Pengeluaran Rumah Tangga di Balikpapan Capai Rp9 Juta Per Bulan, Ini Penjelasannya

Oleh editor johan pada 31 Mei 2025, 13:45 WIB
Kilang Pertamina Balikpapan yang menjadi simbol hingga dijuluki Kota Minyak (Foto : Kilang Pertamina Balikpapan)

Kilang Pertamina Balikpapan yang menjadi simbol hingga dijuluki Kota Minyak (Foto : Kilang Pertamina Balikpapan)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Bagi anda yang pertama kali ke Balikpapan mungkin kaget, harga barang-barang, termasuk kebutuhan pokok tergolong tinggi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Balikpapan masuk 10 besar kota termahal berdasarkan Survei Biaya Hidup 2022, dengan rata-rata pengeluaran rumah tangga mencapai Rp9,87 juta per bulan.

Lalu, mengapa hidup di kota ini bisa semahal itu? Berikut penjelasan lengkapnya:

  1. Kota Industri dan Migas

Balikpapan adalah kota pusat industri migas (minyak dan gas) di Indonesia, tempat beroperasinya perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Chevron, dan Total. Hal ini menyebabkan:

  • Banyak ekspatriat dan pekerja profesional berdatangan,
  • Meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa kelas menengah-atas,
  • Harga barang menjadi lebih tinggi dibanding kota lain.
  1. Mayoritas Bahan Pokok Didatangkan dari Luar

Secara geografis, Balikpapan tidak memiliki lahan pertanian atau peternakan yang luas. Akibatnya:

  • Bahan makanan seperti sayur, buah, daging, bahkan beras harus diimpor dari Sulawesi dan Jawa
  • Biaya logistik yang mahal membuat harga jual di pasar lokal ikut melonjak.
  1. Biaya Transportasi dan Distribusi Tinggi

Pelabuhan dan bandara memang tersedia, namun:

  • Biaya distribusi antar pulau dan ke pelosok Kalimantan cukup mahal,
  • Infrastruktur transportasi darat ke wilayah Kalimantan lainnya belum sematang Pulau Jawa, sehingga mempengaruhi biaya logistik.
  1. Keterbatasan Lahan dan Harga Properti

Balikpapan merupakan kota pesisir dengan kontur berbukit:

  • Lahan terbatas menyebabkan harga tanah dan sewa properti melonjak,
  • Kawasan hunian strategis seperti Gunung Malang, Balikpapan Baru, dan Sepinggan sangat mahal, mendorong naiknya biaya hidup sehari-hari.
  1. Kota Transisi Menuju Ibu Kota Negara (IKN)

Sejak pengumuman pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur, Balikpapan menjadi salah satu kota penyangga utama:

  • Investasi masuk meningkat,
  • Harga tanah, hotel, jasa konstruksi, hingga bahan bangunan mengalami inflasi lokal,
  • Permintaan meningkat sebelum pasokan siap, sehingga harga cenderung naik.
  1. Tingginya Gaji Rata-Rata dan Daya Beli Kelas Menengah

Karena banyak pekerja industri dan perusahaan multinasional,

  • Rata-rata gaji di sektor formal lebih tinggi dibanding kota lain di luar Jawa,
  • Ini menciptakan pasar dengan daya beli tinggi, yang secara otomatis mendorong harga naik.
  1. Gaya Hidup Urban dan Konsumtif

Sebagai kota maju dengan pusat perbelanjaan, kafe, restoran modern, dan mall, gaya hidup warga cenderung:

  • Urban dan konsumtif,
  • Terbiasa dengan produk premium dan impor, yang membuat permintaan tinggi dan harga tetap mahal.

Biaya hidup mahal di Balikpapan disebabkan oleh kombinasi faktor struktural, geografis, dan ekonomi. Meskipun demikian, daya beli masyarakat tetap kuat, terutama karena tingginya pendapatan di sektor industri dan jasa, serta dukungan kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.

Jika kamu merencanakan pindah atau berwisata ke Balikpapan, penting untuk memahami bahwa kota ini menawarkan kualitas hidup yang tinggi—tapi dengan konsekuensi biaya yang tak murah.