Lonjakan Harga di Pasar, Tomat Jadi Barang Mewah, Pedagang Ikut Mengeluh

Oleh kontributor Sudarman pada 30 Jun 2025, 09:38 WIB
Pasar Klandasan Balikpapan melambung. (Foto: smartrt.news/rama)

Pasar Klandasan Balikpapan melambung. (Foto: smartrt.news/rama)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Suara riuh rendah pasar Klandasan Balikpapan terasa berbeda. Wajah-wajah lesu para pedagang mulai terlihat, dan obrolan ibu-ibu di sela memilih sayuran lebih banyak diisi keluhan. Harga bahan pokok melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir, membuat transaksi jual beli jadi seret.

Andika Saputra, pedagang sayur yang sudah berjualan belasan tahun di Pasar Klandasan, tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. “Tomat sekarang Rp40 ribu sekilo. Dulu paling Rp25 ribu. Banyak pembeli kaget, bahkan ada yang batal beli,” keluhnya saat ditemui Senin pagi (30/6/2025).

Tak hanya tomat, bawang merah dan putih juga ikut terkerek. Harga bawang merah yang sebelumnya Rp45 ribu melonjak ke Rp55 ribu per kilogram, sementara bawang putih menyentuh Rp60 ribu. Bahkan daun sop, yang biasanya dijual antara Rp60 hingga Rp80 ribu per kilogram, kini menembus Rp100 ribu.

“Saya juga bingung, kenapa naiknya cepat banget. Belum ada info jelas dari tengkulak atau agen. Biasanya menjelang Lebaran atau Tahun Baru, ini belum ada momen besar,” ucap Andika, sambil menata dagangannya yang tampak lebih sepi pembeli.

Di sisi lain lapak, Sumarni (49), salah satu pengunjung pasar, tampak hanya mondar-mandir tanpa banyak membeli. “Tadi niat beli bawang sama tomat, tapi begitu tahu harganya, ya sudah, urungkan niat. Mau masak apa pun jadi mikir-mikir sekarang,” tuturnya.

Meskipun harga minyak goreng dan cabai masih stabil, namun kenaikan pada komoditas utama seperti tomat dan bawang cukup menekan dompet warga.

Tak sedikit pedagang mengeluh omzet turun. “Biasanya pagi begini ramai, sekarang banyak yang cuma lihat-lihat terus pergi. Kami juga rugi, soalnya sayuran kan gak bisa disimpan lama,” sambung Andika.

Belum ada pernyataan resmi dari instansi terkait soal penyebab lonjakan harga ini. Namun fenomena ini bukan yang pertama. Ketergantungan pasokan dari luar kota, cuaca, dan rantai distribusi sering disebut sebagai faktor pemicu fluktuasi harga di kota minyak ini.

Para pedagang berharap pemerintah segera turun tangan. “Kalau begini terus, kami yang jual rugi, pembeli juga susah. Harusnya ada yang cepat tanggap,” harap Andika.**

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: pedagang Pasar Klandasan)