Pemeriksaan Kesehatan Gratis Tak Perlu Tunggu Ulang Tahun, Syaratnya Cuma Ini

Cek kesehatan gratis, kini tidak menunggu setiap ulang tahun.(Foto: smartrt.news/rama)

Smartrt.news, BALIKPAPAN, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) terus berkomitmen meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu langkah konkret yang kini telah diterapkan adalah pemberlakuan layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang bisa dinikmati oleh seluruh warga kota kapan saja, tanpa harus menunggu momen ulang tahun seperti ketentuan sebelumnya.

Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari program nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sebagai bagian dari prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam bidang kesehatan masyarakat. Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) kini diklaim sebagai salah satu program terbesar yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari bayi baru lahir hingga usia lanjut.

Perluasan Layanan Demi Tingkatkan Akses

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, mengatakan bahwa program pemeriksaan kesehatan gratis ini awalnya hanya diberikan kepada warga yang tengah merayakan ulang tahun. Namun dalam evaluasinya, animo masyarakat terhadap program ini ternyata belum optimal. Banyak warga yang enggan memeriksakan diri karena merasa waktunya tidak tepat atau tidak mengetahui adanya program tersebut.

“Jadi, sebelumnya, pemeriksaan gratis ini hanya berlaku untuk warga yang berulang tahun (ultah) saja. Namun dalam perkembangannya sudah dibuka secara luas. Karena kalau hanya yang ulang tahun saja, animo masyarakat kurang. Maka akhirnya dibuka sebanyak-banyaknya. Dan di Puskesmas sudah kita persiapkan,” ujar Alwiati kepada wartawan, Senin (14/4).

Dengan perubahan ini, seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Balikpapan telah dipersiapkan secara maksimal untuk memberikan layanan tersebut kepada masyarakat tanpa batas waktu atau ketentuan khusus.

Partisipasi Masyarakat Masih Rendah

Meskipun layanan sudah dibuka secara luas, DKK Balikpapan mencatat bahwa tingkat partisipasi masyarakat masih tergolong rendah. Belum banyak warga yang datang secara sukarela untuk memanfaatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis yang disediakan.

“Berdasarkan evaluasi, animo warga masih belum meningkat signifikan, meski layanan sudah kami buka secara luas,” ungkap Alwiati.

Untuk itu, DKK Balikpapan telah menyusun strategi tambahan dalam bentuk kegiatan sosialisasi, edukasi, dan kampanye kesehatan yang akan dilakukan secara terstruktur di berbagai wilayah kota. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan mendorong mereka untuk aktif menjaga kondisi fisik sejak dini.

Syarat Mudah, Layanan Maksimal

Prosedur untuk mengakses layanan ini tergolong mudah. Warga hanya perlu membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat datang ke Puskesmas terdekat. Data warga akan langsung diinput ke dalam sistem aplikasi kesehatan nasional, yang terintegrasi dengan data Kemenkes.

“Warga tidak perlu repot. Cukup datang ke Puskesmas, bawa KTP, nanti akan kami layani dan datanya langsung masuk ke sistem. Ini bagian dari transformasi digital layanan kesehatan,” tambah Alwiati.

Menurutnya, fokus dari program ini bukan hanya untuk mendeteksi penyakit secara dini, tetapi juga membentuk budaya sadar kesehatan di tengah masyarakat. 

“Dengan semakin banyak warga yang rutin memeriksakan kesehatannya, diharapkan beban sistem kesehatan bisa ditekan dan angka penyakit tidak menular bisa menurun dalam jangka panjang,” jelasnya.

Pemkot Balikpapan berharap, perluasan layanan ini dapat menjadi titik balik dalam upaya membangun masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya deteksi dini terhadap berbagai penyakit. Dinas Kesehatan juga terus mendorong kolaborasi dengan RT, kelurahan, hingga organisasi masyarakat untuk menyebarluaskan informasi program ini ke seluruh penjuru kota.

“Puskesmas siap. SDM siap. Tinggal bagaimana kita sama-sama mengedukasi masyarakat bahwa kesehatan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab pribadi,” pungkas Alwiati.

Dengan terbukanya akses layanan kesehatan yang lebih merata dan mudah dijangkau. Nantinya diharapkan tidak ada lagi alasan bagi warga untuk menunda pemeriksaan. Karena, seperti kata pepatah, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Penyakit Tidak Menular Jadi Ancaman Nyata 

Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, obesitas, dan kolesterol tinggi merupakan empat besar penyakit yang paling banyak ditemukan saat pemeriksaan kesehatan rutin.

Pada tahun 2024, tercatat lebih dari:

24.000 kasus hipertensi,

11.000 kasus diabetes tipe 2, dan

9.500 kasus kolesterol tinggi

terdeteksi dari pemeriksaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

DKK juga mencatat bahwa sekitar 30% warga usia produktif (25–45 tahun) belum pernah menjalani pemeriksaan kesehatan dasar dalam lima tahun terakhir. Kondisi ini mengkhawatirkan. Sebab mayoritas penyakit tidak menular tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, dan baru terdeteksi saat sudah menimbulkan komplikasi.

Alwiati mengatakan,  program PKG kini didukung dengan sistem digitalisasi melalui aplikasi terintegrasi. Hal ini memungkinkan pencatatan data kesehatan warga secara real-time dan nasional. Hal ini tidak hanya mempercepat pelayanan, tetapi juga memudahkan pengawasan dan tindak lanjut dari tenaga kesehatan.

Layanan kesehatan gratis ini meliputi:

Pemeriksaan tekanan darah

Gula darah sewaktu

Kolesterol total

Indeks massa tubuh (IMT)

Pemeriksaan lingkar perut (risiko sindrom metabolik)

Konsultasi dokter dan penyuluhan gaya hidup sehat

“Cukup bawa KTP dan datang ke Puskesmas. Tidak ada biaya sama sekali. Kami sudah siapkan SDM, alat, dan sistem pendataan. Jadi tidak ada alasan lagi untuk menunda,” ujar Alwiati.

Meski sudah dibuka secara luas, tingkat kunjungan warga masih di bawah 40% dari target yang ditetapkan DKK pada triwulan pertama 2025. Rendahnya tingkat partisipasi ini mendorong DKK meluncurkan berbagai inisiatif, seperti:

Pos pemeriksaan keliling di pasar dan kantor kelurahan

Penyuluhan di sekolah, masjid, dan tempat ibadah

Kemitraan dengan komunitas dan organisasi lokal

Menuju Kota yang Lebih Sehat

Pemkot Balikpapan berharap melalui perluasan program PKG ini, dapat tercipta budaya sadar kesehatan dalam masyarakat. Dengan semakin banyak warga yang rutin memeriksa kondisi tubuhnya, maka beban pelayanan di rumah sakit akibat komplikasi bisa ditekan.

“Saat ini kami sedang mengembangkan sistem pelacakan berbasis data agar warga yang berisiko bisa di-follow up secara rutin oleh kader atau petugas Puskesmas,” tambah Alwiati.

Dengan semakin kuatnya dukungan dari pusat, kesiapan daerah, dan partisipasi masyarakat, Balikpapan diharapkan menjadi salah satu kota percontohan dalam pelaksanaan layanan kesehatan preventif nasional.***

(Tim Smartrt.news/rama)