Pengamat: Balikpapan Kalau Kemarau Krisis Air, Kalau Hujan Banjir

SMARTRT.NEWS – Pengamat kebijakan publik asal Balikpapan, Hery Sunaryo menyoroti pengelolaan sumber daya air yang dinilai belum optimal.
Ia mencontohkan soal krisis air bersih, Hery bilang bukan permasalahan baru. Menurutnya, kondisi ini telah terjadi sejak kepemimpinan wali kota sebelumnya.
“Ketika kemarau, Balikpapan mengalami krisis air, tetapi saat hujan justru banjir. Ini menandakan ada pengelolaan sumber daya air yang kurang maksimal,” katanya.
Kata Hery, sampai sekarang Balikpapan masih bergantung waduk tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Namun, kapasitas yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. “Sesuai standar nasional, setiap orang membutuhkan sekitar 150 liter air per hari,” terangnya.
Dengan jumlah penduduk sekitar 750.000 jiwa, kebutuhan air Balikpapan bisa mencapai lebih dari 112,5 juta liter per hari. Hal itu harus dihitung dan diantisipasi dengan baik.
Beberapa opsi untuk menambah pasokan air baku, lanjut Hery, seperti pemanfaatan Sungai Mahakam, desalinasi air laut, dan pengambilan air dari Samboja, sudah pernah dikaji. Namun, implementasinya masih belum berjalan maksimal.
Ia menyoroti kinerja Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM, yang dinilainya kurang inovatif dalam mencari solusi atas permasalahan air bersih.
“PDAM seharusnya lebih agresif mencari terobosan. Selama ini, kita masih mendengar banyak keluhan masyarakat tentang kebocoran pipa, kualitas air yang bau, hingga distribusi yang tidak merata,” katanya.
Bahkan, dikatakannya, krisis air bersih dikaitkan kenaikan harga air kemasan yang kini hampir setara dengan harga BBM.
“Bayangkan, harga air minum kemasan 1 liter sudah mencapai Rp 11.000, sementara harga BBM jenis Pertalite per liter sekitar Rp 12.800. Jika harga air sudah hampir setara BBM, ini tanda bahaya bagi Balikpapan,” ujarnya.
Menurutnya, air kebutuhan dasar yang harus dijamin ketersediaannya oleh pemerintah. Karena itu, ia menilai pemerintah kota dan DPRD harus memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini.
Di akhir pernyataannya, Hery berharap pemerintah kota, DPRD, dan instansi terkait dapat lebih serius dalam menangani permasalahan krisis air, termasuk krisis air dan antrean BBM.
Reporter: Musafir B
Editor: Kopi Hitam
BACA JUGA