Mbah Kakung, Sang Penjaga Hijau Gala Puncak Balikpapan

Smartrt.news, BALIKPAPAN — Usianya telah melintasi tujuh dekade. Tujuh puluh satu tahun bukan angka yang kecil bagi kebanyakan orang. Tapi bagi Soegianto, atau akrab disapa Kakung, usia bukanlah penghalang untuk terus melangkah dan memberi arti bagi bumi yang dipijaknya.
Sabtu pagi, 14 Juni 2025, langit di atas kawasan ruang terbuka hijau (RTH) Gala Puncak RT25 Pesona Bukit Batuah, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, diselimuti awan kelabu. Namun suasananya teduh, menenangkan.
Di sanalah Kakung terlihat bertelanjang dada, rambutnya memutih, tangannya sibuk mencabut sampah-sampah anorganik yang membatu di tanah. Tak ada bayaran. Tak ada permintaan. Hanya dorongan hati.
“Aku mau tanam pohon, tanahnya harus bersih dulu dari sampah,” ujarnya sambil terus menata tanah.
Darah Jakarta mengalir dalam tubuhnya, tapi cintanya telah berpindah ke Balikpapan. Di sini, dia memulai misi kecilnya: menghijaukan lingkungan. Tanpa gaduh, tanpa panggung.
Kakung mengubah lahan kosong yang semrawut menjadi ruang teduh dan hijau. Bagi Kakung, menanam adalah bentuk ibadah, pengakuan nyata atas rasa syukur pada Tuhan yang menciptakan bumi dengan segala keindahannya.
Di tengah dunia yang sering membutakan manusia oleh materi, Kakung hadir sebagai pengingat. Bahwa kehidupan yang baik tidak datang dari tumpukan kekayaan, tapi dari rasa cinta terhadap bumi yang memberi napas dan penghidupan.
“Saya tidak cari untung, hanya isi waktu. Dulu di Jakarta suka pelihara tanaman hias, di sini saya mulai lagi,” tuturnya pelan, namun tegas.
Kini, keberadaan Kakung di Gala Puncak ibarat oase di tengah keramaian perumahan. Tempat itu dulu tak terurus, kini mulai tertata, hijau, dan hidup.
Kakung tidak hanya menanam pohon, ia juga menanam kesadaran kolektif. Ia mengajak, menginspirasi, dan membagikan ilmunya. Ada tiga pelajaran sederhana, namun berharga, yang dibagikannya:
- Cemari Lahan dengan Sampah Organik
Bukan membuang sembarangan, tapi memanfaatkan. Kulit buah, sayuran busuk, biji-bijian — semua bisa menjadi benih kehidupan baru.
“Ada bekas cabai busuk saya buang saja di tanah, sekarang malah tumbuh jadi pohon cabai,” katanya sembari tersenyum.
- Jangan Membakar Sampah Anorganik
Plastik, kertas, popok bekas, karet — jika dibakar akan menjadi racun bagi udara dan kesehatan manusia. Sebaiknya dikumpulkan dan disalurkan ke TPS atau Bank Sampah.
“Jangan dibakar. Itu racun. Bisa jadi penyakit buat warga sekitar,” tegasnya.
- Berkebun untuk Sehat Jasmani dan Rohani
Berkebun bukan sekadar menanam, tapi juga terapi. Melepas stres, mengolah badan, dan menyatu dengan alam.
“Tanpa lingkungan yang hijau, hidup tak akan berkualitas. Pohon kasih kita oksigen gratis, tapi di rumah sakit satu tabung oksigen harganya mahal,” ucap Kakung sambil menunjuk tunas muda yang baru tumbuh.
Setiap hari, Kakung berkebun tanpa alas kaki. Kakinya menyatu dengan tanah, seperti refleksi alami yang menyambungkan tubuh dan bumi. Ia percaya, sentuhan langsung dengan tanah membawa energi dan keseimbangan.
Kakung memang tidak menanam ribuan pohon di hutan belantara. Tapi satu bibit kecil yang ia tanam di lingkungan perumahan — dengan cinta, dedikasi, dan ketulusan — bisa menginspirasi perubahan besar.
“Paling kalau panen juga saya kasih ke tetangga. Saya senang kalau mereka senang,” katanya ringan.
Dalam kesunyian, ia telah menorehkan amal jariyah. Hadis Riwayat Muslim pernah menyebut:
“Tidaklah seorang Muslim menanam pohon ataupun tanaman, kemudian burung, manusia, atau hewan memakan darinya, melainkan itu menjadi sedekah baginya.”
Kakung tak banyak bicara, tapi tanah dan pohon-pohon itulah yang jadi saksinya. Ia tak mencari nama, namun telah menjadi teladan. Seperti kata Samuel Taylor Coleridge:
“Friendship is a sheltering tree.” Persahabatan adalah pohon yang melindungi — dan Kakung adalah sosok sahabat bumi sejati.
Sehat terus Kakung. Terima kasih telah menjadi cahaya kecil yang menyala di tengah gelapnya krisis lingkungan. Balikpapan punya alasan untuk bangga padamu. Salam lestari!
Oleh: Budi Susilo, Pegiat Lingkungan Gala Puncak Balikpapan