Mencari Solusi Krisis Air Bersih di Balikpapan, Tiga Pilihan Alternatif #BWF 5

SMARTRT.NEWS – Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki komposisi yang sedikit berbeda. Lautan mencakup 62,6% dan daratan 37%. Dari daratan tersebut, hanya 0,71% yang merupakan air tawar.
Perbandingannya hampir sama dengan kondisi global. Karena Indonesia tidak memiliki es dan gletser, komposisi air tawarnya sedikit berbeda. Air tawar di permukaan terdiri dari sungai (46,29%), danau, waduk, dan rawa. Rawa berbeda dengan danau karena tidak dalam, dangkal namun luas.
Data itu dinukil dari dokumen Balikpapan Water Forum (WBF), yang pernah dipaparkan Wakil Rektor Bidang Sumberdaya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, dalam sebuah Forum Group Discussion.
Pentingnya Air dan Dampak Kekurangan Air Bersih
Yusuf mengingatkan, air sangat penting bagi kehidupan. WHO menyatakan bahwa kekurangan air bersih dapat menyebabkan diare, kolera, dan penyakit lainnya.
“Di tahun 2019, diare menyebabkan 1,6 juta kematian,” tulis Yusuf dalam dokumen WBF.
Air bersih juga penting untuk sanitasi yang baik dan mencegah malnutrisi. Di Afrika, khususnya wilayah sub-Sahara, satu dari empat sekolah tidak memiliki akses air bersih yang berdampak pada 320 juta anak. Fakta ini menulik dari data UNICEF.
Menurut Bank Dunia, kekurangan air bersih di suatu negara dapat menurunkan GDP hingga 6% per tahun. Air bersih juga sangat penting untuk masa kehamilan, perkembangan bayi, serta peningkatan harapan hidup dan pengurangan kematian anak.
Data Air di Balikpapan
Yusuf juga memaparkan data garis pantai Balikpapan yang memiliki panjang sekitar 78 kilometer. Kandungan air garam di Selat Makassar dan Teluk Balikpapan secara umum 3035 PPT (part per thousand), yang termasuk normal. Ini berarti air laut di sini cukup baik untuk desalinasi. Curah hujan terakhir di bulan Juni adalah 460 mm (data BMKG).
“Kita memiliki Waduk Manggar, Sungai Manggar (19,45 km), dan Sungai Wain (18,3 km). Luas wilayah Balikpapan 511,01 km². Jumlah penduduk tahun 2023 (data BPS yang dirilis 2024) adalah 738.532 jiwa,” jelasnya.
Adapun total distribusi air PDAM tahun 2023 adalah 28.821.160 m³ (data PDAM dan BPS). Konsumen terbesar air PDAM adalah rumah tangga, diikuti oleh niaga, pemerintah, sosial, khusus, dan industri.
Alternatif sumber air di Balikpapan selama ini baru memanfaatkan air tawar di permukaan, yaitu dari waduk dan sungai. Padahal, ada tiga alternatif sumber air lain yang masih bisa dieksplorasi, yaitu:
- Desalinasi: Mengolah air laut menjadi air bersih.
- Rainwater Harvesting: Pemanfaatan air hujan.
- Ground Water Extraction: Pemanfaatan air tanah.
Desalinasi Air Laut
Desalinasi adalah proses mengubah air laut menjadi air bersih yang layak dikonsumsi. Salah satu contoh proyek desalinasi terbesar di dunia adalah Ras Al Khair di Arab Saudi.
Proses desalinasi yang sederhana menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO) dengan tahapan intake, pretreatment, high pressure pump, sistem RO, booster, dan energy recovery device (IRD).
Limbah dari proses desalinasi adalah brine, yaitu cairan dengan kandungan garam sangat tinggi. Brine berpotensi menjadi garam jika diproses lebih lanjut, tetapi jika dibuang langsung dapat merusak ekosistem.
Proses desalinasi memerlukan persyaratan seperti sumber air, energi yang besar, teknologi dan infrastruktur yang mahal, serta pengelolaan limbah dan kepatuhan regulasi.
Kelebihan desalinasi adalah sumber air tidak terbatas, mengurangi tekanan air tawar, cocok untuk daerah kering, kualitas air terkontrol, teknologi modern, dan solusi jangka panjang.
Kelemahannya adalah biaya tinggi, konsumsi energi besar, dampak lingkungan (brine), pemeliharaan rutin, dan infrastruktur yang kompleks.
Beberapa negara yang berhasil dalam desalinasi adalah Arab Saudi, Australia, Spanyol, Chili, dan Dubai. Ada berbagai metode desalinasi, yang paling umum adalah reverse osmosis.
Kelebihan
- Sumber air melimpah: Memanfaatkan air laut yang banyak.
- Mengurangi tekanan air tawar: Tidak bergantung pada sungai/danau.
- Cocok untuk daerah kering: Menyediakan air di wilayah dengan kelangkaan air.
- Kualitas air terkontrol: Produksi air sesuai standar.
- Kemandirian air: Mengurangi ketergantungan impor air.
- Teknologi modern: Menggunakan teknologi canggih dan efisien.
- Solusi jangka panjang: Potensi keberlanjutan di wilayah pesisir.
Kelemahan
- Biaya tinggi: Mahal dalam pembangunan dan operasional.
- Konsumsi energi besar: Membutuhkan banyak energi.
- Dampak lingkungan: Limbah garam dapat merusak ekosistem.
- Pemeliharaan intensif: Memerlukan perawatan rutin.
- Keterbatasan infrastruktur: Membutuhkan fasilitas khusus.
Rainwater Harvesting alias Pemanfaatan Air Hujan
Pemanfaatan air hujan sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat kita sejak dulu, namun belum pernah dilakukan secara serius. Kita hanya membuat talang seadanya dan menampung air dalam drum atau tandon sebatas itu saja.
Padahal ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan air hujan. Di negara lain, model dan teknologi pemanfaatan air hujan sudah jauh lebih maju.
Di Indonesia masih sulit mencari produk-produk siap pakai untuk rainwater harvesting. Prinsip rainwater harvesting yaitu mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air hujan dari atap atau permukaan lain.
Ini bisa menjadi tantangan bagi perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi melakukan penelitian. Potensi ini sangat sayang jika tidak dimanfaatkan, terutama ketika kita memiliki pengalaman ironi seperti mati air di masjid padahal di luar hujan deras.
Kurangi Tekanan Sumber Air Permukaan
Pemanfaatan air hujan bisa mengurangi tekanan pada sumber air permukaan, biaya rendah, mudah diterapkan, air berkualitas (umumnya), lingkungan berkelanjutan, dan mandiri.
Namun, kelemahannya adalah ketergantungan pada cuaca, kapasitas terbatas, kualitas air bervariasi, biaya awal yang lumayan, pemeliharaan rutin, dan penggunaan terbatas.
Negara yang sudah berhasil menerapkan rainwater harvesting dengan baik antara lain China, Jerman, Singapura, Brazil, Jepang, Australia, Israel, India, Kenya, dan Amerika. Kualitas air hujan di awal-awal hujan biasanya kurang bagus karena atap kotor.
Untuk mengatasi hal ini, ada tiga solusi yaitu: first flush diverter, auto-switch system, dan filtering. Di Indonesia sudah ada beberapa inisiatif terkait pemanfaatan air hujan.
Kelebihan
- Mengurangi tekanan sumber air: Mengurangi penggunaan air tanah.
- Biaya rendah: Murah dalam instalasi dan operasional.
- Mudah diterapkan: Sistem sederhana.
- Air berkualitas: Umumnya bersih.
- Lingkungan berkelanjutan: Mengurangi banjir dan erosi.
- Mandiri: Sumber air alternatif.
Kelemahan
- Ketergantungan pada cuaca: Tergantung pada curah hujan yang tidak selalu konsisten.
- Kapasitas terbatas: Terbatas oleh ukuran tangki penyimpanan.
- Kualitas air bervariasi: Bisa tercemar oleh kotoran dari atap atau saluran.
- Biaya awal: Memerlukan investasi awal untuk instalasi sistem.
- Pemeliharaan rutin: Butuh perawatan untuk memastikan sistem berfungsi dengan baik.
- Penggunaan terbatas: Tidak selalu cocok untuk semua kebutuhan air.
Pemanfaatan Air Tanah atau Groundwater Extraction
Selama ini, kita mengenal sumur tradisional dan sumur bor untuk memanfaatkan air tanah. Namun, di negara lain, sistem pemanfaatannya sudah dipikirkan secara matang.
Prinsipnya adalah mencari aquifer, yaitu lapisan tanah yang mengandung air. Sumur bor mencari aquifer, dan begitu ketemu, airnya bisa disedot.
Persyaratannya adalah menemukan aquifer, kualitas air baik, kedalaman terjangkau, debit mencukupi, pengelolaan berkelanjutan, dan regulasi.
Air tanah tidak boleh dieksploitasi berlebihan, karena jika rongga kosong tidak segera terisi, tanah akan turun. Harus ada mekanisme recharge untuk menjaga keseimbangan.
Kelebihan air tanah adalah sumber air stabil, kualitas air tinggi, infrastruktur minimal, biaya operasional rendah, penyimpanan alami, dan akses cepat.
Kekurangannya adalah penurunan permukaan tanah, penurunan kualitas air (jika tercemar industri), keterbatasan sumber, dampak lingkungan, dan perizinan regulasi.
Negara yang terbaik dalam groundwater extraction adalah Amerika, Australia, Israel, dan Jerman.
Kelebihan
- Sumber air stabil: Tersedia sepanjang tahun, tidak tergantung musim.
- Kualitas air tinggi: Umumnya lebih bersih dan memerlukan sedikit pengolahan.
- Infrastruktur minimal: tidak memerlukan instalasi yang rumit.
- Biaya operasional rendah: Pemeliharaan dan operasional lebih murah dibandingkan desalinasi.
- Penyimpanan alami: Akuifer menyimpan air dalam jumlah besar.
- Akses cepat: Air dapat diambil langsung dari sumur dengan pompa.
Kelemahan
- Penurunan muka tanah: Over-ekstraksi dapat menyebabkan penurunan tanah.
- Pengurangan kualitas air: Risiko kontaminasi dan intrusi air asin.
- Pengisian ulang lambat: Akuifer membutuhkan waktu lama untuk terisi kembali.
- Keterbatasan sumber: Tidak semua daerah memiliki akuifer yang memadai.
- Dampak lingkungan: mempengaruhi ekosistem lokal. Dapat
- Perizinan dan regulasi: Memerlukan izin dan pemantauan ketat.
Redaksi
BACA JUGA