Menjelajah Hutan, Belajar dari Alam Di Kebun Raya Balikpapan
Diterbitkan 14 Mei 2025, 09:46 WIB

Pengunjung Kebun Raya Balikpapan makin ramai pada hari Minggu dan Libur.(Foto:smartrt.news/rama)
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Saat mentari pagi menembus celah-celah rimbunnya hutan di Kilometer 15 Jalan Soekarno-Hatta, terdengar riuh suara anak-anak sekolah berlarian menuju gerbang Kebun Raya Balikpapan (KRB).
Mereka datang bukan hanya untuk berjalan-jalan, tapi juga belajar langsung dari alam. Di tengah hijaunya pepohonan dan harum tanah basah, KRB bukan sekadar tempat wisata ia menjadi ruang belajar terbuka, tempat tanaman berbicara dan lingkungan menjadi guru.
“Setiap minggu, selalu ada rombongan sekolah yang datang. Anak-anak belajar mengenal tanaman khas Kalimantan, dan bagaimana cara menjaganya,” ujar Lukman Riyadi, Kepala UPTD KRB, sambil menunjuk ke arah barisan anggrek yang tertata rapi di taman koleksi, Senin (13/5/2025).
KRB memang dirancang bukan hanya sebagai konservasi flora, tetapi juga laboratorium hidup. Selain koleksi tanaman endemik, pengunjung bisa mencoba flying fox, menjelajah taman anggrek, atau sekadar berlari santai di jogging track yang tengah dibangun. Namun bagi Lukman, nilai utama KRB adalah edukasi membawa kembali generasi muda ke akar pengetahuan yang bersumber dari alam.
Tak hanya pelajar, akhir pekan membawa cerita berbeda. Ratusan orang datang membawa tikar dan bekal, menggelar acara keluarga, pelatihan komunitas, hingga sekadar melepas penat. “Kalau Sabtu dan Minggu, pengunjung bisa sampai 500 orang,” kata Lukman.
Di balik suasana damai itu, KRB juga menjadi sumber ekonomi. Sejak diberlakukannya retribusi pada Mei 2024, pendapatan perlahan tumbuh. Dari Januari hingga April 2025, KRB sudah menghasilkan Rp180 juta. Targetnya tahun ini? Naik menjadi Rp300 juta, bahkan Lukman berharap bisa tembus Rp500 juta di akhir tahun.
“Mimpi kami sederhana—KRB jadi ruang publik yang produktif, bisa bantu tambah PAD Balikpapan dan tetap menjaga fungsinya sebagai paru-paru kota,” tuturnya.
Ada Guest House di KRB
Bagi yang ingin merasakan sensasi bermalam di tengah hutan, KRB menyediakan guest house seharga Rp350 ribu per malam. Beberapa pengunjung memilih mendirikan tenda dan menikmati malam diiringi suara jangkrik dan gemerisik daun. Biaya camping? Hanya Rp26 ribu per orang.
Pengunjung reguler cukup membayar Rp15 ribu. Namun jika datang berkelompok minimal 50 orang dan menyertakan surat, cukup Rp10 ribu saja. “Satu keluarga bisa hemat banyak. Dan yang penting, mereka pulang dengan pengalaman tak terlupakan,” kata Lukman dengan senyum.
Jika ingin tahu lebih banyak, cukup buka Instagram resmi Kebun Raya Balikpapan atau hubungi layanan call center. Karena di tengah laju kota yang kian cepat, KRB tetap berdiri sebagai pelan-pelan penyeimbang. Tempat orang-orang belajar, tertawa, dan pulang membawa rindu akan alam yang hidup.***
(Tim smartrt.news/rama)