Ketua RT20 Hadi Purwanto: Bukan Anak Jokowi, Tapi Sat Set Menyelesaikan Masalah Warga

DI sebuah gang kecil yang dipenuhi warna-warni lukisan dinding dan aroma bunga liar, seorang pria paruh baya duduk santai di teras rumahnya. Sedangkan di tangan kanannya, secangkir kopi hitam yang belum habis. Terlihat, di wajahnya, senyum ramah tak pernah absen. Dialah Hadi Purwanto, Ketua RT 20 Kelurahan Margomulyo, Balikpapan Barat, yang dikenal bukan hanya karena jabatannya, tapi juga karena caranya menyelesaikan masalah dengan gaya khas: santai, penuh canda, tapi tuntas.
“Warga itu kadang datang sambil marah, tapi pulang sambil senyum,” ujar Hadi sembari tertawa lepas. “Saya bukan anak Jokowi yang sat set langsung kelar, tapi insya Allah pelan-pelan pasti beres.”
Ucapan itu bukan sekadar candaan. Hadi memang bukan pejabat tinggi, tapi bagi warganya, ia adalah pemimpin yang siap turun tangan kapan pun. Sudah dua tahun ia memimpin RT 20, dan selama itu pula ia terbiasa menghadapi berbagai keluhan: mulai dari lampu jalan yang mati, air bersih yang tersendat, hingga kasus kehilangan di lingkungan yang berhadapan langsung dengan jalan raya.
Masalah keamanan jadi perhatian khusus. Jaga malam sudah pernah dicoba, tapi tak berjalan efektif. “Orang-orang capek habis kerja, nggak mungkin dipaksa ronda tiap malam,” katanya. Alih-alih memaksakan ronda, Hadi punya cara unik: pendekatan ke anak-anak muda yang sering nongkrong malam.
“Kadang saya belikan rokok, traktir kopi. Mereka jadi ikut jaga, sambil nongkrong. Aman juga akhirnya,” ujarnya sambil mengedipkan mata.
Berharap Ada CCTV dari Walikota
Namun, Hadi juga menyadari pentingnya solusi jangka panjang. Ia berharap Pemerintah Kota melalui Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud bisa membantu dengan pengadaan CCTV di wilayahnya. “Kalau ada CCTV, kita bisa pantau langsung. Lebih aman dan tertib,” harapnya.
Di balik berbagai tantangan, RT 20 juga menyimpan kisah manis. Secara tak terduga, gang kecil ini berubah jadi kampung wisata lebah. Ya, bukan lebah yang menyeramkan, tapi lebah yang menghasilkan madu alami dari budidaya warga.
“Dulu iseng saja, coba taruh kotak lebah dikelilingi bunga. Eh ternyata berhasil,” cerita Hadi. Kini, meskipun masih terpusat di satu titik, kawasan lebah RT 20 kerap dikunjungi warga luar, bahkan instansi pemerintah dan swasta. Mereka penasaran melihat langsung bagaimana madu diproduksi di tengah permukiman warga.
“Lebah itu hewan spesial. Dulu ditakuti, sekarang malah jadi sumber penghasilan dan edukasi,” ungkapnya bangga.
Ditemani sang istri yang berprofesi sebagai guru TK, Hadi menjalani hari-harinya sebagai ketua RT dengan semangat melayani, bukan memerintah. Ia bukan anak Jokowi, seperti yang sering ia ucapkan, tapi semangat “sat set kelar masalah” jelas terasa dari gaya kepemimpinannya.
RT 20 bukan hanya tempat tinggal. Bersama Hadi, gang kecil ini menjadi contoh bahwa memimpin dengan hati, tawa, dan sedikit kreativitas bisa membawa perubahan besar.
(Tim smartrt.news/taufik/anang)
BACA JUGA