Ketua RT 29 Damai Bahagia Minta Pemkot dan Aparat Tindak Tegas Balapan Liar di Jalan Sudirman

Smartrt. News, BALIKPAPAN — Ketua RT 29 Kelurahan Damai Bahagia, Sulaedy, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Balikpapan sekaligus mengucapkan selamat ulang tahun ke-128 bagi Kota Balikpapan. Ia berharap kota ini terus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan layak huni bagi seluruh warganya.

Namun di balik harapan tersebut, Sulaedy juga menyampaikan keluhan serius terkait maraknya aktivitas balapan liar yang kerap terjadi di wilayahnya, terutama di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, mulai dari kawasan Patung Dayak hingga simpang dekat kantor DHL.

“Balapan liar ini terjadi hampir setiap malam akhir pekan dan malam hari libur. Mulai sekitar pukul 23.00 Wita sampai dini hari. Ini sangat berbahaya, bukan hanya bagi pelaku balap, tapi juga pengguna jalan lain,” ujar Sulaedy kepada media, Selasa (10/6/2025).

Ia menegaskan bahwa warga RT 29 merasa resah dan terancam, bahkan keluarganya sendiri pernah menjadi korban. Anak Sulaedy dikabarkan pernah disenggol oleh pembalap liar saat melintas di lokasi yang sama.

Minta Razia Rutin dan Peran Dishub
Sulaedy mendesak aparat kepolisian, khususnya Satuan Lalu Lintas, untuk melakukan razia secara rutin di lokasi yang kerap dijadikan arena balap. Ia juga menyoroti fenomena lampu jalan (PJU) yang sering mati menjelang aksi balapan, yang diduga sengaja dimatikan oleh pihak tertentu agar aksi balapan tidak terpantau.

“Kami tidak tahu bagaimana caranya lampu jalan bisa mati sebelum balapan. Tapi itu sering terjadi. Artinya ada yang memanfaatkan kegelapan,” lanjutnya.

Selain polisi, ia juga meminta agar Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan turut aktif mengawasi dan menangani kondisi penerangan jalan serta menindak tegas pelanggaran terkait.

Usulan Arena Balap Khusus Remaja
Lebih lanjut, Sulaedy menyarankan agar Pemerintah Kota Balikpapan membangun fasilitas atau arena balap khusus bagi remaja yang memiliki hobi balapan, agar tidak lagi menggunakan jalan umum sebagai tempat uji kecepatan yang membahayakan keselamatan umum.

Menurutnya, para pembalap liar mayoritas adalah remaja usia SMP hingga SMA, yang telah membentuk komunitas dan bahkan memiliki penonton serta penjaga jalan untuk mengawasi razia.

“Mereka sering pindah-pindah lokasi, dari Melawai, Pelabuhan Semayang, hingga akhirnya menetap di Jalan Sudirman. Jika tidak disediakan wadah khusus, mereka akan terus cari tempat yang membahayakan warga,” tegasnya.

Sulaedy berharap semua pihak, mulai dari Pemkot, aparat kepolisian, Dishub hingga tokoh masyarakat, bisa bekerja sama untuk mengatasi persoalan balapan liar secara serius dan berkelanjutan, demi menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif di Kota Balikpapan.***

(Ti’m smartrt.news/anang/sumber:Polresta Balikpapan)

Tinggalkan Komentar