Pedagang Pakaian di Plaza Kebun Sayur Terpuruk, Daya Beli Masyarakat Anjlok

Pedagang pakaian
Nurdin, pedagang pakaian di Plaza Kebun Sayur. (smartrt)

SMARTRT.NEWS –  Lebaran yang biasanya membawa angin segar bagi para pedagang pakaian di Plaza Kebun Sayur, Balikpapan Barat, kini terasa berbeda. Penurunan daya beli masyarakat serta persaingan dengan pasar online membuat omset pedagang turun drastis.

“Tahun ini paling anjlok. Kondisi pasaran kami, terutama di Plaza Kebun Sayur, benar-benar turun hingga 50 persen,” ujar Nurdin, pedagang yang sudah berjualan sejak tahun 1990, Ahad (30/3/2025).

Menurutnya, kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun lalu target penjualan hampir tercapai, kini ia masih mengalami kekurangan sekitar 40 persen yang sulit ditutupi. “Biasa kalau sudah 10 hari menjelang Lebaran, pelanggan ramai. Tapi sekarang lihat sendiri, jauh berkurang,” katanya.

Nurdin menilai beberapa faktor menjadi penyebab lesunya penjualan. Selain harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak, keberadaan e-commerce juga mengubah kebiasaan belanja masyarakat.

“Sekarang orang lebih memilih belanja dari rumah lewat online. Sementara kami, pedagang kecil, sulit bersaing dengan grosir besar yang punya modal lebih kuat,” keluhnya.

Berharap Campur Tangan Pemerintah Balikpapan

Nurdin menjual pakaiannya dengan bandrol berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 140.000, menyasar kelas menengah bawah. Namun, meskipun harga tergolong terjangkau, daya beli tetap rendah.

“Dulu saya sampai harus menambah dua karyawan. Tahun ini, saya bekerja sendiri karena tidak mampu menggaji pegawai,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa pengunjung memang lebih ramai dibanding hari biasa, tetapi tidak cukup untuk mendongkrak pendapatan. “Walaupun Lebaran, tetap saja tak seramai dulu. Banyak toko di belakang sini yang tutup karena tidak kuat bertahan,” ungkapnya.

Sebagai pengurus pedagang di Plaza Kebun Sayur, Nurdin berharap pemerintah dapat mencari solusi bagi pelaku usaha kecil. “Kita yang mengais rezeki dari berdagang ini benar-benar terdampak. Harus ada kebijakan yang bisa membantu pedagang kecil agar bisa bersaing di era digital ini,” harapnya.

Meski berhadapan dengan situasi sulit, Nurdin tetap bertahan. “Saya sudah 56 tahun dan sudah puluhan tahun berdagang di sini. Mau tak mau, kami harus menyikapi keadaan ini dengan sabar,” ujarnya.

Nugi Irmawan