Harapan di Ujung Papan Lapuk: Menanti Uluran Tangan dari Sudut RT 32 Muara Rapak

rumah bu itte
Rumah bu Itte di RT 32 Muara Rapak,. (Foto:smartrt.news/Pak RT)

Smart.news, BALIKPAPAN – Di sudut RT 32, Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara, berdiri sebuah rumah tua yang nyaris tak sanggup lagi melindungi penghuninya dari terik dan hujan.

Dinding kayunya sudah rapuh, sebagian telah berlubang. Atapnya bocor, menganga di beberapa titik, membuat air hujan mudah merembes masuk ke dalam rumah. Lantai rumah itu pun mulai miring, menandakan usia bangunan yang kian renta. Di dalam rumah yang hanya terdiri dari dua ruangan kecil itu, hidup seorang perempuan lansia bernama Itte (64), seorang diri, dalam kesunyian dan keterbatasan.

Itte telah tinggal di rumah itu lebih dari separuh hidupnya. Namun kini, fisiknya tak lagi kuat bekerja. Hidupnya bergantung pada kemurahan hati tetangga sekitar yang kadang memberinya makanan, kadang pula pekerjaan ringan yang bisa dikerjakan seadanya.

Tak ada penghasilan tetap, tak ada keluarga yang tinggal bersamanya. Meski hidup dalam kekurangan dan serba keterbatasan, perempuan renta itu tetap bertahan dalam diam, dalam ketabahan yang tak banyak orang tahu.

Kondisi memprihatinkan ini menggerakkan hati Ketua RT 32 Muara Rapak, Kahar. Ia merasa tak bisa hanya berpangku tangan melihat warganya tinggal di rumah yang sudah tak layak huni, sementara pemerintah memiliki program-program bantuan sosial yang bisa diakses.

Kirim Surat ke Kelurahan

Kahar pun mengajukan permohonan bantuan bedah rumah kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui jalur resmi di kelurahan. Menurutnya, rumah Itte memenuhi semua syarat untuk mendapatkan bantuan tersebut bukan hanya dari segi kondisi fisik bangunan, tapi juga dari sisi sosial dan ekonomi.

“Saya sudah bersurat lewat kelurahan, semoga saja ada tanggapan. Karena kalau dibiarkan terus, bisa berbahaya bagi penghuninya,” kata Kahar.

Ia menambahkan, dirinya telah mengamati dan mencatat rumah-rumah warganya yang memerlukan perhatian, namun rumah Itte masuk dalam daftar paling mendesak.

Program Bedah Rumah sendiri merupakan salah satu program bantuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang bertujuan memperbaiki kondisi tempat tinggal masyarakat miskin dan rentan. Rumah-rumah yang sudah tidak layak akan direnovasi agar penghuninya bisa tinggal dengan aman, sehat, dan bermartabat. Kahar menilai, selama ini program tersebut memang telah menyentuh sejumlah wilayah di Balikpapan, tetapi penyebarannya belum merata.

“Selama ini kami mendukung penuh program pemerintah itu. Tapi kami harap pelaksanaannya bisa lebih menjangkau ke titik-titik seperti Muara Rapak ini. Banyak warga kami yang butuh perhatian, tapi saya prioritaskan dulu yang paling mendesak. Dan Bu Itte termasuk yang paling membutuhkan bantuan itu,” jelasnya.

Itte Sosok yang Tak Mengeluh

Dukungan pun datang dari warga sekitar. Mereka mengenal Itte sebagai sosok yang tak pernah mengeluh meski hidup dalam kondisi serba terbatas. Tidak pernah meminta-minta, tidak pernah menuntut perhatian. Namun semua warga tahu betul bahwa perempuan tua itu membutuhkan uluran tangan.

“Beliau tidak pernah mengeluh, tapi kami tahu betul seperti apa kondisi hidupnya. Kalau bukan karena tetangga, mungkin sudah lama beliau kesulitan makan,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Kondisi rumah Itte, yang dulunya mungkin menjadi tempat bernaung penuh kenangan, kini tak lebih dari bayang-bayang ketidakpastian. Dindingnya yang dulu hangat kini terasa dingin oleh usia dan waktu. Setiap malam, ketika angin masuk melalui celah-celah papan, dan suara air hujan jatuh dari lubang atap ke lantai yang mulai miring, Itte hanya bisa diam dan bertahan. Ia tak tahu sampai kapan rumah itu masih bisa melindunginya. Namun satu hal yang ia tahu, bahwa ia tidak sendiri.

Kini, setelah surat permohonan dikirimkan dan laporan kondisi disampaikan, harapan pun tumbuh. Tidak hanya di hati Kahar selaku Ketua RT, tetapi juga di hati para tetangga yang selama ini secara sukarela membantu Itte sebisanya. Mereka berharap pemerintah segera menindaklanjuti permohonan tersebut, meninjau langsung kondisi rumah, dan memberikan keputusan yang bisa memberi perubahan nyata.

Bagi mereka, membedah rumah Itte bukan hanya soal memperbaiki dinding, atap, atau lantai. Tapi juga membangun kembali semangat dan harapan seorang lansia yang telah terlalu lama hidup dalam keterbatasan.

“Kalau rumah itu bisa dibedah, itu bukan hanya memperbaiki bangunan, tapi juga memberi harapan dan semangat hidup bagi Bu Itte,” tutup Kahar, dengan harapan besar di balik nada bicaranya yang pelan.***

(Tim Smartrt/news/anang/sumber: Pak RT 32 Muara Rapak)

Tinggalkan Komentar