Penanganan Banjir Balikpapan Butuh 40 Bendali, Anggaran Das Ampal Hingga Rp1,6 Triliun

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Klandasan Besar atau Ampal terus menjadi langganan banjir di Kota Balikpapan. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan pun menyadari bahwa penanganan banjir di wilayah tersebut tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo menjelaskan, total panjang DAS Ampal yang harus ditangani mencapai sekitar 4 kilometer. Rencana penanganan mencakup pelebaran saluran primer, pembangunan bendungan pengendali (bendali), hingga rumah pompa. Namun, kendala utama dalam pelebaran saluran adalah pembebasan lahan yang memerlukan anggaran besar.
“Masalahnya pelebaran saluran membutuhkan pembebasan lahan cukup besar,” kata Bagus dikonfirmasi media, Jumat (18/7/2025).
Menurutnya, kajian penanganan banjir DAS Ampal sudah dilakukan sejak 2019. Saat itu, kebutuhan anggaran untuk pembebasan lahan berdasarkan harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) mencapai Rp600 miliar, dan untuk pembebasan bangunan sebesar Rp400 miliar.
“Kalau kondisi sekarang kemungkinan alokasi yang diperlukan mencapai Rp1,6 triliun,” jelasnya. Hal ini dikarenakan harga NJOP terus meningkat setiap tahun, sehingga kebutuhan anggaran ikut melonjak.
6 dari 40 Bendali Baru Terbangun
Selain pembebasan lahan, strategi pengendalian banjir lainnya adalah pembangunan bendali. Bagus menyebutkan bahwa secara keseluruhan, kawasan DAS Ampal memerlukan sekitar 40 bendali. Namun, hingga saat ini, baru enam unit yang telah terbangun.
Pada tahun 2024, Pemkot Balikpapan telah membebaskan lahan seluas 10 hektare untuk pembangunan Bendali Ampal Hulu dengan total anggaran Rp47 miliar. Meski begitu, pembangunan fisik bendali masih menunggu dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
“Tepatnya melalui Balai Wilayah Sungai IV Samarinda maupun Pemprov Kaltim,” imbuhnya.
Rencana 7 Rumah Pompa untuk Percepat Aliran Air
Upaya lain yang tengah dirancang adalah pembangunan rumah pompa. Dari kajian yang dilakukan, dibutuhkan tujuh rumah pompa di sepanjang aliran DAS Ampal. Salah satu rumah pompa sudah dibangun di samping Hotel Zurich.
“Fungsi pompa ini untuk mempercepat laju aliran pada saluran drainase atau sungai. Kalau dibangun semua dan bekerja paralel dari hulu ke hilir, bisa mempercepat surutnya genangan,” jelasnya.
Dengan sinergi pompa yang aktif, air hujan yang menumpuk tidak perlu tertahan lama di permukaan. Hal ini diharapkan bisa mengurangi dampak banjir secara signifikan, terutama di kawasan padat penduduk dan jalan utama.
Kajian Ulang Penanganan Banjir Disiapkan
Bagus juga menyampaikan bahwa pihaknya menerima masukan dari DPRD dan fraksi-fraksi yang mendorong agar dilakukan kajian ulang terhadap penanganan banjir DAS Ampal. Evaluasi terhadap proyek yang sedang dan telah berjalan dinilai penting agar diperoleh alternatif terbaik.
“Mungkin ada berbagai pilihan alternatif terbaik untuk pengendalian banjir pada DAS Ampal,” tuturnya. Pemkot akan mempertimbangkan berbagai masukan guna memastikan solusi jangka panjang yang efektif dan efisien.
Penanganan banjir DAS Ampal menjadi prioritas besar Pemkot Balikpapan mengingat dampaknya yang cukup luas terhadap warga kota, infrastruktur, dan aktivitas ekonomi. Dengan strategi terintegrasi dari pelebaran saluran, bendali, hingga rumah pompa, diharapkan banjir tahunan di kawasan ini dapat diminimalisasi secara signifikan.***
(Tim Smartrt.news/anang/sumber: Pemkot Balikpapan)
BACA JUGA