MBG Jangkau Dua Juta Anak di 38 Provinsi

SMARTRT.NEWS – Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional, mengklaim bahwa program makan bergizi gratis atau MBG sudah jangkau dua juta anak di 38 provinsi.
Pernyataan itu disampaikan Kepala BGN Dadan Hindayana usai melaporkan perkembangan program MBG, kepada Presiden Prabowo, Senin (24/2/2025).
“Tadi melaporkan terkait program makan bergizi yang alhamdulillah sudah lengkap di 38 provinsi. Sebab Papua Tengah baru berjalan, dan sudah bertambah 117 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi,” ujar Dadan dalam keterangan persnya.
Kepala BGN menekankan bahwa capaian MBG sudah jangkau dua juta anak, ini menjadi langkah signifikan dalam pemerataan akses gizi bagi masyarakat. Dadan menyebut pekan ini program MBG sudah bisa melayani lebih dari dua juta penerima manfaat.
“Dalam waktu satu setengah bulan, alhamdulillah sekarang sudah mencapai di 38 provinsi dan di 693 satuan pelayanan. Minggu ini Insya Allah sudah bisa melayani lebih dari dua juta penerima manfaat,” tambahnya.
MBG Ramadhan Tetap Berjalan
Selama bulan Ramadan, Kepala BGN menyampaikan program MBG tetap berjalan dengan sejumlah penyesuaian dalam mekanisme pendistribusian makanan.
Dadan menjelaskan makanan akan diberikan kepada anak-anak untuk dibawa pulang. Sehingga dapat dikonsumsi saat berbuka bagi yang berpuasa.
“Jadi kalau sekolah masuk, maka program makan bergizi tetap dilaksanakan, tapi mekanismenya berbeda seperti hari biasa. Kita akan berikan makan bergizi itu untuk dibawa pulang. Jadi untuk yang puasa bisa makan saat buka, untuk yang tidak puasa bisa makan dengan sembunyi,” jelasnya.
Untuk jenis makanan selama Ramadan menyesuaikan agar lebih tahan lama seperti susu, telur rebus, kurma, kue kering, dan buah. Dadan juga menyatakan bahwa pihaknya akan tetap memperhatikan komposisi gizi makanan yang mencakup protein, karbohidrat, dan serat.
“Mungkin juga sesekali ada bubur kacang hijau atau kolak. Yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein, ada karbohidrat, dan ada serat,” lanjutnya.
Kemasan MBG Ramah Lingkungan
Dalam pengemasannya nanti, Kepala BGN menuturkan bahwa makanan untuk anak-anak akan ada kemasan dengan bahan ramah lingkungan. Lalu anak-anak menukarnya setiap hari.
Menurutnya, hal ini sekaligus memberikan edukasi kepada anak-anak untuk disiplin dan mengurangi adanya sampah.
“Jadi ada uji coba di Sukabumi, anak-anak dapat makanan dengan kantong kemasan, kemudian besoknya kantongnya harus kembali. Lalu anak-anak menukar kantongnya dengan isi, sehingga tidak menimbulkan sampah. Ini melatih juga anak-anak supaya disiplin bahwa mereka bisa menukar kantong itu setiap hari,” terangnya.
Program ini, tambah Dadan, akan berlangsung hingga menjelang Idul Fitri dengan evaluasi rutin untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi akan berlaku setelah satu minggu berjalan guna menentukan mekanisme yang tepat untuk pendistribusian makanan bagi seluruh anak Indonesia.
“Memang ada usulan kalau yang di daerah non-muslim tetap masak seperti biasa, tapi kan tetap ada yang puasa ya. Jadi, kita akan samakan. Nanti kita akan evaluasi setelah berjalan satu minggu apakah pada daerah yang non-muslim sama seperti yang pada umumnya. Atau ada treatment khusus,” ujarnya.
BACA JUGA