Pemerintah Indonesia Sampaikan Belasungkawa terkait Gempa Myanmar

SMARTRT.NEWS – Pemerintah Indonesia Kementerian Luar Negeri menyampaikan belasungkawa terkait bencana gempa 7,7 skala Richter yang melanda Myanmar dan Thailand, Jumat (28/3/2025) waktu setempat.
Korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar dan Thailand itu menelan korban 144 orang tewas di Myanmar, dan 10 orang tewas di ibu kota Thailand.
“Turut berduka cita atas gempa bumi yang melanda Myanmar dan Thailand (28/3). Pikiran dan doa kami menyertai rakyat Myanmar dan Thailand selama masa sulit ini,” kata Kemenlu RI lewat akun X resminya, Jumat malam.
Kemenlu RI menyampaikan, Indonesia siap memberikan semua dukungan untuk Myanmar dan Thailand sebagai langkah pemulihan. “Terutama di daerah yang terkena dampak,” jelasnya.
Berdasarkan data KBRI, per 15 Maret 2025, terdapat 2.379 orang WNI di Thailand.
Menurut keterangan KBRI Bangkok, pada Jumat (28/3/2025), sekitar pukul 13:20 waktu setempat, gempa berkekuatan 8,2 skala Richter mengguncang Myanmar. Pusat gempa terletak sekitar 326 kilometer di barat laut Distrik Pang Mapha, Provinsi Mae Hong Son, Thailand.
“Berdasarkan pantauan Departemen Meteorologi, gempa dirasakan di wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok, kekuatan mencapai 7.7 skala Richter,” sebut KBRI Bangkok dalam keterangannya.
Menurut KBRI Bangkok, ada enam kali gempa susulan berkekuatan lebih kecil, yakni antara 4,7 hingga 7,1 skala Richter. Gempa susulan itu tercatat rentang waktu antara pukul 13:32 hingga 14:57 waktu setempat.
Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban
“Tidak ada peringatan dari pihak pemerintah Thailand akan terjadinya gempa. Namun pengumuman mengenai gempa susulan dan imbauan berhati-hati terus diumumkan pihak Pemerintah Thailand,” ujar KBRI Bangkok.
KBRI Bangkok mengungkapkan, Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor saluran siaga1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan korban luka maupun terjebak pascagempa.
Tansportasi umum seperti BTS dan MRT juga berhenti beroperasi sementara guna mengantisipasi adanya gempa susulan.
“Pada pukul 14:20, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer. Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan,” imbuh KBRI Bangkok.
KBRI Bangkok telah menyebarkan informasi nomor kontak/hotline darurat KBRI pada berbagai kanal sosial media dan grup whatsapp komunitas WNI di Thailand.
“KBRI Bangkok juga telah menerima komunikasi sejumlah WNI di Bangkok dan sekitarnya yang melaporkan keberadaannya di Thailand paska gempa. Sejauh ini belum ada laporan WNI di Thailand yang menjadi korban gempa,” begitu keterangan KBRI Bangkok.
Mengutip laporan Reuters, sebagian besar kehancuran terjadi di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay. Letaknya dekat episentrum gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang terjadi saat makan siang.
Seorang petugas penyelamat dari Amarapura, kotamadya Mandalay, mengatakan ada 30 jasad dari blok apartemen bertingkat yang runtuh.
“Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Kota kami tampak seperti kota yang runtuh,” ujarnya, memperkirakan sekitar seperlima bangunan telah hancur.
“Kami menerima panggilan bantuan dari orang-orang di dalam, tetapi kami tidak dapat membantu. Sebab, kami tidak memiliki cukup tenaga kerja dan mesin untuk membersihkan puing-puing,” lapor Reuters.
BACA JUGA