Krisis Air di Balikpapan, Apa Solusinya? #BWF 4

Kepala BRIDA Kaltim, Fitriansyah saat memaparkan presentasinya pada Group Discussion di Universitas Mulia. (BWF)

SMARTRT.NEWSUntuk mengatasi kelangkaan air di Balikpapan, pihak terkait perlu melakukan berbagai upaya dan mencari solusi. Mengingat kota ini masih berjuang melawan krisis air.

Kepala BRIDA Kaltim, Fitriansyah dalam paparan presentasinya, menjelaskan produksi air bersih yang ada saat ini tidak mencukupi kebutuhan penduduk Balikpapan.

Kondisi ini diprediksi akan semakin parah jika tidak ada penambahan kapasitas produksi.

Total kapasitas produksi dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) yang dikelola Perumda Tirta Manuntung Kota Balikpapan tahun 2021 sebesar 1.426,05 liter per detik.

Menukil dokumen Balikpapan Water Forum (BWF 2024), Fitiansyah mengingatkan dengan total kapasitas tersebut dan asumsi cakupan layanan sebesar 90%, maka produksi air tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk Balikpapan.

Perumda Tirta Manuntung Balikpapan tidak akan capai target 90% layanan jika kapasitas dan produksi air tidak bertambah.

Ia memaparkan proyeksi kebutuhan air Balikpapan 2045, dengan proyeksi penduduk sebesar 1.050.937 jiwa dan asumsi cakupan pelayanan 90%. Hasil perhitungannya adalah 80% dari cakupan layanan dengan Sambungan Rumah Tangga (SR) dan 20 % dilayani dengan Hidran Umum (HU).

Lalu kebutuhan air domestik (SR) dan hidran umum (HU) adalah 1.729,67 liter per detik, kebutuhan air non domestik 345,93 liter per detik. Kemudian faktor kehilangan air 345,93 liter per detik.

Sehingga kebutuhan air total 2.421,53 liter per detik. Kebutuhan harian maksimum 2.663,69 liter per detik dan kebutuhan air pada jam puncak 3.632,30 liter per detik. “Hal ini menggambarkan proyeksi kebutuhan air masa depan, dan tantangan yang akan dihadapi,” jelasnya.

Masih Cukup sampai 2041

Menurutnya sumber air baku masih mencukupi hingga tahun 2041, tetapi perlu tindakan konkret untuk memastikan implementasi di lapangan dan menjaga kelestarian lingkungan sumber air.

Potensi air baku PDAM Balikpapan mencapai 2.185 liter per detik berdasarkan data RISPAM.

“Angka ini masih mencukupi untuk proyeksi kebutuhan air bersih sampai tahun 2041 sebesar 2.053,57 liter per detik,” jelasnya. Namun, pada tahun 2042, proyeksi kebutuhan air total kota Balikpapan adalah 2.319,10 liter per detik dan terus meningkat sampai 2.421,53 liter per detik pada tahun 2045.

BacaMeski secara proyeksi total potensi debit air baku di Balikpapan masih mencukupi sampai tahun 2041, Pemerintah Kota Balikpapan harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan implementasi angka-angka dalam perhitungan tersebut di lapangan.

Langkah-langkah tersebut meliputi kepastian bahwa lingkungan di kawasan sumber air baku tetap terjaga, serta mencari sumber-sumber air baku lain di wilayah Balikpapan maupun di sekitar Balikpapan.

Menurutnya, intake Sepaku saat ini memiliki potensi air 3,34 m³/dtk, Bendungan Sepaku Semoi memiliki ketersediaan 2,5 m³/dtk dan bendungan Batu Lepek memiliki potensi 4,3 m³/dtk.

Pemerintah perlu mengoptimalkan pemanfaatan Waduk Manggar sebagai sumber air baku untuk memasok kebutuhan air baku di kota ini.

Supply Air dari Mahakam ke Manggar

Rencana supply air dari Sungai Mahakam ke Manggar menjadi salah satu alternatif solusi pemenuhan air baku Kota Balikpapan. Perhitungan menunjukkan kebutuhan air bersih di Balikpapan pada tahun 2035 adalah 2.352 liter/detik.

Pemkot bisa meningkatkan debit Waduk Manggar, maka total menjadi 2.775,21 liter per detik. Dengan tambahan kehilangan air 20%, maka total kebutuhan air menjadi 3.330,26 liter/detik.

Selain itu, mereka bisa memproyeksikan Bendungan Lambakan sebagai salah satu solusi pasokan air baku. Mereka merencanakan pembangunan bendungan ini di hulu Sungai Telake dengan potensi daerah tangkapan air sebesar 3.187 km².

Pemanfaatan bendungan ini mencakup PLTA dengan kapasitas 14,8 MW, sumber air baku untuk PDAM sebesar 12 m³ per detik. Lalu irigasi untuk 15.000 ha sebesar 24 m³ per detik dan reduksi banjir 30%. 35 36 Bendungan Lambakan sebagai salah satu solusi pasokan air baku untuk Kota Balikpapan.

Ia mengatakan, Pemkot Balikpapan bisa juga mempertimbangkan desalinasi sebagai solusi alternatif untuk Balikpapan.

Dalam instalasi desalinasi, paling banyak memanfaatkan energi matahari, mencapai 73%, dibandingkan dengan energi lainnya. Untuk merealisasikan desalinasi, mereka membutuhkan teknologi.

Kota Balikpapan bisa mengambil destilasi sebagai salah satu alternatif solusi dalam teknologi desalinasi. Mereka menggunakan dua jenis destilasi, yaitu Multi Stage Flash (MSF) dan Multi Effect Distillation (MED).

Teknologi desalinasi berikutnya Reverse Osmosis (RO), juga bisa menjadi alternatif memasok kebutuhan air baku Balikpapan. “RO adalah teknologi yang memanfaatkan tekanan osmosis untuk memisahkan air dari zat terlarut,” jelasnya.

Redaksi

Tinggalkan Komentar