Libur Panjang Waisak 2025, Nikmati Tanggal Merah 4 Hari, Ada Wonderful Vesak 2025 di Samarinda
Diterbitkan 11 Mei 2025, 16:13 WIB
Sebuah mahakarya spiritual berdiri megah dan menjulang setinggi 12 meter di salah satu pusat perbelanjaan Smarinda, Big Mall dan pikat perhatian masyarakat. (Foto:smartrt.news/humas Pemprov Kaltim)
Smartrt.news, SAMARINDA – Libur panjang kembali menghampiri masyarakat Indonesia pada Mei 2025. Pemerintah menetapkan Hari Raya Waisak sebagai hari libur nasional yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025.
Menyusul itu, Selasa, 13 Mei ditetapkan sebagai cuti bersama, sehingga total libur berlangsung dari Sabtu hingga Selasa (10–13 Mei 2025).
Penetapan ini mengacu pada SKB 3 Menteri—Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PANRB—dengan nomor: 1007/2024, 2/2024, dan 2/2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.
Surat keputusan bersama tersebut menjadi rujukan resmi dalam penjadwalan kegiatan kerja, pendidikan, serta sektor pelayanan publik.
Momentum libur panjang ini tak hanya memberi ruang beristirahat. Tetapi juga jadi kesempatan mengenal lebih dekat makna Waisak, hari suci umat Buddha yang sarat dengan nilai spiritual dan pesan damai.
Apa Itu Waisak? Ini Makna dan Ritual Penting Bagi Umat Buddha
Waisak adalah peringatan tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddharta Gautama, yang dikenal sebagai Buddha, yaitu: kelahiran, mencapai pencerahan, dan wafat (Parinibbana). Peristiwa ini disebut Tri Suci Waisak dan diperingati secara khusyuk oleh umat Buddha di seluruh dunia.
Menurut Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag, peringatan Waisak tahun ini mengusung tema nasional:
“Kesadaran Keberagaman, Jalan Hidup Luhur, Harmonis, dan Bahagia”,
yang menekankan pentingnya hidup selaras dan welas asih dalam keberagaman Indonesia.
Rangkaian ibadah Waisak di Indonesia dimulai dari:
- Pengambilan Air Suci dari Umbul Jumprit di Temanggung, simbol ketenangan batin.
- Pengambilan Api Dharma dari Mrapen, Grobogan, sebagai lambang pencerahan dan semangat.
- Kirab Suci dari Candi Mendut ke Candi Borobudur yang membawa air dan api suci, disertai doa dan meditasi.
- Puja Bhakti Waisak, yaitu ibadah bersama di altar Candi Borobudur dengan pembacaan paritta suci. Juga ada detik waisak di tanggal 12 Mei.
- Pelepasan lampion ke langit, sebagai simbol harapan, kedamaian, dan doa untuk semesta.
Upacara ini dipimpin dan diselenggarakan oleh lembaga-lembaga seperti Walubi, Magabudhi, dan komunitas Buddhis lainnya. Acara ini terbuka bagi masyarakat umum yang ingin ikut menyaksikan atau menghormati.
Perayaan ini mengajarkan pentingnya kesadaran diri, pengendalian nafsu, dan pencapaian pencerahan melalui praktik moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Waisak juga menjadi momentum untuk memperkuat keyakinan umat Buddha terhadap Tri Ratna (Buddha, Dhamma, dan Sangha). Selain itu untuk meningkatkan komitmen dalam hidup beragama yang harmonis dan moderat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Miniatur Candi Mahabodhi 12 Meter di Samarinda
Di sebuah pusat perbelanjaan, Samarinda, Big Mall, berdiri megah sebuah miniatur candi setinggi 12 meter—bukan sembarang candi, tapi replika dari Mahabodhi Temple. Situs suci umat Buddha di India. Inilah daya tarik utama dari perayaan Wonderful Vesak 2025 di Samarinda.
Tak hanya membuat pengunjung terpukau, mahakarya ini juga resmi tercatat sebagai Miniatur Candi Mahabodhi Tertinggi di Indonesia oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Sungguh bukan pencapaian biasa.
Nuansa Bodh Gaya ke Kalimantan Timur
Miniatur ini tidak dibangun asal jadi. Setiap detailnya dirancang dengan ketelitian tinggi, mengadopsi keindahan arsitektur khas India abad ke-5. Meski jauh dari Bodh Gaya, India—tempat Siddhartha Gautama mencapai pencerahan lebih dari 2.500 tahun lalu—miniatur ini berhasil membawa nuansa sakral itu ke tengah kehidupan modern Samarinda.
“Tujuan kami bukan meniru, tapi menghadirkan kembali esensi spiritual yang bisa dirasakan semua kalangan, tanpa batasan,” ujar Thio Nofitarina Sulis, Ketua Panitia Wonderful Vesak 2025.
Lebih dari sekadar objek visual, miniatur Mahabodhi ini adalah simbol pengingat akan nilai universal: kebaikan, kedamaian, dan penghormatan antarumat.
Dibangun di atrium mal, miniatur setinggi 12 meter ini menjadi titik temu antara spiritualitas dan modernitas. Bukan tempat ibadah, tetapi ruang publik yang mengajak siapa saja untuk berhenti sejenak, merenung, dan menghargai kebhinekaan.
Tak heran, banyak pengunjung yang mengabadikan momen di depan candi ini, lalu larut dalam suasana damai yang terpancar.
Wonderful Vesak 2025: Merayakan, Menginspirasi
Acara Wonderful Vesak 2025 berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 9 hingga 11 Mei. Rangkaian kegiatannya pun tak kalah menarik. Mulai dari talk show yang menggugah pikiran, pertunjukan seni budaya yang meriah. Ada pula lomba mewarnai anak-anak, hingga diorama tiga momen penting dalam kehidupan Sang Buddha—kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.
Lebih dari seremoni, acara ini menjadi ruang kontemplasi. Mengajak kita untuk memaknai masa lalu, menyatu dalam kehangatan masa kini, dan menatap masa depan yang penuh harapan akan kedamaian.
Yang membuat miniatur ini istimewa bukan hanya tingginya atau status rekor MURI-nya, tapi pesan yang dibawanya. “:Dalam keberagaman, kita bisa hidup berdampingan dalam damai.”
Melalui karya ini, generasi muda diingatkan bahwa ruang publik bisa menjadi ladang menanam nilai-nilai luhur. Tentang toleransi, tentang saling menghargai, dan tentang kebaikan yang tumbuh dari kebersamaan.***
(Tim smartrt.news/anang/sumber: kemenag.go.id/pemprov Kaltim, dan berbagai sumber)
