Mimpi Balikpapan Tanpa Banjir Dimulai di Sini, Bendali Ampal Hulu

aliran das Ampal
Aliran sungai DAS Ampal. (foto:smartrt.news/rama)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Pagi itu Selasa (27/5/2025), hujan mengguyur Balikpapan dengan derasnya. Jalanan mulai basah, dan warga di kawasan Gunung Samarinda Baru yang dulu sudah terbiasa panik saat langit mendung kali ini hanya menatap air yang mengalir pelan. Tidak ada genangan. Tidak ada air yang masuk ke rumah.

“Biasanya, di depan rumah air sudah sebetis,” kata Ani, warga RT 2. “Tapi tadi cuma basah sebentar, langsung surut. Beda sekali.”

Perubahan itu datang dari tempat yang tak jauh dari rumahnya. Di belakang Pasar Segar, sebuah lahan luas yang dulunya rawa dan semak kini berubah menjadi proyek penuh harapan: Bendungan Pengendali atau Bendali Ampal Hulu. Di sanalah alat berat bekerja sejak awal tahun, mengeruk tanah merah, membentuk kolam retensi yang suatu hari akan menjadi penampung air sekaligus pelindung kota dari banjir.

Wali Kota Balikpapan datang ke lokasi itu belum lama ini. Sepatu botnya menjejak lumpur, menyapa para pekerja yang sibuk mengarahkan ekskavator. Dengan mata yang awas, ia memperhatikan kedalaman galian sekarang hampir 2,8 meter dan mendengar laporan tentang volume tanah yang sudah dikeruk: 14 ribu meter kubik, dari total 60 ribu.

“Baru 15 persen jalan, tapi manfaatnya sudah terasa,” kata Walikota Rahmad Mas’ud sambil tersenyum. “Ini bukan hanya soal infrastruktur. Ini soal ketenangan warga.” sambungnya.

Bayang Bayang Banjir di Malam Hari

Dulu, setiap kali musim hujan tiba, banyak warga yang tidak bisa tidur nyenyak. Hujan malam bisa berarti banjir subuh. Anak-anak dibangunkan, perabot ditinggikan, dan semua berharap air segera surut. Kini, meski belum rampung sepenuhnya, bendali ini mulai mengubah narasi itu.

Kolam retensi ini dirancang bisa menampung hingga 120 ribu meter kubik air jika lahan 10 hektare yang direncanakan selesai dikeruk. Untuk sekarang, baru 4 hektare yang digarap cukup untuk menahan sekitar 40 ribu meter kubik air.

Namun, ini bukan semata soal banjir. Di balik desain teknis dan laporan proyek, ada rencana besar lain: menghadirkan ruang terbuka hijau, tempat orang bisa jogging, berolahraga, atau sekadar duduk menikmati tenangnya air, seperti yang sudah dilakukan di Telaga Sari. “Kami ingin bendali ini jadi tempat yang hidup, bukan hanya parit besar yang sunyi,” kata Rahmad.

Perjalanan proyek ini tak selalu mulus. Usulan pembangunannya sempat tertunda karena pandemi COVID-19. Belakangan, prioritas pemerintah pusat bergeser seiring pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Tapi Pemkot Balikpapan tidak menyerah.

Mereka terus membebaskan lahan sudah 9,4 hektare dari 10 hektare yang dibutuhkan. Masih ada beberapa bidang lahan yang terhambat urusan administratif, namun dana ganti rugi sudah dititipkan lewat pengadilan.

“Kami ingin proyek ini berjalan tanpa melanggar hak siapa pun,” tegas Jen Supriyanto, Kabid SDA DPU Balikpapan. “Hukum tetap kami pegang,” tambahnya.

Tahun 2026, pembangunan fisik bendali dijadwalkan dimulai jika anggaran dari pusat disetujui. Proyek ini bukan yang paling mencolok, bukan pula yang paling cepat selesai. Tapi di mata warga seperti Ani, ini adalah karya yang mengubah cara mereka menjalani musim hujan.

Karena terkadang, harapan memang datang perlahan. Ia tidak turun deras seperti hujan. Tapi ia mengalir dari hulu, menuju hilir membawa perlindungan dan ketenangan yang sudah lama dinantikan.

Kawasan Permukiman di Aliran Hulu DAS Ampal

  1. Kampung Timur
  2. Perumahan Depsos
  3. Perumahan Tumaritis
  4. Perumahan Grand City
  5. Sumber Rejo

Rencana Pembangunan Bendali di Balikpapan

Pemerintah Kota Balikpapan, bersama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, merencanakan pembangunan 55 bendali sebagai bagian dari strategi pengendalian banjir. Dari jumlah tersebut, 23 bendali masuk dalam prioritas utama, namun hingga saat ini baru 6 bendali yang telah dibangun, 3 didanai oleh APBN dan 3 lainnya oleh APBD.

Khusus di DAS Ampal, direncanakan akan dibangun 13 bendali, baru 3 bendali yang telah terbangun.

Kondisi Banjir dan Debit Air Sepanjang DAS Ampal

  1. Ketinggian air di beberapa titik bisa mencapai 1 hingga 1,5 meter.
  2. Debit banjir di DAS Ampal dapat mencapai 170,40 m³/detik dalam kondisi eksisting.

Data Banjir di Balikpapan

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, jumlah titik banjir mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir:

  • 2021: 79 titik banjir
  • 2022: 60 titik banjir
  • 2023: 57 titik banjir
  • 2024: 38 titik banjir

Meskipun terjadi penurunan jumlah titik banjir, beberapa wilayah masih mengalami banjir dengan ketinggian signifikan. Pada Maret 2025, hujan deras menyebabkan banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter di beberapa titik.***

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: DPU Balikpapan)