Mahasiswa Universitas Mulia Ciptakan Alat Siram Tanaman Berbasis Digital

SMARTRT.NEWS – Sivitas akademika Universitas Mulia Balikpapan, kembali membuat gebrakan. Kali ini sejumlah mahasiswa mereka mampu mencipatakan alat penyiraman berbasis digital.
Inovasi itu sangat membantu masyarakat mengoptimalkan penggunaan air. Terutama di sektor pertanian yang ada di Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur.
Alat siram berbasis digital itu juga mampu meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga. Alat tersebut diciptakan mahasiswa UM Balikpapan dari tim Kuliah Kerja Nyata di Lamaru. Mereka mengembangkan alat penyiraman otomatis berbasis Internet of Things atau IoT.
Ketua Tim Muhammad As’ad Durrofiqi mengatakan, timnya sempat menghadapi tantangan teknis dan non-teknis di lapangan. Tim dituntut kreatif dan bekerjasama dalam mencari solusi.
As’ad menjelaskan, saat berada di lokasi KKN, ia mengidentifikasi sejumlah tantangan. “Tantangan itu, antara lain, jaringan internet yang tidak stabil. Padahal, alat IoT ini sangat bergantung pada jaringan internet yang baik,” paparnya.
Tantangan lain, kurangnya pemahaman masyarakat, yang menurutnya masih kurang memahami teknologi digital. Ia bersama timnya membuat panduan sekaligus sosialisasi pelatihan secara langsung.
Berikutnya, tantangan teknis saat perakitan dan pemasangan atau instalasi. Tantangan itu berupa kekurangan komponen IoT. “Seperti sensor cuaca yang tersedia di lokasi. Kami pun mencari bahan lokal sebagai salah satu alternatif,” imbuhnya.
Ia bersama timnya berupaya mengembangkan alat penyiram otomatis dengan beberapa langkah. Di antaranya, pertama, melakukan survei dan analisis kebutuhan.
Setelah itu, melakukan perancangan alat berbasis kelembaban tanah yang dapat mengatur penyiraman air secara otomatis.
Usai implementasi, ia dan timnya melakukan pemasangan dan uji coba. Setelah alat dinyatakan bekerja dengan baik, maka ia bersama timnya melakukan sosialisasi dan pelatihan.
As’ad mengatakan, proyek ini menjadi tantangan besar lantaran harus mengintegrasikan teknologi IoT dengan kondisi lapangan yang belum sepenuhnya mendukung.
Ia mengaku, bersama timnya harus berpikir kreatif dalam menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya.
“Namun, justru dari keterbatasan inilah kami mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga,” ujarnya.
Ia juga merasa bangga melihat antusiasme masyarakat setelah memahami manfaat sistem ini.
“Melihat warga memahami dan menggunakan teknologi ini dengan baik, ini pencapaian terbesar bagi kami,” ujarnya.
Meski menghadapi pelbagai tantangan, ia berharap program ini membawa dampak nyata bagi masyarakat Kelurahan Lamaru.
Dengan sistem penyiraman otomatis berbasis IoT, para petani kini dapat menghemat waktu, tenaga, dan penggunaan air, sekaligus meningkatkan hasil pertanian secara lebih efisien.
Sumber: Humas UM
BACA JUGA