Mahasiswa UM Bentuk Karakter Anak lewat Pesantren Kilat

PEsantren Kilat
Anak-anak peserta pesantren kilat antusias menyimak materi dari mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan. (UM)

SMARTRT.NEWS –  Para mahasiswa Universitas Mulia (UM) Balikpapan, khususnya mahasiswa dari Prodi Pendidikan Anak Usia Dini, turut berpartisipasi memberi pendidikan karakter. Mereka berkontribusi besar dalam pesantren kilat yang berlangsung di Masjid Raudhatul Muta’allimin.

Para mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam berbagai aktivitas keislaman.

Anak-anak peserta pesantren kilat pun antusias menyimak dongeng inspiratif tentang karakter superhero Bumblebee, yang dikemas pesan moral dan nilai-nilai kebaikan. Materi itu dibawakan para mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia, Balikpapan.

Ketua Program Studi PGPAUD Universitas Mulia, Bety Vitriana mengingatkan urgensi pendidikan karakter dalam membentuk generasi unggul dan berakhlak mulia.

“Kegiatan ini tidak hanya sekadar pengabdian masyarakat, tetapi juga bagian dari investasi spiritual dan intelektual bagi mahasiswa PGPAUD,” jelasnya.

Apalagi kegiatan berlangsung selama bulan Ramadhan, yang momentum berharga untuk meningkatkan ketakwaan dan memperdalam pemahaman agama. Tak terkecuali bagi anak-anak.

Menurutnya karakter pendidik PAUD yang berkualitas tidak hanya dibentuk melalui pengetahuan akademis, tetapi juga melalui kecerdasan spiritual dan emosional.

“Generasi Alpha yang akan Anda didik kelak membutuhkan sosok guru yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai spiritual. Pesantren kilat ini menjadi ruang yang tepat untuk menempa diri menjadi pribadi yang seimbang antara keilmuan dan ketakwaan,” jelasnya.

Kolaborasi Akademisi dan Nilai Keislaman

Ia menilai kolaborasi antara akademisi dan nilai-nilai keislaman menjadi perwujudan dari visi Universitas Mulia untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam keilmuan tetapi juga berkarakter mulia.

Bety berharap kegiatan ini membawa keberkahan dan manfaat bagi semua pihak.

Kegiatan ini menjadi praktik langsung bagaimana pendidik PAUD harus memiliki integritas, empati, dan tanggung jawab moral dalam mendidik anak-anak.

Menurutnya profesi pendidikan bukan sekadar teori, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya dalam interaksi nyata dengan peserta didik.

“Dalam pesantren kilat ini, mahasiswa belajar menghadapi berbagai karakter anak dan memahami cara membangun komunikasi yang efektif dalam mendidik mereka,” imbuhnya.

Mahasiswa peserta pengabdian sangat antusias mengikuti kegiatan ini, termasuk Reza Meuthia, yang merasakan pengalaman berharga saat mendampingi anak-anak dalam belajar.

Reza bilang, melalui pesantren kilat ini, ia sangat termotivasi dan bangga melihat antusias positif anak-anak usia 3-15 tahun. Menurutnya di era perkembangan zaman yang terdapat hal negatif di luar sana, masih banyak orang tua yang peduli dengan karakter spiritual, adab, serta akhlakul karimah yang harus ditanamkan sejak dini.

“Kegiatan ini contoh nyata lingkungan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak,” ujarnya.

Selain mahasiswa, anak-anak peserta pesantren kilat juga terlihat sangat antusias mengikuti berbagai aktivitas. Salah satu peserta, Andrew,  berusia 9 tahun meluapkan kegembiraannya bisa belajar sambil bermain bersama kakak-kakak mahasiswa.

“Seru banget! Aku suka dengar cerita Nabi dan belajar doa-doa baru. Kakak-kakaknya baik dan seru ngajarnya,” ujar Andrew.