Mimpi di Balik Barisan: 60 Putra-Putri Terbaik Kaltim Berjuang di Seleksi Paskibraka 2025

Smartrt.news, SAMARINDA,- Di tengah dingin, hujan dan banjir Senin (12/5/2025) pagi di Samarinda, semangat puluhan remaja dari seluruh penjuru Kalimantan Timur menyala di satu titik yang sama: aula Hotel Puri Senyiur. Di sanalah 60 siswa terpilih dari 10 kabupaten/kota berkumpul, membawa harapan besar dan tekad kuat. Mereka bukan hanya datang untuk mengikuti seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2025—mereka hadir untuk mengejar mimpi yang sejak lama tumbuh di dalam hati.
Setiap langkah, setiap baris perintah, bukan sekadar latihan fisik. Ini adalah perjalanan panjang menuju kehormatan: menjadi bagian dari pasukan istimewa yang mengibarkan Merah Putih pada upacara kenegaraan, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Di tengah semangat yang membara, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, berdiri dan mengingatkan bahwa menjadi Paskibraka bukan hanya tentang tampilan gagah atau barisan rapi. “Saya tahu momen ini sangat dinanti. Dulu saat SMA, saya juga punya cita-cita yang sama,” ucapnya, mengenang masa remaja yang penuh semangat dan mimpi.
Namun, ia juga menegaskan: seleksi ini bukan main-main. Para peserta harus melalui tahapan berat—tes kesehatan, fisik, pengetahuan umum, hingga kepribadian. Karena Paskibraka bukan sekadar simbol di lapangan, tapi juga teladan bagi generasinya.
“Menjadi bagian dari Paskibraka artinya membawa nama baik. Fisik, mental, karakter—semuanya harus dijaga,” katanya penuh keyakinan. Ia percaya bahwa anak-anak muda ini telah dipersiapkan dengan matang sejak seleksi awal di tingkat kabupaten dan kota.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Kesbangpol Kaltim, Sufian Agus, menyampaikan bahwa tahun ini setiap daerah mengirimkan enam wakilnya—tiga pasang putra dan putri. Jumlah total peserta pun melonjak dari 42 menjadi 60 orang, menandai peningkatan antusiasme dan upaya lebih luas menjaring talenta terbaik.
Selama tujuh hari penuh, dari 11 hingga 17 Mei 2025, seleksi berlangsung intensif. Tidak hanya di ruang kelas, tapi juga di lapangan terbuka. Tim seleksi yang terdiri dari sekitar 20 personel dipimpin oleh Iptu Nuryadi dari Polda Kaltim—sebuah perubahan dari tahun lalu di mana unsur TNI memimpin seleksi.
Perubahan itu mencerminkan komitmen untuk terus menyempurnakan proses seleksi yang jujur, transparan, dan profesional. Tak ada ruang untuk kompromi dalam mencari generasi pengibar bendera yang tangguh dan berintegritas.
“Setiap anak punya peluang yang sama,” ujar Sri Wahyuni, menegaskan bahwa baik di tingkat provinsi maupun nasional, proses seleksi dilakukan adil tanpa pandang asal.
Di mata publik, mungkin mereka hanya sekumpulan remaja berseragam putih. Tapi bagi orang tua, pelatih, dan mereka yang paham makna di balik kibaran bendera—mereka adalah simbol harapan, disiplin, dan persatuan bangsa.
Dan kini, di ruangan itu, 60 pasang mata menatap ke depan—pada satu tujuan mulia. Tak sekadar mengibarkan bendera, tapi juga membawa harapan dan kehormatan Kalimantan Timur ke panggung nasional.
BACA JUGA