Kenapa Sentra Industri di Somber seperti Rumah Hantu?

Pengelolaan usaha di SIKS yang apa adanya. (Smartrt.news)

SMARTRT.NEWS – Kondisi Sentra Industri Kecil Somber Balikpapan, mengundang keterkejutan anggota Dewan. Komisi II DPRD saat meninjau lokasi SIKS di Jalan AW Syahrani, Kelurahan Muara Rapak, mengaku kaget. Musababnya, saat mereka meninjau lokasi pada akhir pekan, ditemukan banyaknya bangunan tak terawat.

Sekretaris Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman mengungkap keprihatinannya atas kondisi SIKS yang terbengkalai. Banyak bangunan kosong ditumbuhi rumput liar, sehingga memberikan kesan angker.

“Banyak bangunan tak terawat. Kondisinya malah seperti rumah hantu,” ujar Taufik, Jumat (31/1/2025). Ia terkejut banyak pohon liar, barang rusak, dan rumah kosong membuat tempat ini terlihat kumuh. Bahkan terkesan angker.

Ia meminta pihak terkait agar lokasi itu dibersihkan agar lebih terang dan nyaman. V

Pihaknya juga mengupayakan anggaran perubahan 2025 untuk merombak kawasan ini. Selain sebagai pusat industri tahu dan tempe, Komisi II melihat SIKS memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata kuliner dan edukasi.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perindustrian Balikpapan, Heruresandy Setia mengakui kondisi Sentra Industri Kecil Somber memang kurang terawat.

Salah satu penyebabnya keterbatasan pemeliharaan karena satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) harus mengelola dua sentra industri sekaligus. Yaitu SIKS di Somber dan sentra industri di Teritip.

“Jujur saja, pemeliharaan belum bisa menutupi semua kebutuhan, apalagi pengelola kami harus membagi fokus di dua lokasi berbeda,” dalih Heru.

Hal ini membuat banyak sarana dan prasarana di SIKS terlihat kumuh dan kurang terawat.

Menurutnya, kunjungan Komisi II DPRD Balikpapan ke SIKS menjadi momentum penting mendorong revitalisasi sentra industri yang telah beroperasi sejak 1998.

“Kami berharap usulan dari DPRD bisa membantu perbaikan fasilitas di sini. Usia sentra ini sudah 25 tahun, dan menjadi yang tertua di Balikpapan. Jadi butuh perhatian khusus agar tetap terjaga,” terangnya.

Dengan revitalisasi, ia optimis kawasan ini bisa lebih produktif dan berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kalau ini diarahkan untuk meningkatkan PAD, tentu kami sangat mendukung. Bisa jadi tambahan potensi baru, walau dalam bentuk retribusi, bukan pajak,” jelasnya.

Meski sebagian besar fasilitas di SIKS sudah digunakan, masih ada sekitar 15 persen bangunan yang belum ditempati pelaku Industri Kecil dan Menengah.

“Saat ini, tingkat keterisian 85 persen, tapi sisanya masih kosong,” tuturnya.

DKUMKMP mengaku selama ini tak bisa kalau hanya mengandalkan APBD. Pihaknya sedang mengajukan pendanaan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

DKUMKMP juga sedang menyiapkan revisi site plan dan Detail Engineering Design (DED) agar proses pengajuan pendanaan bisa lebih matang. Dengan harapan bisa terealisasi di tahun 2026.

“Saat pengajuan ke pusat nanti, dokumennya harus lengkap. Kami ingin memastikan segala perencanaan sudah tersedia. Sehingga peluang mendapat bantuan lebih besar,” tandas Heru.

Reporter: Musafir B

Editor: Kopi Hitam