Pelantikan BEM dan 13 UKM Universitas Mulia: Saatnya Mahasiswa Jadi Penggerak Bukan Penonton

Pelantikan kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berlangsung di Ballroom Cheng Hoo , Selasa 5 Agustus 2025 (Humas Universitas Mulia)
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan 13 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Mulia periode 2025–2026 yang digelar di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (5/8/2025), bukan sekadar seremoni pergantian pengurus. Ia menjadi momen strategis untuk menegaskan peran mahasiswa sebagai elemen penggerak dalam dinamika kampus technopreneur.
Prosesi pelantikan ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) sebagai simbol legitimasi formal sekaligus mandat moral. Para pengurus yang dilantik dihadapkan pada tugas yang tidak ringan: membangun organisasi yang sehat, inklusif, dan berdampak nyata bagi sivitas akademika.
Pelantikan ini juga menandai dimulainya sinergi strategis antara mahasiswa dan para dosen pembina. Sebanyak 13 UKM dari berbagai bidang minat disahkan bersama BEM, lengkap dengan nama-nama pembina yang akan menjadi mitra pengembangan karakter dan arah gerak organisasi.
Daftar UKM dan Pembina:
-
Musik – Drs. Suprijadi, M.Pd.
-
Paduan Suara – Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom.
-
Tari – Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.
-
Bola Voli – Isnawati, S.H., M.H.
-
Badminton – Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom.
-
E-Sport – Zona Septa Pratama, S.Kom.
-
English Club – Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.
-
GDSC – Nasruddin Bin Idris, S.Kom., M.Kom.
-
Robotic/DIC – Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom.
-
Broadcasting dan Film – Hasnawi, S.Kom.
-
Mishubunken (Bahasa Jepang) – Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm.
-
Al-Izzah – Isa Rosita, S.Kom., M.Cs. & Wahyu Nur A., S.Kom., M.Kom.
-
PMK – Isti Prabawani, S.E.
Rektor: Mahasiswa Harus Berani Ambil Keputusan yang Tidak Populer
Dalam orasi pembukaannya, Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyampaikan pesan mendalam tentang hakikat kepemimpinan.
“Kepemimpinan itu bukan soal volume suara atau gaya komunikasi. Tapi soal keberanian mengambil keputusan yang benar, meskipun tidak populer,” tegasnya.
Ia menantang mahasiswa untuk tidak hanya menjadi penyambung suara, tetapi menjadi penggerak narasi kolektif yang lebih reflektif dan produktif.
BEM menurutnya bukan sekadar struktur organisasi, melainkan instrumen budaya strategis yang mampu mendorong ekosistem technopreneurship kampus—konsep yang kini menjadi kebutuhan zaman, bukan tren sesaat.
Wakil Rektor: Masa Jabatan Terlalu Singkat, Tapi Harus Berdampak
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Sumardi, S.Kom., M.Kom., secara lugas menyampaikan bahwa masa jabatan satu tahun bagi BEM terlalu singkat.
“Belum sempat lari kencang, sudah harus berhenti. Tapi kami terikat AD/ART,” ujarnya, seraya berharap ke depan masa jabatan bisa diperpanjang menjadi dua tahun.
Ia juga menyentil lemahnya sinergi antarorganisasi mahasiswa, serta keterbatasan fasilitas olahraga yang sering berpindah karena pembangunan kampus.
Tiga hal ia tekankan secara gamblang:
-
Bangun kolaborasi, bukan kompetisi kosong.
-
Susun program yang terasa dampaknya, bukan hanya ramai di laporan.
-
Bersuara dengan data, bukan asumsi dan emosi.
Organisasi Mahasiswa: Ruang Tumbuh, Bukan Sekadar Jabatan
Pelantikan ini menandai fase baru kepemimpinan mahasiswa. Organisasi bukan soal siapa duduk di mana, tapi sejauh mana mampu membangun sistem yang saling percaya dan saling dorong maju.
Universitas Mulia menegaskan diri sebagai kampus yang tidak hanya mencetak sarjana unggul, tetapi juga pemimpin masa depan yang tahan banting, reflektif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
“Kampus ini tidak butuh pahlawan tunggal. Ia butuh ekosistem kolaboratif yang tumbuh bersama,” demikian pesan yang menggema di balik pelantikan ini.
Dengan kepengurusan baru, harapan pun mengemuka: agar organisasi mahasiswa menjadi ruang nyata bagi pengembangan karakter, etika, dan kepemimpinan transformatif—bukan sekadar titel atau eksistensi seremonial. (***)
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : Humas Universitas Mulia)