Pembenahan PKL dan Distribusi Barang, Pemkot akan Bangun Pasar Induk di Graha Indah Balikpapan

pasar pandansari
Pasar Pandan Sari Balikpapan. Ramai pembeli di pagi hari.(foto:smartrt.news/anang)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Perdagangan terus melakukan pembenahan terhadap sistem pasar tradisional di tengah pertumbuhan masyarakat dan aktivitas ekonomi yang semakin tinggi. Salah satu kebijakan strategis yang akan dijalankan adalah pembangunan Pasar Induk baru di Km 5,5 Jalan  Soekarno Hatta, Graha Indah yang dijadwalkan mulai dibangun pada tahun 2026.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar. Dia  menekankan perlunya peningkatan infrastruktur perdagangan untuk mendukung arus distribusi barang dan kenyamanan konsumen.

“Pertumbuhan masyarakat di Balikpapan sangat pesat. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas pasar yang sesuai kebutuhan.Termasuk menghadirkan pasar induk yang benar-benar mampu menampung distribusi dari para produsen ke pedagang,” ujarnya, Rabu (16/4/2025).

Pasar KM 5,5 Gantikan Fungsi Pandansari Sebagai Titik Distribusi

Saat ini, Pasar Pandansari masih memegang peranan penting sebagai pasar induk informal yang melayani distribusi skala besar. Namun, kondisi di lapangan yang sempit, padat, dan kurang terorganisasi membuat pemerintah memutuskan untuk memindahkan fungsi tersebut ke lokasi baru yang lebih representatif.

“Nantinya, produsen bisa langsung membongkar muatan di Pasar Induk KM 5,5. Ini akan mempercepat alur distribusi barang dan mempermudah pedagang kecil, termasuk PKL, untuk mendapat pasokan langsung tanpa harus ke pelabuhan atau gudang,” jelas Haemusri.

Langkah ini sekaligus menjadi upaya dalam menata pedagang kaki lima (PKL). Selama ini PKL banyak berjualan di area sekitar Pandansari dan membuat kawasan tersebut menjadi padat dan semrawut.

Penataan Zonasi dan Pengaturan Ruang Kota

perdagangan

Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar. (Foto:smartrt.news/rama)

Pemerintah juga mendorong agar pasar-pasar yang sudah ada, seperti Pasar Klandasan dan Pasar Sepinggan, mengalami pembenahan melalui penataan zonasi dagang. Saat ini, Pasar Klandasan telah memiliki pembagian antara zona basah dan zona kering yang lebih tertata. Zona basah diperuntukkan bagi penjualan ikan, daging, dan hasil laut lainnya. Sementara zona kering mencakup penjualan sayur, pakaian, toko emas, dan bahkan handphone.

“Kita akan terapkan pola zonasi serupa di pasar-pasar lain. Selain itu, kami imbau pedagang untuk tidak menggunakan lahan parkir sebagai lapak. Ini penting agar pengunjung tetap nyaman dan tidak kesulitan saat belanja,” tegas Haemusri.

Pembangunan Pasar Induk KM 5,5 juga diharapkan menjadi pusat distribusi multi-sektor. Tidak hanya untuk bahan pokok seperti sayur, buah, dan daging. Tetapi juga untuk produk UMKM dan kebutuhan grosir. Pemerintah kota berencana menjadikan pasar ini sebagai bagian dari rantai logistik kota. Sehingga pengiriman barang dari luar daerah bisa langsung tertata dalam satu simpul distribusi utama.

Tahapan Persiapan Dimulai 2025

Meski pembangunan direncanakan dimulai 2026, proses persiapan—termasuk perencanaan teknis, studi kelayakan, dan pembebasan lahan—sudah akan dimulai pada 2025. Dinas Perdagangan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) untuk memastikan integrasi pasar dengan akses jalan dan sarana transportasi umum.

Haemusri menyebut bahwa keterlibatan stakeholder, termasuk asosiasi pedagang, pelaku UMKM, dan warga sekitar lokasi pembangunan, sangat dibutuhkan untuk menyukseskan proyek ini.

Dengan hadirnya pasar induk baru di KM 5,5, Pemkot Balikpapan berharap bisa menyeimbangkan antara penataan ruang kota, penguatan ekonomi kerakyatan, dan peningkatan kualitas layanan publik di sektor perdagangan.

“Ini bukan hanya soal bangunan, tapi soal bagaimana kita membangun sistem perdagangan rakyat yang sehat, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Haemusri.***

(Tim smartrt.news/rama)