Mengapa Banyak Nama “Gunung” di Balikpapan?

Oleh editor johan pada 01 Jun 2025, 14:33 WIB
Gunung Dubs, salah satu kawasan di Balikpapan yang masuk wilayah Pertamina. Berderet rumah karyawan Pertamina (Foto : Kaltim Box)

Gunung Dubs, salah satu kawasan di Balikpapan yang masuk wilayah Pertamina. Berderet rumah karyawan Pertamina (Foto : Kaltim Box)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Dikenal sebagai kota Industri. Namun, jika Anda menelusuri peta kota ini, Anda akan menjumpai banyak kawasan bernama “Gunung”

Padahal, Balikpapan tidak memiliki gunung secara geologis. Lantas, apa makna di balik penamaan ini?

Kota di Atas Bukit

Balikpapan dibangun di atas kontur tanah yang bergelombang dan berbukit. Sejak masa kolonial Belanda, kawasan ini telah dimanfaatkan sebagai pusat industri migas. Dalam proses eksplorasi, jalur-jalur darat menembus kawasan berbukit dan hutan lebat.

Di era Belanda (1907–1942), BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) mulai membangun infrastruktur minyak di daerah-daerah tinggi demi keamanan dari banjir dan kemudahan pengawasan.

Asal-usul Sejumlah Nama “Gunung”

Gunung Dubbs

Asal nama: Diambil dari teknologi penyulingan minyak “Dubbs Thermal Cracking” yang digunakan oleh BPM pada awal 1900-an.
Fakta sejarah: Wilayah ini dulunya merupakan pusat penyulingan minyak dan tempat tinggal insinyur asing.
Kondisi kini: Masih dikenal sebagai kawasan bersejarah, dekat dengan area kilang Pertamina.

Gunung Malang

Asal nama: Nama ini kemungkinan berasal dari istilah lokal “malang” (sulit, berliku).
Fakta sejarah: Di masa penjajahan Jepang (1942–1945), kawasan ini digunakan sebagai jalur logistik menuju titik-titik pertahanan di atas bukit.
Ciri khas: Jalan menanjak dan berkelok, digunakan sebagai jalur vital ke pusat kota dan pelabuhan.

Gunung Sari

Asal nama: Nama ini digunakan sejak zaman Belanda, dipakai untuk kawasan permukiman elit BPM di dataran tinggi.
Fakta sejarah: Banyak rumah pejabat perusahaan minyak dibangun di sini karena bebas banjir dan punya pemandangan ke laut.
Kini: Menjadi salah satu kawasan permukiman padat dan akses utama dari Balikpapan Kota ke daerah tengah.

Gunung Polisi

Asal nama: Terletak di ketinggian dekat markas Brimob dan pusat komando keamanan.
Fakta sejarah: Dulu difungsikan sebagai pos pengamatan kolonial, kemudian dijadikan markas militer.
Ciri khas: Kawasan ini berada di dataran tinggi, strategis untuk fungsi keamanan.

Gunung Guntur

Asal nama: Tidak jelas asal muasal historisnya, tapi nama ini mulai muncul di peta Balikpapan pada era 1960-an.
Diduga: Dinamai karena cuaca ekstrem (sering petir/guntur) atau bentuk topografinya yang lebih curam dibanding kawasan lain.

Masih banyak lagi nama atau kawasan bernama “Gunung”. Seperti Gunung Belah, Gunung Satu, Gunung Bugis, Gunung Bahagia, Gunung Empat dan Gunung Rambutan.

Peran Strategis Bukit di Masa Kolonial dan Perang Dunia II

Selama Perang Dunia II, Balikpapan menjadi target strategis karena kilang minyaknya. Pasukan Jepang dan Sekutu sama-sama memanfaatkan ketinggian di Balikpapan untuk pertahanan dan pengintaian.

Bukit-bukit di sekitar Balikpapan dijadikan lokasi bunker, meriam anti-serangan udara, dan pos pengamat. Hal ini memperkuat kebiasaan menyebut dataran tinggi sebagai “gunung”.

Nama Kawasan Arti & Latar Belakang Sejarah
Gunung Malang Jalan curam & lokasi logistik zaman Jepang
Gunung Dubbs Lokasi kilang minyak Belanda & teknologi Dubbs
Gunung Sari Permukiman elit zaman kolonial BPM
Gunung Polisi Kawasan pertahanan dan pos militer
Gunung Guntur Topografi curam, kemungkinan dinamai dari cuaca

Nama-nama “Gunung” di Balikpapan bukan sekadar nama — mereka adalah rekaman sejarah kolonial, industri, dan militer yang berpadu dengan topografi alami dan bahasa lokal.

Dalam dialek Kaltim, istilah “gunung” lebih fleksibel dibanding definisi geologis. Bagi masyarakat, selama suatu kawasan lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya, maka sah-sah saja disebut sebagai “gunung”.

Di Balikpapan, “Gunung” bukan tentang ketinggian absolut, tapi tentang posisi, peran, dan identitas kawasan. Inilah salah satu daya tarik kota ini yang sering tak disadari — sejarah dan geografi hidup berdampingan dalam nama-nama jalannya.

(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber: Smartrt.news/Berbagai Sumber)