Martua Sitorus, Raja Sawit yang Dulu Hidupnya Terhimpit

SMARTRT.NEWS – Nama Martua Sitorus sudah tak asing lagi di telinga. Terutama di kalangan pengusaha. Martua tercatat sebagai salah satu orang terkaya Indonesia.
Bahkan, tahun 2023, sesuai laporan Forbes, harta kekayaannya mencapai Rp 50,7 triliun. Keberlimpahan hartanya itu menjadikannya orang terkaya urutan 18 di Indonesia versi Forbes 2023.
Ia dijuluki sebagai salah satu konglomerat atau bos perusahaan sawit kelas dunia: Wilmar International Limited (Wilmar). Sejumlah produknya menjadi barang konsumsi masyarakat sehari-hari.
Di antrara produk yang dikeluarkan perusahaan Wilmar, yaitu tepung terigu Sania, minyak goreng Sania, minyak goreng Fortune, minyak goreng Sovia, minyak goreng Siip, dan lainnya.
Martua Sitorus dilahirkan 6 Februari 1960 di Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ia punya nama Tionghoa Thio Seng Hap. Sejumlah sumber menyebutnya terlahir dari keluarga sederhana, sehingga anak kedua dari lima bersaudara ini harus berjualan untuk membantu ekonomi keluarganya.
Di Pematangsiantar, Martua dikenal dengan nama Ahok. Sekarang perusahaan milik raja sawit ini bahkan punya 500 an pabrik dengan jaringan distribusi mencakup China, India, Indonesia, dan 50 negara lainnya.
Martua Sitorus, bos perusahaan Wilmar juga tercatat punya bisnis perkebunan bersama saudaranya di bawah bendera Gama Corp. Bekerjasama dengan Grup Ciputra, Gama Land. Mereka membangun proyek di Jakarta yang memiliki 15 tower apartemen dan kompleks perbelanjaan.
Saudara-saudaranya juga memiliki investasi bersama di semen dan properti.
Baru-baru ini bahkan Emiten semen yang terafiliasi dengan Martua Sitorus PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) meneken Perjanjian Fasilitas pinjaman dengan total fasilitas pinjaman sebesar US$1,05 miliar atau setara Rp 17,15 triliun.
Perjanjian ini diteken oleh Bangkok Bank Public Company Limited sebagai Arranger dan PT Bank Permata Tbk sebagai Agent/Security Agent/Account Bank. Perjanjian itu efektif sejak 20 Januari 2025.
Lalu, bagaimana Martua Sitorus, si Raja Kelapa Sawit ini bisa melejit menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia? Tak dinyana, jejak bos perusahaan sawit kelas dunia Wilmar International Limited, ini memulai usahanya dari nol hingga menjadi borjuis di Indonesia.
Dihimpun dari plebagai sumber, ternyata kehidupan Martua di masa kecilnya berbanding terbalik dengan kondisi sekarang. Dulu, ia pernah hidup terhimpit. Saat kecil, ia harus kerja keras demi bisa menuntaskan pendidikan hingga bangku kuliah.
Titik Balik Bertemu Kuok Khoon Hong
Berbagai kerja kerasnya ditempuh untuk membiayai hidupnya. Ia pernah jadi loper koran di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Bahkan pernah pula berjualan udang.
Martua Sitorus akhirnya berhasil menuntaskan studinya di Universitas HKBP Nomensen, Medan. Setelah menjadi sarjana, ia pun memulai bisnis kecil-kecilan. Hingga akhirnya bertemu dengan William alias Kuok Khoon Hong, pengusaha asal Malaysia.
Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong di era 1980-an, akhirnya mengubah perjalanan hidup Martua Sitorus selanjutnya. William inilah yang menjadi rekan bisnis Martua hingga mengalami titik balik dalam hidupnya. Menjadi pengusaha papan atas.
Martua bersama William sepakat memulai bisnis pengolahan kelapa sawit sekitar tahun 1991. Perusahaan itu diberi nama Wilmar Internasional, yaitu gabungan nama depan mereka: William dan Martua, maka jadilah nama Wil Mar.
Awalnya perusahaan Wilmar mengelola sekitar 7.100 hektar kebun kelapa sawit. Seiring waktu, perusahaan mereka terus berkembang sampai mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit.
Di tahun 1998, Indonesia dihantam krisis moneter. Namun, bisnis perusahaan Wilmar tetap bertahan meski banyak bisnis perusahaan lain gulung tikar. Dengan tetap menjalankan perusahaan Wilmar, Martua menjadi kaya raya seperti saat ini. Bahkan, bisnisnya menggurita, melebarkan sayapnya ke bisnis lain di luar sawit.
Bangun Bisnis Bersama Keluarga
Perjalanan Martua dengan Wilmar berhenti usai memutuskan keluar dari dewan direksi Wilmar pada Juli tahun 2018. Bersama saudaranya, Ganda Sitorus, mereka mendirikan Gama Corp yang kini bernama KPN Corporation.
Mengutip laman resminya, KPN Corp adalah perusahaan induk yang dibentuk tahun 2019 dan berkantor pusat di Jakarta. KPN Corp punya beberapa usaha, seperti perkebunan kelapa sawit, pengolahan kelapa sawit, semen, properti, dan rumah sakit. Saat ini, kegiatan usaha KPN Corp tersebar di seluruh Indonesia beberapa negara di Asia dengan dukungan lebih dari 30.000 karyawan.
Sejarah berdirinya KPN Corp diawali sejak 2010. Seiring waktu terus berkembang seperti di bawah ini:
2010: Berdirinya AMS Plantations.
2011: Berdirinya PT Cemindo Gemilang dan Gamaland.
2012: AMS Plantations dan Ganda Sawit Utama melebur menjadi satu grup dengan mempertahankan nama AMS Ganda Group.
2015: Kantor Pusat dipindahkan ke Gama Tower.
2016: Transformasi AMS Ganda Group berubah menjadi Gama Plantations.
2018: Pembentukan Gama Corp sebagai Holding Company Gama Plantation, PT Cemindo Gemilang, dan Gamaland.
2019: Transformasi Gama Plantation menjadi KPN Plantations serta Pembentukan KPN Downstream.
2019: Transformasi Gama Corp menjadi KPN Corp, sebagai Holding Company KPN Plantations, KPN Downstream, PT Cemindo Gemilang Tbk dan Grup, dan Gamaland.
2023: Transformasi Gamaland menjadi KPN Properti Indonesia dan masuknya Murni Teguh Healthcare sebagai bagian dari KPN Corp.
Adapun perusahaan yang berada di bawah bendera KPN Corp, saat ini, yaitu KPN Plantations, KPN Downstream, PT Cemindo Gemilang Tbk and Group, KPN Properti Indonesia, dan Murni Teguh Healthcare.
Redaksi
BACA JUGA