Mengenal Pacu Jalur, Tradisi Masyarakat Tepian Sungai Viral Usai Bocah Menari di Perahu

Oleh kontributor achmad pada 09 Jul 2025, 13:07 WIB

Potret pacu jalur yang viral di media sosial. (Foto: Kemenparekraf RI)

Smartrt.news, Riau– Viral sebuah yang memperlihatkan bocah menari di ujung perahu memicu keingintahuan publik akan tradisi Pacu Jalur. Ini merupakan omba perahu tradisional asal Riau yang kini menjadi sorotan nasional hingga internasional. Aksi sang “penari perahu”—terkena dengan sebutan anak Coki—berujung pada jutaan penonton di media sosial dan menggugah ketertarikan terhadap warisan budaya Melayu ini.

Mengutip laman Kemenparekraf, pacu Jalur merupakan tradisi tahunan masyarakat Kuantan Singingi yang telah ada sejak abad ke-17. Jalur—sebutan untuk perahu panjang yang bisa memuat hingga 60 orang—berlomba di Sungai Kuantan dalam perayaan Hari Kemerdekaan maupun hari besar keagamaan. Tiap tim dalam lomba ini terdiri dari pendayung, penyeimbang, hingga anak Coki di bagian haluan, yang berperan sebagai pengobar semangat dengan tarian penuh energi.

Dari Sungai ke Layar: Tradisi yang Menembus Dunia Digital

Fenomena anak Coki yang menari dengan penuh kharisma menjadi bahan konten viral di TikTok, Instagram, hingga YouTube Shorts. Istilah “aura farming” pun muncul sebagai metafora untuk menggambarkan pesona anak muda yang menari di ujung perahu—seolah memanen energi dan perhatian penonton global. Tak sedikit selebritas, atlet internasional, hingga maskot klub sepak bola ternama ikut menirukan gerakan khas tersebut, menjadikan Pacu Jalur simbol baru diplomasi budaya Indonesia di dunia maya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara resmi memasukkan Pacu Jalur ke dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Menurut data Pemprov Riau, festival tahun ini akan digelar 20–24 Agustus di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Targetnya menarik lebih dari 100 ribu wisatawan. Nilai ekonomi yang diproyeksikan pun mencapai Rp75 miliar, seiring viralnya tradisi ini secara global.

Pengakuan terhadap Pacu Jalur juga datang dari UNESCO yang menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Pemerintah daerah dan pusat aktif mempromosikan lomba ini sebagai representasi kekompakan, spiritualitas, dan identitas budaya masyarakat Melayu Riau.

Pacu Jalur telah menjadi lebih dari sekadar lomba perahu. Ia menjelma menjadi gerakan budaya lintas zaman—dari sungai ke layar, dari lokal ke viral.***

(Tim Smartrt.news/Kontributor Achmad/Kemenparekfraf/Pemprov Riau)