermanfaat dalam kehidupan.