Pak Munawwar, dari Purnawirawan Polri Ngemong 300 Warga RT 03

SMARTRT.NEWS – Di ruang tamu yang tidak terlalu lebar, tersirat pesan mendalam dari Ketua RT 03. Katanya, menjadi ketua RT harus bisa ngemong warga. Tamsil Jawa ini memiliki arti menjaga atau merawat warga.
Pesan itu keluar dari bibir Pak Munawar, purnawirawan Polri tahun 2002, yang saat ini mengemban amanah untuk menahkodai RT 03 Margomulyo, Balikpapan Barat.
Di Rukun Tetangga itu, Munawar kudu mengemong sekitar 300 warga dari 110 Kepala Keluarga.
Pria asli Jogja ini mengikuti takdir, yang membawa Munawar melanjutkan pendidikan sebagai Polri tahun 1984 di Kota Minyak.
Sejak itu, ia mengabdi dalam Korps Kepolisian hingga menjadi purnawirawan. Terakhir, ia memiliki pangkat Aiptu yang bersentuhan langsung para warga.
Serta biasa bertugas di kelurahan untuk mernjaga dan memastikan kondusifitas lingkungan setempat. Selama sembilan tahun menjadi RT bukan waktu yang singkat.
Ia mengaku dalam perjalanannya melalui lika liku yang butuh kebijaksanaan. Sikap dan sifat itulah yang membawanya menjalankan amanah warga untuk menahkodai RT 03.
“Jika berbicara jujur, namanya permasalahan itu ada, tetapi yah kita harus menjadi ketua RT yang bijaksana. Masyarakat kan memiliki kepribadian yang beraneka rragam” tuturnya, Rabu (23/4/2025).
Dalam menjalin silaturahim dan membangun kepedulian erat antar sesama warga, Munawwar memiliki program rutin setiap bulan.
Antara lain, mengadakan pertemuan, yang di dalamnya membahas bagaimana membangun dan menjaga lingkungan. Dalam perbincangan bersama media ini, suasana cukup hangat. Senda gurau dan riuh tawa menemani kami.
Ia berpesan, selain harus bisa menjadi pengayom, ketua RT harus siap pula menjadi tulang punggung warga dalam mencari solusi segala masalah.
“RT menjadi tulang punggung di lingkungan toh, karena apapun pasti RT yang menjadi tanggung jawab. Persoalan apapun,” ucapnya, melempar tawa ringan.
Lagi-lagi Sulit Akses Air PDAM
Masalah di lingkungan ini tak jauh berbeda dengan RT lain di kelurahan setempat. Di RT 03 juga memiliki permasalahan akses air bersih PDAM. Sama seperti RT 02, RT 24 dan RT lainnya di Kelurahan Margomulyo.
Munawwar bilang, di lingkungannya, tak jarang air mati selama empat hari, bahkan hingga seminggu.
“Air PDAM di sini yang menjadi permasalahan utama, Mas. Kalau ngalir itu tengah malam, itupun kalau mati bisa empat hari bahkan semingguan,” bebernya.
Untuk bertahan hidup dengan air bersih, Munawwar mengakalinya dengan air tadah hujan. Ia bersama warga menampung air langit itu menggunakan tandon.
Cara ini menjadi alternatif saat air tidak menyala. Alternatif lainnya membeli air dengan mengeluarkan kocek lebih mahal. Ia berharap PDAM dan Pemkot bisa segera menuntaskan masalah akses air bersih di lingkungan Pak Munawwar.
Taufik Hidayat
BACA JUGA